Seungmin diajak yeji duduk dibelakang rumahnya duduk bersebelahan diayunan.
Yeji mengayunkan tubuhnya kedepan dan kebelakang sambil menatap langit malam yg dipenuhi bintang.
"Seungmin"
Yg dipanggil mengalihkan tatapannya kearah yeji yg masih fokus menatap langit.
"Aku bersyukur kamu yg hadir ditengah-tengah keluarga kami."
Yeji menatap Seungmin sambil tersenyum. Ayunannya berhenti dan menatap fokus kearah si manis.
"Aku bersyukur hyunjin memilih orang yg tepat untuk hidupnya. Aku harap kamu juga bisa membalas perasaannya."
Seungmin menundukkan kepalanya dengan kedua tangan menggenggam erat tali ayunan yg dia duduki.
"Aku- apa hyunjin benar-benar menyukaiku? Sepertinya dia tidak menyukaiku"
Yeji mengangkat sebelah alisnya bingung dengan penuturan si manis.
"Aku rasa dokter hyunjin hanya menganggapmu sebagai rekan kerjanya tidak lebih."
"Apa karena hyunjin belum menyatakan perasaannya padamu?"
Seungmin tidak menjawab. Kepalanya masih tertunduk kebawah.
"Sudah ku duga. Dasar payah. Aku sudah berulang kali menyuruhnya untuk menyatakan perasaannya padamu. Dia juga menyukaimu Seungmin."
Seungmin mengangkat kepalanya menatap yeji bingung.
"Aku rasa hyunjin tidak ingin seperti kak Jinyoung. Ingin mendengar sesuatu?"
Seungmin menganggukkan kepalanya pelan.
"Kak Jinyoung dulu punya tunangan. Dia wanita yg baik dan yg paling penting aku menyayanginya juga seperti kakakku sendiri. Tapi, dia memutuskan untuk membatalkan pertunangan nya dengan kak Jinyoung tanpa alasan yg jelas. Kak Jinyoung begitu putus asa dan hyunjin yg sangat menyayangi kak Jinyoung pun jadi ikut tertular tidak ingin jatuh cinta. Tapi sejak bertemu denganmu perasaannya goyah. Dia menyukaimu"
Yeji mengayunkan lagi kakinya.
"Hyunjin perlahan mulai membuka hatinya untukmu dan dia masih mengumpulkan nyalinya untuk menyatakan perasaannya padamu. Dan yg pasti bukan untuk hubungan yg main-main"
"Ehem"
Yeji dan Seungmin langsung menoleh kebelakang ketika mendengar suara dari belakang mereka.
Disana ada Jinyoung dan juga hyunjin yg berdiri sambil tersenyum.
"Yeji, kakak membelikanmu kue yg enak ayo masuk kedalam"
Jinyoung memberi kode untuk yeji masuk bersamanya tapi yeji tidak peka.
"Mata kak Jinyoung kenapa? Kak Jinyoung kerasukan?"
Jinyoung menepuk jidatnya lalu berjalan kearah yeji mengaitkan lengan sang adik ke lengannya.
"Ayo ikut kakak"
Yeji ditarik paksa oleh Jinyoung masuk kedalam rumah.
Seungmin terkekeh melihat tingkah kakak beradik itu. Tanpa ia sadar sudah ada hyunjin duduk disebelahnya sambil memandangi wajah si manis yg sedang tersenyum.
"Apa makanannya enak?"
Seungmin tersenyum kearah hyunjin sambil menganggukkan kepalanya.
"Sangat, aku suka sekali dengan makanannya."
"Syukurlah"
Hening, hyunjin menatap bintang di langit sambil tersenyum.
"Tuhan begitu baik padaku."
"Tuhan itu selalu baik"
Hyunjin menundukkan kepalanya. Matanya fokus pada tali sepatu yg Seungmin kenakan.
Hyunjin berpindah posisi, ia berjongkok didepan si manis yg membuat Seungmin kaget.
