Setelah diantar pulang dengan selamat oleh hyunjin. Hyunjin langsung berpamitan pada kedua orang tua Seungmin lalu melajukan kendaraannya pulang setelah melambaikan tangannya kearah si manis.
Seungmin menutup kedua telinganya ketika mendengarkan pertanyaan bertubi-tubi yg keluar dari mulut sang kakak. Dengan langkah yg terus ia bawa menuju kamarnya.
Dengan cepat Seungmin menutup pintu kamarnya menghalau sang kakak untuk masuk kedalam kamarnya.
Seungmin mengeluarkan ponselnya membuka pesannya dengan hyunjin lalu dengan lincah jari-jari nya mengetikkan sesuatu disana.
Hati-hati dijalan. Tidur yg nyenyak
21.00Setelah menaruh ponselnya Seungmin segera mengganti pakaiannya mencuci muka, menggosok gigi lalu kembali kekamarnya dengan menggunakan piyama bergambar kelinci.
Seungmin melihat kearah ponselnya lagi, tapi tidak ada pesan masuk dari hyunjin. Seungmin memutuskan untuk mengunci layar ponselnya lalu mematikan lampu kamarnya lalu pergi ke alam mimpi.
☘☘☘☘☘☘☘
Beberapa orang tengah mengelilingi mobil yg menabrak pohon dipinggir jalan. Semua orang berteriak dari luar tanpa ada niatan untuk membantu mengeluarkan pemuda itu dari dalam sana.
Pemuda yg berada didalam mobil itu mengangkat kepalanya dari setir. Darah segar keluar dari luka dikeningnya. Beberapa orang membantu membukakan pintu dan membawa pemuda itu keluar dari mobil.
"Siapa namamu?"
Tanya seorang warga yg membantu pemuda itu keluar dari mobil.
"Namaku, namaku hyunjin aw"
Hyunjin memegang kepalanya yg terasa sakit lalu dengan cepat menelpon sang kakak agar menjemputnya.
"Halo kak"
"Kenapa lagi? Tidak mau pulang kerumah dan ingin menginap dirumah perawat Kim?"
"Aku kecelakaan di dekat persimpangan menuju rumah. Sepertinya kepalaku-"
"Tunggu disana aku akan segera menjemput dan membawamu kerumah sakit."
Hyunjin menaruh ponselnya kedalam kantung celananya dengan kedua tangan menumpuh kepalanya yg pusing.
15 menit setelahnya datang Jinyoung dan yeji yg langsung memapah hyunjin kedalam mobil lalu membawanya menuju rumah sakit.
"Naik mobil itu hati-hati"
Hyunjin yg dimarahi oleh sang kembaran pun tidak memperdulikan ocehannya ia masih memejamkan matanya sambil memegangi kepalanya.
Setelah sampai diigd hyunjin dengan cepat ditangani oleh beberapa tenaga medis disana.
Seorang dokter mendekat kearah Jinyoung dan yeji yg sedang duduk menunggu kabar.
"Jie, kayaknya hyunjin harus dirawat. Soalnya dia pingsan tadi pas kecelakaan."
Kata sang dokter yg ditanda pengenalnya tertuliskan nama Mark tuan disana. Dokter Mark menepuk-nepuk pundak Jinyoung lalu tersenyum.
"Apapun, asalkan hyunjin ga kenapa-kenapa"
Jinyoung dan Mark itu teman akrab mereka juga dulu berjuang bersama ketika masih menjadi mahasiswa kedokteran. Keduanya berpisah setelah mengambil spesialis.
Yeji yg memperhatikan sang kakak, mengangkat sebelah alisnya. Biasanya kakaknya itu tidak pernah selembut itu dengan kembarannya.
Jinyoung mengikuti Mark untuk mengurus semua kelengkapan administrasi hyunjin. Sedangkan yeji masuk kedalam memperhatikan sang kembaran yg keningnya sedang dijahit.
