Woojin memajukan bibirnya dibalik bangku penumpang. Ia tidak bisa berkutik ketika sang ayah Kim wonpil menyuruh mereka untuk pergi ke jamuan makan malam keluarga Hwang.
Padahal malam ini ia sudah membuat janji dengan Chan untuk makan malam bersama.
Seungmin yg duduk disebelah Woojin dari tadi mengatur detak jantungnya. Jantungnya berpacu dua kali lipat dari biasanya.
Mina yg melihat kearah Seungmin lewat kaca pun menyunggingkan senyuman kecilnya.
"Ada apa minnie?"
"Bun, Adek takut"
Wonpil terkekeh pelan, tangannya masih sibuk dibalik kemudi.
"Anak ayah takut kenapa sih?"
"Tidak ada, hanya takut"
Jawab si manis seperti berbisik. Mina tersenyum lalu membenarkan posisi duduknya kearah si bungsu.
"Dengar, ini hanya makan malam biasa sayang. Keluarga Hwang ingin menjalin silaturahmi. Jadi anak ibu yg manis ini jangan khawatir."
Mina mengusap sayang kepala sang anak yg membuat Seungmin sedikit merasa lebih tenang.
Dering ponsel Seungmin mengalihkan perhatiannya. Disana tertera nama hyunjin. Mina yg ikut melihat siapa yg menelponnya menganggukkan kepalanya menyetujui sang anak untuk mengangkat telponnya.
"Ha-halo?"
Seungmin menatap kearah sang ibu yg tidak pernah luntur memberikan senyumannya.
"Kami hampir sampai. Ya, sampai berjumpa dirumahmu"
Seungmin menutup telponnya lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya.
"Wah sepertinya sudah ada yg tidak sabar ingin bertemu"
Ledek sang ayah yg tersenyum jahil kearah si manis. Mina mencubit pelan lengan sang suami dengan senyuman yg lebih lebar.
"Sayang, nanti anak kita jadi malu"
"Iya maaf kan aku sayang, wah anak kita sudah dewasa semua. Ayah sepertinya baru kemarin mengganti celana Woojin, membelikan bebek karet untuk Seungmin. Tapi sekarang mereka sudah dewasa. Apa kita mau punya anak lagi?"
Pernyataan sang suami membuat Mina tersipu malu sambil mengayunkan tangannya memukul sayang lengan sang suami.
"Woojin, apa kamu sakit?"
"Ah? Tidak ayah aku tidak sakit"
"Lalu?"
Woojin diam ia memainkan ujung bajunya dengan gelisah. Seungmin yg mengetahui jika sang kakak ada janji dengan pacarnya itu pun merasa bersalah.
"Kak Woojin sebenarnya malam ini sudah ada janji dengan kak Chan. Ayah, biarkan kak Woojin pergi berkencan"
Woojin mengangkat kepalanya menatap Seungmin bingung.
"Sayang, kenapa tidak bilang? Yasudah kamu mau kami antar?"
"Tidak Bun, Woojin tidak enak."
Mina tersenyum lalu menatap mata sang suami yg sesekali melirik kearah istrinya.
"Tidak apa-apa sayang, jika kamu sudah memiliki janji lain. Atau- atau Chan ikut kerumah hyunjin? Hitung-hitung sebagai latihan untuk chan."
"Latihan?"
"Iya. Latihan untuk menjadi bagian dari keluarga Kim"
Woojin tersipu mendengar kan ucapan ayahnya itu.