☘☘☘☘☘☘☘
Seperti biasa Seungmin tengah memberi jadwal obat kepada semua pasien-pasiennya di bangsal anak-anak.
Setiap hari ia tidak tega harus melihat anak-anak yg dipasang selang infus ditangan mungilnya. Ingat bersikap profesional, si manis selalu tersenyum manis agar semua pasiennya tidak takut. Stigma anak kecil tentang seseorang berbaju putih dan rumah sakit itu sangatlah buruk. Jadi jangan sampai membuat mereka berfikir bahwa itu menakutkan tetapi menyenangkan.
"Hei nona choi, waktunya untuk meminum obatmu"
Seungmin berjalan mendekat dan memberikan obat pada seorang gadis cantik yg senyumnya semanis buah Cherry.
"Siap nona kim"
"Aku ini laki-laki anak kecil"
Gadis kecil yg bernama choi jisu terkikik geli karena berhasil menjahili perawat ke sukaannya, sedangkan yg dijahili mengerucutkan bibirnya lucu.
"Cukup panggil aku Lia saja perawat Kim"
Lalu si gadis kecil melangkahkan kakinya dengan riang menuju ranjangnya.
"Kau sendirian?"
"Hu'um perawat Kim"
Lia menganggukan kepalanya lucu, kakinya ia lipat duduk bersila sambil menarik-narik kecil selimutnya.
"Sudah menghabiskan makan siangnya nona kecil?"
Seungmin menuangkan segelas air untuk diberikannya kepada Lia.
"Tenang saja perawat Kim aku tidak akan meninggalkan sedikit pun jadwalku. Aku ingin cepat sembuh agar bisa bermain bersama teman-teman. Sebentar lagi natal akan tiba, aku harap bisa merasakan hangatnya natal dirumah. Aku harap tuhan mengangkat semua penyakitku"
Lalu ia tersenyum yg membuat kedua matanya membentuk bulan sabit.
Seungmin menyerahkan air didalam gelas dan tidak lupa juga 3 butir obat yg harus diminum Lia.
Tiba-tiba saja pintu kamar rawat Lia terbuka menampakkan wajah lelah sang ibu yg memberikan senyumannya kepada si manis Kim.
"Anak pintar, maafkan ibu yg harus meninggalkanmu disini sendirian sayang"
Sang ibu memeluk erat tubuh sang anak dalam rengkuhannya. Pemandangan yg luar biasa indah sama seperti melihat sungai atau gunung yg membentang luas.
"Ibu tak perlu khawatir, banyak perawat yg bisa mengajakku bermain disini. Oh iya Bu tadi aku melihat teman baru. Ia menangis dipasang selang infus ditangannya, untung saja aku tidak"
Lia tersenyum, lalu badannya direngkuh lagi oleh sang ibu.
"Kau harus memberinya semangat"
Tok tok tok
Pintu ruangan itu kembali diketuk. Pintu perlahan dibuka lalu menampilkan sosok yg tidak familiar.
"Oh perawat Kim"
Itu si pria tupai yg terlihat sedikit hmm- sedikit menjaga imejnya menjadi pria yg manis.