11. Cemburu

34 1 0
                                    

Seperti biasanya, Dira dan Lara makan bakso Mang Kos di kantin ketika istirahat tiba. Entah ada acara apa, tiba-tiba Lara ingin mentraktirnya.

Lara juga hari ini terlihat lebih ceria. Dia kenapa ya? Ya, apapun itu, Dira akan menerimanya. Yang penting ia dapat makan gratis.

Seketika Dira langsung tersadar saat memakan bakso yang kedua. Ia ingat, kemarin kan Lara kencan dengan Abi?! Pasti ada sesuatu nih! Atau jangan-jangan dia sudah jadian dengan Abi?!

"Oh, jadi lu kemarin udah ditembak sama Abi? Wah sukses ya kencannya", ucap Dira ikut senang. Sebab ini juga berkat usahanya.

"Eh", Lara terkejut dengan pertanyaan Dira.

"Kok, lo tahu?", bagaimana mungkin? Dira ini sudah seperti peramal saja.

Aduh?! Gawat! Keceplosan! Duh, gua harus jawab apaan ya?!

"Eh? Iya, itu, itu kata Var, eh, Rafan! Yah, Rafan kan temen Abi! Jadi dia tahu lah", Dira berusaha menyangkalnya.

Jangan sampai dia tahu jika ia dan Rafan dibalik semua ini. Jangan sampai dia tahu kalau Dira membantunya. Atau nantinya Lara juga akan memaksanya pacaran dengan Rafan. Tidak! Tidak! Dira tidak mau!!

Lara menatapnya dengan curiga. Bagaimana tidak, raut wajah Dira terlihat mencurigakan. Dia terlihat gugup dan cemas. Memang tidak pandai berbohong. Tapi detik berikutnya Lara langsung tersenyum. Membuang dugaan negatifnya.

"Iyaa..Gue udah jadian sama Abi, makanya gue traktir lo", Lara tersenyum simpul. Hari ini ia tak mau merusak moodnya yang sedang baik.

Dira bernafas lega. Untung saja Lara sepertinya tidak curiga. Baguslah. Ia juga ikut senang, selama 2 tahun ini, akhirnya Lara sudah melepas jomblonya. Dan ia juga senang mendapat pajak jadian.

"Eh, lo tahu nggak? Abi sekarang ganteng banget! Ya ampun! Gue sampe pangling liatnya! Nggak nyangka aja, dia berubah cuma demi gue! Ya ampun. Lo juga pasti kaget pas liat dia nanti!", ucap Lara yang mulai heboh.

Yah, nggak bakal kaget! Orang gua ama Varo yang buat dia berubah!?

"Loh terus Abi mana? Kok nggak bareng lu?"

"Eh iya, katanya bentar lagi mau kesini! Eh, itu dia!", Lara menunjuk pada seorang laki-laki yang sedang berjalan kearahnya.

"Hai!", sapa Abi padanya. Lara hanya tersenyum kagum melihatnya.

"Sayang, duduk sini", Lara menarik tangan Abi, mengajaknya untuk duduk disebelahnya.

"Iya, sayang"

Uhuk..uhuk...

Mata Dira langsung terbuka sempurna ketika mendengar ucapan mereka. Apa-apaan mereka ini?! Dira jijik sendiri melihat mereka sekarang.

Ia lupa! Apa jadinya ketika temannya ini sudah pacaran? Yah, pasti hal ini akan terjadi. Sok-sok manja manis syalala. Membuat Dira mual saja!

"Kenapa Ra?", tanya Lara melihatnya tiba-tiba batuk.

"Gapapa! Eh, gua mau, beli minum dulu ya! Bye!", Dira langsung pergi terburu-buru meninggalkan mereka.

Sementara Lara hanya menatapnya heran. Kenapa anak itu? Mau beli minum tapi malah keluar kantin? Padahal di depannya juga ada minum.

*****

Syukurlah. Dira sudah jauh dari pasangan yang mulai alay itu. Kabur adalah jalan yang terbaik untuk saat ini. Hmph! Ia tak mau jadi nyamuk diantara mereka!

Tapi, ia tak tahu, apa jadinya jika Dira harus melihat mereka setiap hari?! Tidak bisa dibayangkan! Bisa-bisa ia malah jadi gila.

Sekarang ia merasa sedikit menyesal telah membantu mereka bersatu! Ia sudah berfirasat pasti akan memperburuk hidupnya! Dan sekarang, menjadi kenyataan!!

RaVanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang