"Tapi gue lagi jatuh cinta"
Jatuh cinta
Cinta
Cin..
Ta..
"Sama lo, Nadira"
Sama lo
Lo..
Lo..
Nadira...
Apa-apaan semua ini?! Kenapa ucapan Rafan kemarin malam terus terngiang-ngiang di dalam pikirannya? Kenapa juga ia jadi berdebar-debar tidak jelas begini?!
Dari sekian banyak orang yang mengungkapkan hatinya pada Dira, kenapa baru kali ini ia merasa berdebar?! Apalagi dengan seorang mata kucing seperti dia? Nggak mungkin banget kalau Dira suka padanya!
"Au ah!"
Dira kembali menutupkan selimut hingga menutupi wajahnya. Ia berusaha memejamkan mata. Dira harus bisa tidur! Sudah satu jam ini ia hanya berguling-guling tak jelas.
"Ayo ngantuk! Ayo ngantuuk!"
Hening. Apa Dira sudah berhasil tidur?
"Eh, tapi kenapa Varo bilang, orang yang dia cinta, suka sama orang lain? Maksudnya, gue? Gue suka sama siapa emangnya?", seketika sebuah pertanyaan muncul di kepala Dira.
"Hwaaa!! Kenapa kepikiran Varo terus sih?!! Kan jadi nggak bisa tidur lagi!", Dira langsung bangun dan terduduk.
Rasanya Dira semakin frusrasi saja! Sebenarnya Dira kenapa sih? Kenapa ia terus kepikiran Rafan?! Rasanya jadi aneh begini kan!
"Itu namanya cinta"
Dira langsung terpelonjak kaget. Ia memandangi sekelilingnya. Tapi, tidak ada siapa-siapa lagi. Lalu, suara apa barusan?! Siapa yang barusan ngomong?!
"Si, siapa lo?! Hah!"
Jantung Dira berpacu semakin cepat. Benar-benar tidak beres. Apa disini ada hantunya? Semacam setan cinta?!
"Aku adalah suara hatimu"
"Eh?". Dira memegangi dadanya. Apa benar suaranya dari hati??
Tidak! Tidak mungkin! Mana bisa begitu?! Mana ada hati bisa ngomong. Mungkin Dira jadi menghayal karna frustasi.
Sudahlah, lupakan saja! Lebih baik tidur lagi. Dan suara itu akan hilang. Dira hanya butuh istirahat.
Ia kembali membaringkan tubuhnya di atas kasur. Menyelimuti dirinya lalu berusaha memejamkan mata.
Suara itu tidak terdengar lagi. Aman!"Hey!"
Asjkdjdigfl!!
"Siapa sih lo?! Hah! Keluar nggak pengecut! Gak usah nakut-nakutin gua!!", teriak Dira kesal sendiri.
"Dibilangin gue.. Eh, maksudku, aku adalah suara hatimu. Rasakan ke dalam dirimu sendiri. Apa yang sedang kau rasakan? Kenapa aku berdebar? Karena kau sedang jatuh cinta, kepada laki-laki tampan itu"
Ngoceh apa sih?! Eh tapi, apa benar aku jatuh cinta?? Ah! Nggak mungkin! Kenapa aku percaya ama omonganya?! Mana ada hati bisa ngomong!
"Heh! Gua tau lu bukan kata hati atau apa! Lu pasti orang kan?! Siapa lo hah?! Ngaku nggak!!"
"Aku adalah penunggu hatimu"
Pe, pe, penunggu?!
Deg.. jantung Dira semakin berdetak cepat. Sejak kapan kamar Dira ada penunggunya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
RaVan
Teen FictionKetika cowok playboy jatuh cinta dengan orang yang sudah ditakdirkan bersama..