Chapter 2 🐦

1.4K 226 148
                                    

-aurora.rs

Pairing: Yohan x Minkyu (Yomin Yokyu Hanmin Hankyu apalah itu namanya gatau)

Rate: T

Genre: School-life, mystery/horror, romance

Disclaimer: Casts aren't mine,
tapi Junkyu pacar saya

Warning: typo(s), boyxboy, indonesian, bahasa amburadul/?, etc.

Please leave this story quickly if you don't like the casts, story, and author :)

.

.

.

.

Minkyu POV -

Ayahku seorang jenderal di tingkat kepolisian, dia punya banyak bintang di bahunya. Namun, semakin banyak bintang yang ada di bahunya, semakin banyak pula tugas berat yang harus ia selesaikan tentang kriminal dan berbagai macam hal mengerikan yang tidak ingin kuketahui.

Ayah dan ibuku bercerai saat umurku masih dua belas tahun. Tadinya, aku akan dibawa dan hidup bersama ibuku ke LA, namun ayah menolak karena dia takut bahwa pergaulanku di LA tidak akan menjadi lebih baik daripada di Korea, maka dari itu sampai sekarang aku tinggal berdua bersama ayahku di Korea, sementara ibu memilih untuk kembali ke LA.

Sebenarnya itu menjadi hal yang paling menyedihkan, tapi sebagai seorang anak, aku hanya dapat menerima keputusan mereka.

Mungkin itu yang terbaik.

"Jadi appa akan pulang besok pagi?" tanyaku.

"Iya. Sepertinya begitu. Kasus ini sangat mendadak sehingga appa harus turun ke lapangan."

"Tapi ini pukul sebelas malam."

"Appa tahu. Kau sebaiknya tidur saja, appa akan datang besok pagi."

"Oke."

Dengan pasrah, aku membiarkan ayahku pergi bersama para pengawalnya ke tempat di mana sebuah kasus terjadi. Bukan hanya aku takut bahwa sesuatu yang lebih buruk akan terjadi kepada ayahku, namun aku juga tidak ingin ia terus berada di luar mengerjakan segala tugasnya yang berbahaya, aku ingin dia berada di rumah dan menghabiskan waktu bersamaku. Kedengarannya mungkin egois, tapi aku juga ingin ayahku ada untukku.

Author POV -

Selama Minkyu sendirian di rumah, hal yang ia lakukan hanyalah mengotak-atik handphone seraya merebahkan dirinya di ranjang. Dirinya berusaha untuk memejamkan matanya dengan harapan agar segera tertidur, namun otaknya tidak berhenti bekerja, alhasil Minkyu tetap terbangun.

Nyaris pukul satu dini hari, Minkyu masih belum tertidur juga, padahal dia harus bangun pagi-pagi sekali dan pergi ke sekolah.

"Huft... kenapa tidak bisa tidur?" keluhnya seraya menutup wajah dengan bantal untuk beberapa saat.

Ketika Minkyu menyingkirkan bantal dari wajahnya lagi, matanya seketika tidak sanggup melihat apapun. Seluruh ruangan menjadi gelap hingga Minkyu sempat berpikir bahwa dirinya buta. Minkyu panik, ia tidak tahu harus berbuat apa dan memilih untuk bersembunyi di bawah selimutnya.

"Kenapa mati lampu segala, sih?!" protesnya.

Minkyu sudah berkali-kali mencari posisi tidur yang tepat, namun selalu saja ada hal yang mengganggunya. Ia membungkus tubuhnya sendiri dengan selimut karena setiap kali ada celah sedikitpun yang terbuka, angindingin selalu bertiup menusuk kulitnya yang mulus itu. Bukan hanya karena merasa tidak nyaman, Minkyu juga takut bahwa angin yang berhembus di pundaknya itu bukanlah sekedar angin.

ᴡᴇɪʀᴅ ꜰᴇᴇʟɪɴɢ [ʜᴀɴᴋʏᴜ|ᴇɴᴅ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang