Rafan berjalan bersejajar dengan Dira. Ia menatap sisi wajah Dira yang nampak sedang memandangi sekelilingnya. Meski tak tersenyum, tapi hari ini Dira nampak tenang. Tidak seperti biasanya yang suka marah-marah.
Detik berikutnya Rafan tersenyum dengan tulus. Mungkin Dira juga butuh refreshing. Karna bagaimanapun Dira tak selamanya hidup dalam emosi.
Rafan beralih menatap tangan Dira. Sejujurnya, Rafan ingin menggenggam tangan itu, tapi ia enggan. Tidak. Hari ini ia tak mau membuat Dira marah-marah karenanya. Ia hanya ingin membuat Dira bisa tersenyum. Dan akan Rafan lakukan itu.
"Lo suka shoping nggak?", tanya Rafan pada Dira.
Dira mengalihkan pandangannya dari sekeliling ke arah Rafan. "Enggak tuh!".
"Gue mau tantang lo buat dare fashion! Buktiin siapa diantara tim make over terhebat. Lo? Atau gue?!", Rafan menantang Dira dengan semangat.
Sebenarnya ada niat terselubung di dalamnya. Setelah ia sukses me-make over Abi, ia juga harus bisa mengubah penampilan Dira. Agar jadi, cewek?
"Oke! Siapa takut?!", akhirnya Dira menyetujuinya! Rafan tak bisa menyembunyikan senyumnya lagi. Ia tak sabar menantikan pertandingan ini.
"Kebetulan tante gue punya butik disini! Ayo kita kesana!", ajak Rafan makin semangat.
*****
"Oke, gue udah nyiapin gulungan kertas yang isinya tema fashion. Lo pilih satu"
Memang sudah dipersiapkan ya? Tentu saja, semua sudah dipersiapkan bahkan sebelum ia mengajak Dira. Untung saja Dira sama sekali tak menyadarinya, jika ini semua adalah rencana Rafan.
Dira mengocok tumpukan gulungan itu, lalu mengambil salah satunya. Ia membukanya dengan hati-hati. Semoga isinya bukan yang aneh-aneh.
"Romantic Style", Dira membacakan gulungan yang ia pilih.
What?! Apa Dira harus memakai baju yang romantis? Dira bahkan tak tahu seperti apa. Yasudahlah, tak apa. Daripada ia harus memakai baju renang.
Sekarang giliran Rafan. Rafan mengocok tumpukan gulungan itu lalu mengambil salah satunya. Ia langsung menunjukannya pada Dira.
"Casual", Rafan membaca tulisan dalam kertas itu.
"Ingat! Lo harus pake baju cewek"
"Terserah gua dong!", protes Dira tak terima.
"Nggak bisa, lo kan cewek! Lagipun nanti bakalan dinilai sama juri"
Bahkan ada jurinya segala? Niat banget sih nih anak?!
"Emang kalo menang dapet apa?", tanya Dira penasaran.
"Dapet cinta", Rafan mulai melantur lagi.
Dira melirik tajam ke arah Rafan. Sumpah! Lama-lama bisa ancur nih butik.
"Yang kalah harus turutin yang menang", ucap Rafan akhirnya serius.
Kayaknya seru juga nih kalo Varo yang kalah!
"Oke!"
Tidak menunggu lama, mereka mulai berpencar untuk mencari baju yang cocok.
Rafan memilih pakaian menurut yang ia suka saja. Model yang sama saat setiap ia pergi kencan.
Tiba-tiba Rafan teringat kejadian tadi. Kenapa temanya bisa pas untuk kencan? Karna Dira tidak akan tahu, kalau semua isi dalam gulungan itu hanya bertuliskan Romantic dan Casual. Tapi untung saja mereka tak kebalik memilihnya.
Rafan kemudian tersenyum licik. Memang mengerjai Dira itu sangat menyenangkan.
Sementara di sisi lain. Dira benar-benar bingung. Baju macam apa yang harus ia pakai? Dira sama sekali tidak tahu bagaimana cewek-cewek ketika kencan. Maklum lah, Dira kan tidak pernah pacaran. Terkadang ia juga lupa kalau dirinya perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaVan
Teen FictionKetika cowok playboy jatuh cinta dengan orang yang sudah ditakdirkan bersama..