Mereka menghampiri Abi yang sedang duduk sendirian menunggu kedatangan mereka.
"Sekarang jelasin maksud kalian apa? Kalo nggak, gue pergi sekarang?!", Dira mulai tak tenang. Sepertinya benar dugaannya. Bapak anak ini sama-sama nggak jelas!
"Jadi gini, lo tau kan Abi suka sama Lara?"
"Selera Lara itu tinggi!", tangkis Dira cepat.
"Iya, makanya Abi langsung ditolak mentah-mentah. Kalo penampilannya kayak gini, siapapun nggak ada yang suka sama dia!", ucap Rafan menyetujui.
"Jadi?"
"Jadi, gue mau ubah penampilannya, biar Lara bisa suka sama Abi!", ucap Rafan mulai menunjukan semangatnya.
"Terus?", apa hubungannya Dira disini? Itukan urusan mereka dengan Lara. Kenapa mereka harus membawanya kedalam cinta Abi?
"Terus, lo mau kan bantuin gue? Lo cuma harus bilang ke Lara, suruh dia kesini jam 11. Tapi jangan bilang kalo Abi mau nembak Lara", pinta Rafan dengan menunjukan raut wajah paling imutnya.
Apa? Abi mau nembak Lara? Cowok culun itu? Gua nggak salah denger?!
Dira terdiam sejenak. Sebenarnya ini baik atau buruk? Jika ia harus menjodohkan mereka berdua?
Dira merasa kasihan dengan Abi, tapi ia juga peduli pada Lara. Ia tak tega juga membiarkan Lara dengan cowok culun itu.
Sekarang Dira dalam dilema. Siapa yang harus ia pihak? Abi, teman Rafan? Atau Lara, temannya sendiri? Tapi kan siapa tahu jika Abi itu memang jodoh Lara beneran.
Dira membuka matanya. Telah selesai dengan pikirannya. "Yaudah, gue bantu kalian", Dira akhirnya menyetujuinya.
Ia masih ingat, Lara juga kenapa harus mendukungnya dengan Rafan? Mungkin ini adalah salah satu balasannya. Tapi tenang, ini bukan balas dendam kok, hanya bantuin teman menemukan cintanya.
Kayaknya bakalan seru juga nih!
Dira segera mengeluarkan ponselnya dari saku. Ia segera mencari kontak Lara dan menelponnya.
"Hai, Lara", sapa Dira kepada orang disebrang sana.
"Hari ini lu sibuk nggak?"
"..."
"Oke, lu bisa nggak? Dateng ke mall bulan jam 11? Gua pengin jalan-jalan nih sama lu"
"..."
"Ya, nggak papa sih, soalnya gua lagi nemenin Kak Andi nih. Gua juga pengin jalan-jalan berdua sama lu", ucap Dira mencari alasan.
"..."
"Oke! Gua tunggu ya!? Nanti gua chat"
Dira menutup ponselnya. Ia tampak tersenyum menyeringai. Sepertinya yang paling bersemangat kali ini adalah Dira. Anggap saja ini adalah balasan karna Lara selalu mengerjainya.
Rafan mengacungkan jempolnya kepada Dira. Kerja bagus! Sekarang raut wajah mereka tampak lega. Daritadi tegang mendengar percakapan Dira dengan Lara.
Mereka bertiga pun langsung melaksanakan rencana selanjutnya. Dua jam ini akan mereka pergunakan sebaiknya untuk mengubah Abi.
Mereka menelusuri setiap mall. Mencari pakaian yang paling cocok dengan Abi. Agak susah juga sebenarnya. Mereka yang harus memilih semuanya, karna Abi sama sekali tidak tahu soal fashion. Jika disuruh memilih baju, seleranya tetap sama! Gaya anak culun.
Setelah kurang lebih satu jam berlalu dengan cepat, mereka telah selesai memilih baju untuk Abi. Langkah selanjutnya adalah pergi ke salon!
Mereka juga harus mengubah rambut Abi yang super klimis itu. Tidak lupa juga, Rafan harus mengajari caranya bersikap layaknya cowok keren seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaVan
Teen FictionKetika cowok playboy jatuh cinta dengan orang yang sudah ditakdirkan bersama..