Hyunjin membenarkan ikatan tali sepatu yg si manis kenakan sambil tersenyum.
"Ini bisa membuatmu jatuh. Jatuh ke tanah tidak seindah jatuh cinta"
Seungmin terkekeh pelan. Matanya fokus menatap hyunjin yg sedang mengikat tali sepatunya.
"Walaupun jatuh cinta tapi tidak berani mengungkapkan nya untuk apa?"
Tangan hyunjin berhenti mengikat tali sepatu si manis. Ia mendongak kan kepalanya menatap tepat Dimata si manis.
Hyunjin merogoh kantung celananya dan mengeluarkan sebuah kotak cincin dengan cincin yg indah didalamnya.
"Kim seungmin, maukah kamu menjadi pendamping hidupku sampai akhir hayat?"
Seungmin refleks menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Seungmin kaget bukan main, ini pertama baginya dan hyunjin orang pertama yg melakukannya.
Air matanya mengalir dengan sendirinya.
"Jangan menangis. Maafkan aku terlambat memberi tau mu. Aku ingin meyakinkan diriku sendiri dan aku juga ingin memantapkan hatiku. Sekarang aku sudah yakin. Aku ingin menikahimu. Jadi jawabannya?"
Seungmin berdiri dihadapan hyunjin. Ia menarik tangan hyunjin membuat hyunjin ikut berdiri.
"A-aku mau"
Suara malu-malu yg keluar dari mulut si manis membuat senyuman terukir diwajah hyunjin yg baru saja mendengarkan jawaban yg sangat ia inginkan keluar dari mulut Seungmin.
Dengan cepat hyunjin memasangkan cincinnya ke jari si manis lalu memeluk tubuh Seungmin erat.
"Terimakasih"
Seungmin menyembunyikan wajahnya yg memerah dibalik dada bidang hyunjin.
Disisi lain.
"Iss apasih kak Jinyoung?"
"Bentar bentar. Coba liat deh bentar lagi bakal ada drama"
Jinyoung dan yeji mengintip dari balik pintu. Yeji yg gemas melihat tingkah kembarannya itu menggigit gorden erat.
Kelakuan yeji dan Jinyoung menarik perhatian yg lain sehingga membuat merek semua ikut mengintip dari balik pintu.
"Kenapa sih?"
Suara Chan yg besar itu langsung dibekap oleh Jinyoung menyuruh ya untuk diam dan memperhatikan adegan yg ada didepan sana.
"Ssttt liat, hyunjin sedang menyatakan perasaannya pada Seungmin?"
"Mana? Ibu mau lihat"
Sohee langsung berdiri paling depan.
Ketika seungmin masuk kedalam pelukan hyunjin mereka yg bersembunyi dibalik pintu langsung berteriak heboh dan bertepuk tangan membuat Seungmin semakin menyembunyikan wajahnya didada hyunjin.
Sedangkan Hyunjin hanya tertawa gemas melihat kelakuan si manis.
Kakek Hwang yg memperhatikan hyunjin dan Seungmin sejak awalpun tersenyum dibalik jendela kamarnya. Ia memegang foto cantik mendiang istrinya.
"Aku harap kamu juga ikut berbahagia disana. Aku ingin melihat cucu-cucu ku bahagia. Semoga Jinyoung juga cepat membenahi hatinya. Jisoo wanita yg baik untuk Jinyoung. Dia tidak ingin membuat Jinyoung sedih. Kamu tau pastikan alasan jisoo membatalkan pertunangan mereka? Aku harap semuanya akan baik-baik saja sayang"
Kakek Hwang duduk diujung kasurnya sambil memeluk foto sang istri. Rasa rindu didalam hatinya membuat butir-butir air mata keluar begitu saja.
Aku balik lagi. Spesial buat stay yg nungguin aku up. Aku bakal up semuanya malem ini💙 semangat terus stay. OT9 selamanya dihati, tetep dukung OT8 yg sekarang berjuang ya.💙