EHM..
suara itu berasal dari belakang punggung Monalisa.
Saat menoleh dan melihat siapa pelakunya, wajah nya berubah pias.
Sadar dengan kesalahan yang dia perbuat Monalisa berdiri dan menunduk menghindari tatapan tajam dari pangeran Samudra.
"Hai Samudra, ku kira siapa ternyata kau" seru Azka yang tau ketakutan Monalisa atas kedatangan pangeran yang mendadak.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Tanya pangeran samudra tanpa melepaskan tatapan tajam nya dari Monalisa yang masih setia menunduk menyembunyikan wajahnya.
"Ohh aku hanya sedikit berbincang dengan nya, membicarakan hal yang tidak penting, ya kan Monalisa?" Serunya seraya bertanya pada Monalisa yang di balas anggukan.
"Aku harap kau sadar bahwa disini kau bekerja sebagai pelayan ku, bukan untuk mencari teman" seru pangeran Samudra dengan nada dingin.
Monalisa yang mendengarnya merasa sangat takut dan terhina, mati-matian dia menahan air mata, agar tidak menangis.
"Maaf pangeran saya tidak akan mengulanginya lagi" serunya dengan suara bergetar.
Pangeran yang merasa cukup dengan jawaban Monalisa memilih pergi di ikuti Rosela yang bergelayut manja di lengan nya.
Sedangkan Azka yang merasa tidak enak hati mendekat untuk melihat keadaan teman barunya itu.
"Monalisa maaf, aku tidak bermaksud membuat mu di amuk oleh Samudra" serunya dengan penuh sesal."Bukan salah anda pangeran Azka ini salahku yang tidak sadar posisiku" ujar Monalisa sambil memaksa tersenyum.
Hembusan nafas berat terdengar dari Azka yang merasa bersalah.
"Baik lah sekarang aku kau panggil pangeran lagi, ya sudah aku harus menyusul Samudra, kau benahi dulu penampilan mu lalu susul kami, kami akan ke kantin untuk makan siang" serunya dan pergi menjauh.'apa seorang budak sepertiku tak pantas memiliki teman? Dasar pangeran sombong, jika kau bukan pangeran sudah pasti kau tidak punya teman, karena sombong' gerutunya dalam hati sambil berjalan membawa tas berisi peralatan pangeran samudra.
©©©©
Di kantin pangeran lebih banyak berdiam diri, otak nya memikirkan ucapan yang baru saya dia lontarkan ke Monalisa.
Menghembuskan nafas gusah sudah beberapa kali terdengar.
"Samudra, kurasa ucapanmu tadi keterlaluan" seru Azka membuat pangeran menggeram tertahan.
"Itu bukan urusan mu" jawab pangeran dengan nada dingin.
"Tapi dia teman ku" jawaban Azka benar-benar memancing emosi pangeran.
"Dia pelayan ku kau tak punya hak atasnya" seru pangeran menekankan.
Monalisa yang baru saja tiba langsung menghapiri pangeran dengan tertatih mengingat kaki nya yang masih sakit.
"Pangeran ingin makan apa? Biar saya ambilkan" serunya saat sudah di samping pangeran.
"Apa saja sesukamu" jawaban pangeran membuat Monalisa bingung.
Rosela yang melihat Monalisa sangat jengkel, merasa dia tersaingi dan teracuhkan.
"Hai pelayan! ambil kan juga aku makan" serunya dengan sinis."Kurasa kau punya pelayan Rosela, dia pelayan pribadiku" ujar pangeran sambil memainkan handphone di tangan nya.
"Tap_i pangeran, baik lah tidak jadi sana!" Serunya saat ingin membantah tapi tak berani dengan aura yang di keluarkan oleh pangeran Samudra.
Monalisa yang merasa sudah tidak di butuhkan lagi segera pergi memesan makan untuk sang pangeran.
"Kalian keterlaluan sekali, aku akan membantunya" seru Azka yang langsung berdiri berjalan menyusul Monalisa.
"Kurasa Azka menyukainya, dia terlihat selalu membela pelayanan itu, sungguh dongeng yang menarik, ya kan pangeran?" Pertanyaan itu tidak di indahkan oleh pangeran.
mendengar penuturan itu justru pangeran mengepalkan tangan nya kuat.
'apa yang Azka ingin kan sebenarnya, kenapa dia seolah peduli sekali dengan Monalisa? Apa Monalisa memiliki sebuah rencana tidak baik terhadap Azka serunya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran & Monalisa
General FictionDewasa (18+) Seorang pangeran memendam rasa cintai pada anak pelayannya? Bagai mana kisahnya ? Baca dan beri kesan dengan memberi 🌟 Jika ingin melihat semua chapter dengan cepat...😋maka harus komentar yang pedes atau lucu buat karakter nya ya...🤭...