~Terkadang hanya untuk tersenyum saja kau perlu memakai ribuan topeng~
***
Gadis itu mengembuskan napas lega setelah berhasil menjawab soal fisika yang terakhir. Tubuhnya ia regangkan sebentar sebelum menutup buku di hadapannya. Ia beranjak dari meja belajarnya. Buku dengan sampul hijau itu ia masukkan ke dalam ransel birunya, diikuti beberapa buku dan alat tulis lain yang ada di mejanya. Netranya beralih ke pintu balkon setelah berhasil menutup ranselnya. Ia langkahkan kakinya mendekati pintu. Derit pintu terdengar di antara kesunyian, kakinya ia tapakkan di lantai balkon. Semilir angin menerpa wajahnya yang lesu. Kepalanya mendongak, menatap bintang yang sedang menemani bulan di langit malam. Mereka tak pernah sendiri. Memang dalam kesunyian, tapi tak pernah terpisah.
Oke kita stop dulu. Wkwkw dan ada kabar baik nihh
Circumpolar sudah open Pre-Order. Yeay. Yang udah kepo sama kelanjutan ceritanya cuss dicheck out segera. Mumpung kemarin habis THR ye gak siii
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCUMPOLAR [NEW VERSION]
Teen FictionIni bukan tentang aku dan dia. Ini bukan tentang aku yang dikenal sebagai most wanted. Ini bukan hanya tentang remaja yang dilanda asmara. Ini bukan tentang bahagia setelah duka, seperti kata orang, pelangi akan hadir setelah hujan lebat. ...