Yeji menggerak-gerakkan lengan baju hyunjin yg membuat mata hyunjin melirik kearah sang kembaran.
"Jin, sakit ya? Jangan sakit dong. Kalau kamu sakit ntar aku sama kak Jinyoung gangguin siapa dong?"
Hyunjin menghela nafasnya pasrah. Perawat yg sedang menjahit luka hyunjin pun ikut terkekeh pelan.
"Mau aku telponin kak Minnie?"
Hyunjin yg tadinya ingin memejamkan matanya kembali membuka matanya lebar ketika yeji menyebutkan nama si manis.
"Ja-jangan. Aku tidak mau bikin dia sedih"
Yeji memiringkan kepalanya menatap sang kembaran dengan bingung.
"Kenapa? Kalau kamu tidak memberi tau kak Minnie dia pasti semakin sedih"
"Kasih taunya besok aja. Sekarang sudah malam. Dia butuh istirahat. Bagaimana ibu dan ayah? Kakek?"
"Sementara kak Jinyoung belum memberitahu mereka. Tadi kebetulan aku melihat kak Jinyoung ingin keluar sembunyi-sembunyi dari rumah."
"Baguslah, biarkan kak Jinyoung memberi tau ayah,ibu dan kakek besok"
"Biar malam ini aku yg menjagamu disini. Biar kak Jinyoung pulang kerumah. Besok dia harus bekerja"
"Bukannya besok kamu juga ada tes?"
"Aku bisa pulang pagi-pagi sekali kerumah. Jangan khawatir jinnie, kembaran mu ini wanita tangguh"
Hyunjin dan yeji tertawa pelan mentertawakan kelakuan yeji yg menurut hyunjin sangat manis ketika ia sedang sakit.
Jinyoung sambil membawa coklat hangat ditangannya memberikan segelas untuk adik perempuan kesayangannya itu.
"Ayo yeji kakak antar pulang, biar kakak yg menjaga hyunjin disini"
"Tidak tidak biar malam ini aku yg menjaga hyunjin. Lagi pula ikatan batin anak kembar itu sangat kuat kak. Aku tidak bisa tenang jika kembaran ku kesakitan."
Jinyoung menepuk pelan kepala yeji sambil tersenyum.
"Sebaiknya kakak pulang saja, besok kakak harus kerja"
"Kamu bilang ikatan anak kembar itu kuat. Nah ikatan seorang kakak dengan adik-adik nya itu lebih kuat. Kakak tidak ingin jika adik-adik kakak sedang sakit kakak malah tidur enak dirumah"
Hyunjin yg mendengar perkataan Jinyoung pun langsung tertawa menahan sedikit rasa perih yg masih tersisa.
Yeji dan Jinyoung yg mendengar hyunjin tertawa langsung mengalihkan tatapan mereka kearah hyunjin.
Yeji dan Jinyoung saling bertatapan bingung.
Hyunjin sedikit mengelap air matanya yg menetes dari sudut matanya.
"Seharusnya ini menjadi momen yg mengharukan. Tapi entah kenapa jika kalimat itu keluar dari mulut kakak dan yeji itu seperti sebuah humor. Tidak biasanya orang yg menyebalkan seperti kakak dan yeji berbicara seperti itu"
Hyunjin kembali tertawa sesekali mengelap air mata yg keluar dari kedua sudut matanya.
"Yeji, kamu tunggu sebentar disini. Sepertinya kembaranmu menjadi idiot setelah terbentur"
"Baiklah kak, tolong Carikan dokter bila perlu menyuntikkannya obat tidur dengan dosis yg tinggi"
Hyunjin yg baru akan mengangkat tangannya urung begitu saja ketika tidak sengaja tangannya mengenai luka dikeningnya sendiri membuat Jinyoung dan yeji tertawa. Sedangkan hyunjin sedang mengeluarkan sumpah serapahnya untuk kakak dan kembarannya itu.
Uwu up! Jangan lupa vote dan komennya 💕 maaf kalau banyak typo author tidak editedit lageee😂