Rafan terus berguling kesana kemari. Mencoba menutup matanya sekali lagi. Susah! Rafan tidak bisa tidur.
Entah kenapa Rafan daritadi kepikiran Dira terus. Rafan khawatir kalau Dira suka sama cowok osis itu. Bagaimana kalau mereka sampai pacaran?!
Tidak! Rafan tidak akan membiarkannya. Rafan tahu, Dira tidak pernah pacaran selama ini. Dan jangan sampai ada orang lain yang menjadi pacar pertama Dira!
Rafan harus bisa mendapatkan hati Dira bagaimanapun caranya. Dan sesulit apapun itu.
Rafan bangun kembali. Mengambil jaket dan kunci mobil. Tanpa berpamitan, Rafan langsung pergi dari rumah dengan mobilnya.
Rafan menghentikan mobilnya ketika sampai di tujuan. Ia kemudian turun untuk menghampiri tempat itu. Pintu gerbang langsung dibuka lebar untuk Rafan. Ia berlanjut berjalan ke arah pintu.
Rafan menghela nafas sebentar. Yah, daripada pusing terus kepikiran Dira, mending langsung ke rumahnya saja.
Rafan menekan tombol bel beberapa kali. Belum ada yang keluar. Apa sudah tidur semua? Apa Rafan datang terlalu malam ya? Atau Rafan pulang saja, takut mengganggu.
Tapi beberapa detik kemudian, akhirnya pintu terbuka.
"Loh, Varo?!", kejut Cintya mendapati orang yang datang.
Eh, calon ibu mertua
"Malam Tante"
"Ayo Varo masuk", ajak Cintya ramah terus masuk ke dalam rumahnya. Dan diikuti dengan Rafan. Mereka kemudian duduk di atas sofa.
"Varo mau ketemu Dira ya? Yah, tapi kayaknya Dira udah tidur deh"
"Nggak kok tan, cuma pengin main aja"
"Oh iya, tante mau buatin minum dulu ya. Bi Siti udah pulang soalnya"
"Iya Tante, makasih"
Cintya hanya tersenyum lalu segera pergi ke dapur. Tak lama setelah kepergian Cintya dan tinggal Rafan sendiri, seorang laki-laki paruh baya nampak menuruni tangga.
"Loh, Varo ya?", tanya Brian terkejut tiba-tiba melihatnya ada disini.
Eh, calon ayah mertua
"Udah lama?", Brian lalu ikut duduk di sofa.
"Baru aja kok Om"
"Iya, eh tapi ini udah malem loh. Nggak dimarahin Hendra?"
"Sebenernya Varo belum ijin sama Pak Hendra, Om"
"Oh ya nggak apa-apa. Mending kamu nginep disini aja, nanti biar Om yang bilang sama Hendra", tawar Brian pada Rafan.
"Iya, udah malem loh. Pasti rumah kamu udah dikunci. Nginep sini aja, nanti biar satpam yang masukin mobil kamu ke garasi", ucap Cintya ikut menyetujui.
Eh? Nginep? Di rumah Dira?!
*****
Dira meregangkan badannya, ototnya sudah tak terasa tegang lagi. Hah, capeknya. Kapan tugas ini akan selesai? Kenapa Bu Yana tega memberikan tugas sebanyak ini? Apalagi harus dikumpulkan lusa!
Memang Dira masih bisa melanjutkan besok, besok kan hari minggu. Tapi mumpung Dira lagi kerasukan setan rajin, Dira pasti bisa menyelesaikannya hari ini. Lagipula tugasnya tinggal sedikit lagi.
Tapi yah, Dira sudah lelah dan agak mengantuk. Mungkin istirahat sebentar bisa membuatnya pulih kembali.
Dan mungkin dengan cemilan dan minuman bisa membuatnya tidak mengantuk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaVan
Roman pour AdolescentsKetika cowok playboy jatuh cinta dengan orang yang sudah ditakdirkan bersama..