7. Rencana

38 1 0
                                    

Terdengar jelas suara detikan jarum jam dan juga beberapa suara aneh di luar kamar Dira. Seluruh lampu dalam rumahnya telah mati. Tapi mata Dira masih terbuka lebar menatap ke langit-langit. Ia hanya terdiam berbaring.

Dira beralih menatap ponselnya yang tergeletak di atas meja. Dira membuka ponselnya yang sedari tadi dimatikan.

Begitu menyala, langsung banyak notif yang masuk kedalam ponselnya. Dira hanya meng-scroll notif itu. Raut wajahnya masih datar.

Detik berikutnya, mata Dira langsung terbuka lebar. Terkejut bukan main ketika melihat salah satu notif itu. Dira membukanya dengan masih heran sekaligus bingung.

[12.25] Rafanza Alvaro : Hai Ra! Save nomer gue ya! ;D

[15.50] Rafanza Alvaro : Besok kita ketemuan di taman jam 8. Penting!

Dira menautkan kedua alisnya. Darimana dia dapat nomor Dira? Perasaan Dira tidak pernah memberi nomornya meski Rafan selalu memintanya.

Dan, mengapa dia tiba-tiba ngajak Dira ketemuan? Nggak penting banget.

[23.30] Rafanza Alvaro : Ciee on, bales dong ;3 gue nungguin daritadi tau

Dira bingung harus berekspresi bagaimana. Aneh saja, sebelumnya tak pernah ada yang seperti ini padanya.

Memang setiap hari ia mendapat chat dari cowok, seperti boleh kenalan nggak, lagi apa, udah makan belum. Tapi tak ia pernah balas, dibuka saja tidak. Kalian tahu kan Dira itu benci cowok mata kucing tukang modus.

[23.31] Vanadira Ayushita : Heh, mata kucing! Darimana lu dapet nomer gua hah?!

[23.31] Rafanza Alvaro : Rahasia dunk ;p

[23.31] Rafanza Alvaro : Besok jangan lupa ketemuan di taman jam 8 yah!

[23.32] Vanadira Ayushita : Ogah!

[23.32] Rafanza Alvaro : Nggak boleh nolak, ini demi masa depan temen lo juga

[23.32] Vanadira Ayushita : Maksudnya?

[23.32] Rafanza Alvaro : Dateng aja besok, gue tunggu ;D

[23.34] Rafanza Alvaro : Ra?

[23.34] Rafanza Alvaro : Udah tidur ya? T_T

*****
Sinar pagi nampak mengganggu tidur Dira. Dira membuka matanya perlahan. Cahaya matahari langsung masuk ke matanya, membuatnya enggan untuk membuka matanya kembali.

Semalam ia tak menutup jendelanya dengan benar, pantas saja cahaya dengan mudah menerobos masuk.

Hawa dingin masih terasa menusuk kulit. Dira menarik selimutnya. Berusaha menutupi matanya dari pancaran cahaya. Hari ini ia begitu malas untuk bangun. Mungkin tidur beberapa menit lagi bisa membuatnya tenang.

Varo?!

Dira melebarkan matanya yang semula tertutup. Ia langsung teringat kejadian semalam. Kemarin ia sedang chat dengan Rafan, tapi Dira malah ketiduran.

Dira membuka ponselnya. Dan benar saja, bahkan layarnya masih berada di obrolan dengan Rafan. Dira melihat chat yang belum sempat ia baca. Apa-apaan ini? Baru ditinggal tidur, Rafan sudah meng-spamnya.

[23.34] Rafanza Alvaro : Ra?

[23.34] Rafanza Alvaro : Udah tidur ya? T_T

[23.35] Rafanza Alvaro : Yaudah deh, Good Night Nadira~ mimpiin gue ya ;3

[02.07] Rafanza Alvaro : Eh, gue kebangun gara-gara kebelet nih, haha

[05.30] Rafanza Alvaro : Good Morning Nadira~

RaVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang