Eps. 2

2.8K 311 24
                                    

Mianhe jika banyak tipo (abaikan saja)

Queen Jisoo keluar dari ruangan Limario. Namun, Limario tak tampak keluar bersamanya. Rupanya dia tetap berada di ruangannya itu.

Jennie spontan berjalan kearah ruangan Lim, namun dicegah oleh Chaeyoung.

"hai apa yg akan kau lakukan?" tanya Chaeyoung padanya sedikit kwatir.

"aku akan bicara dg nya."

"Jennie! ehm maksutku princess Jennie, sebaiknya jangan. Lim masih dalam keadaan emosi. Lain kali saja kita bicara dengannya, ok?"

"Chaeng, aku tahu watak Lim seperti apa. Kalau kita terlambat menasehatinya, dia bisa saja bertindak diluar pemikiran kita. Jadi biarkan aku bicara padanya." Jennie sedikit memaksa.

"Tapi kan... " belum selesai Chaeyoung menyelesaikan ucapannya, Jennie langsung meninggalkannya dan masuk ke ruangan Limario tanpa permisi.

... Teplak... Teplak... Suara alas kaki Jennie terdengar jelas. Limario yg sedang berdiri menatap foto masa kecilnya bersama orang tuanya dan Chaeyoung juga Jisoo, segera membalikkan badan.

"siapa yg menyuruhmu masuk?" tanyanya ketus pada Jennie.

"maaf Lim, aku tidak permisi. Aku hanya ingin bicara dg mu."

"kau seorang putri kan? Punya sopan santun kan? Jika kau masuk ke ruangan seorang pangeran, harusnya kau meminta ijin dulu." kata Lim dengan tatapan mata yg agak kesal.

"iya aku tahu. Aku mengaku salah." Jennie menghela nafas pelan. "sekarang apakah kita bisa bicara?"

"kau mau bicara apa?"

"tidak bisakah kau menyuruhku duduk dulu? Agar kita bisa ngobrol santai?" Jennie mendekat pada Limario.

"kalau kau mau duduk, ya duduk saja. Tidak perlu menungguku memintamu kan. Lagipula kau masuk ke privet room ku saja tidak ijin." Ucap Limario sedikit dingin.

Jennie tampak sedikit kesal dengan sikap dingin Limario padanya. Beberapa kali dia tampak menghela nafas pertanda menahan kekesalannya.

"ok Lim, aku hanya ingin bilang bahwa kau sudah dewasa. Kau tahu harus bertindak apa dalam mengatasi masalahmu. Kau bukan Limario kecil yg masih suka ingusan dan suka merengek pada bibi ratu. Kau juga bukan Limario yg jika terjatuh selalu menyalahkan benda yg kau tabrak. Kau merasa posisimu sulit, tapi kau tidak sadar bahwa posisi Jisoo unni jauh lebih sulit dari yg kau bayangkan." Tegas Jennie padanya.

"Jen, jika kau kesini hanya untuk bicara seperti itu, lebih baik kau tinggalkan aku sendiri." Ucap limario sedikit lantang.

"Limario, aku bicara padamu dg baik-baik. Tidak bisakah kau menyikapinya dg baik juga?" kata Jennie dg nada sedikit tinggi.

Limario mendekat pada Jennie. Dia mendekatkan wajahnya pada Jennie. Sekarang wajah mereka hanya berjarak 3 senti satu sama lain.

"dengarkan aku baik-baik, ini urusanku dg keluargaku. Jadi tidak ada urusannya dg mu. Jadi lebih baik kau tutup mulutmu dan atur saja kerajaanmu sendiri, putri Jennie." ucap Lim lirih namun terdengar jelas oleh Jennie.

"baik, benar kata Chaeyoung. Percuma bicara dg mu. Kau sama saja seperti anak kecil yg keras kepala dan mau menang sendiri."

"jadi Chaeyoung yg menyuruhmu kesini?"

"bukan. Aku kesini atas kemauanku sendiri. Tapi rupanya aku salah, kau orang paling keras yg tidak tahu artinya sebuah pengorbanan. Kau selalu mendapatkan perlakuan istimewa tanpa harus bersusah payah tuk mendapatkan apa yg kau inginkan."

Sang Penakluk (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang