Bukan kah semua orang mempunyai hari spesialnya masing-masing? Tapi kurasa hal itu tidak berlaku untukku.. Ini seharusnya menjadi hari yang sangat penting bagiku, tapi nyatanya tidak..
Hari ini seharusnya menjadi hari yang sangat berharga bagiku, tapi aku berada bersama appa disini.. didepan pemakaman Ibuku..
Dengan hembusan angin yang menerpa kulit wajahku saat ini membuat beberapa helai rambut ku bertebaran kesana kemari.. Di umurku yang sudah menginjak 6 tahun, aku harus menerima fakta bahwa aku sudah tidak mempunyai seorang Ibu lagi..
Bersama appa disini, kami menyaksikan kegiatan pemakaman Eomma yang dilaksanakan di Busan.. Mungkin memang mental ku masih seperti anak kecil tapi, melihat bahwa Eomma sudah pergi meninggalkan ku untuk selamanya membuat hati ku sangat terluka.
Aku tidak menangis seperti anak lainnya, karena jika aku menangis.. Maka eomma pun juga akan sedih melihat ku menangis, aku akan tetap berusaha kuat walaupun Eomma sudah tiada..
"Eunha.. Ayo kita pulang sayang"
Aku menatap manik mata appa yang sekarang sedang berjongkok didepan ku agar bisa menyamai dengan tinggi tubuhku.. Ia tersenyum lembut walaupun dari matanya mengatakan Appa sangat terluka saat ini.
Aku menggeleng perlahan. "Tidak appa, jika kita pulang siapa yang akan menjaga eomma disini?"
Appa memeluk tubuh mungil ku dengan lembut, aku tidak tahu mengapa tapi aku merasakan bahwa pundak kiriku seketika terasa sangat basah.. Lalu mendengar appa yang mulai terisak pelan karena tangisannya.
"Appa jangan menangis, Eunha berjanji mulai sekarang akan menjadi anak yang baik.. Eunha tidak akan malas untuk berangkat ke sekolah lagi"
Tiba-tiba air mata ku mulai menetes begitu saja karena sedih mendengar appa yang diam-diam menangis dibalik pundak ku.. Appa melepaskan pelukannya dan tersenyum lalu mencium puncak kepala ku.
"Eunha berjanji akan menuruti semua kata-kata appa mulai sekarang?"
Aku mengangguk cepat sambil mengusap hidung ku yang mulai berair.
"Kalau begitu eomma tidak akan suka jika kita masih berada disini, karena eomma sudah berada di surga saat ini.. Pasti banyak malaikat yang akan menjaga nya"
Aku langsung melihat ke arah batu nisan yang bertuliskan nama Jung Yerim disana, lalu aku menatap mata appa dengan mata bulat ku lagi.
"Benarkah?" Appa hanya membalas pertanyaan ku dengan anggukan ringan nya.
"Sekarang ayo kita pulang, agar eomma bisa beristirahat"
Aku menatap makan eomma untuk terakhir kalinya, lalu berjalan perlahan bersama appa meninggalkan area pemakaman, menuju mobil. Walau sangat berat rasanya menerima keadaan saat ini, tapi aku harus tetap kuat apapun yang terjadi selanjutnya.
Sekarang aku hanya mempunyai satu orang tua yang harus kuhormati dan kusayangi saat ini, aku tidak akan menjadi anak kecil yang cengeng. Aku pun juga percaya walaupun eomma sudah tidak berada disamping ku, tapi ia akan tetap hidup dalam hati ku.
***
Sungguh bosan rasanya bermain sendirian di sini, apalagi aku juga tidak mempunyai teman di Busan. Sementara appa sedang mengurus keperluan tentang kematian Eomma, jadi aku hanya seorang diri di taman depan rumah sambil melihat anak lain sedang asyik bermain bersama teman mereka.
Aku yang terus menunduk sambil mengukir gambar bunga di pasir dengan batang kayu, tiba-tiba seorang anak lelaki gendut datang dan menginjakkan kakinya otomatis gambar ku menjadi hancur berantakan karena ulah nya.
Aku berdiri dan melempar batang kayu ke sembarang arah, menatap lelaki gendut itu dengan tatapan tajam.
"Kau sudah menghancurkan bunga ku!" Teriak ku marah padanya.
"Ah maaf, aku tidak sengaja.. Aku sedang mencari koin ku yang terjatuh di sekitar ini"
Aku melihat ke arah tangan nya, dan benar saja sekarang ia sedang menggengam sebuah koin. Jadi ia tidak berbohong.
"Aku tidak pernah melihat mu disekitar sini, apa kau baru pindah ke Busan?" Tanya nya sambil mengamati wajahku.
"Tidak, aku tinggal di Busan hanya untuk 2 hari saja setelah itu akan kembali ke Seoul"
Lelaki itu membulatkan mulutnya dengan mengangguk, memahami penuturan ku barusan.
"Siapa namamu? Ayo kita berteman" Lelaki itu mengulurkan tanganya padaku, tapi aku hanya diam dan menatap wajah bulat nya.
"Aku Eun-
"Jungkook-ah!!" Kami menoleh secara bersamaan karena teriakan dari seseorang diseberang sana.
Kulihat ada beberapa anak sedang melambaikan tangan nya ke arah ku dan lelaki ini..
"Teman ku sudah datang, aku pergi dulu ya.. Sampai jumpa" Ujar lelaki gendut itu lalu pergi meninggalkan ku berlari menuju teman-temannya.
Aku mengangkat kedua bahu ku tidak peduli, lalu kembali masuk kedalam rumah.. Lebih baik aku menonton televisi saja.
***
#Haihai ini spesial part ultahnya si unaa yeayy.. Maaf ya kalo pendek dan ga begitu bagus hehe, udah pada ngucapin hbd belom nih ke pacar nya juki😂😂😂
Eunha yang ulang tahun aku yang semangat masa😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister My Girlfriend [Eunkook] ✔
Fanfic[Complete] Bukan maksud hati untuk mencintai adik nya sendiri, tapi Jungkook tidak bisa menahan dirinya untuk jatuh kedalam pesona Eunha.. [ 27-01-19] - [ 28-07-19]