Eps. 17

1.6K 200 22
                                    

- Kembali ke masa sekarang -

Setelah mengorek memori di masa lalu, akhirnya Queen Jisoo memutuskan tuk memejamkan mata sambil memeluk putranya itu. Pikirannya tampak kacau. Pasalnya, ia tak tahu harus berbagi cerita kepada siapa? Tak ada sosok bijak yang bisa dia andalkan. Selain orang tuanya, Jisoo hanya nyaman bercerita pada mendiang kakak perempuan dan mendiang suaminya.

Ingin sekali dirinya bisa berbagi dengan kedua adiknya itu, namun tidak mungkin. Karena adik kembarnya itu masih butuh bimbingannya. Dan terlahir ketika kerajaan sudah berjaya, berbeda dengan saat Jisoo masih kecil dulu.

Wajah cantik queen Jisoo tampak terlelap dalam selimut kehangatan malam. Ada sekitar 6 pengawal yang berjaga di depan, samping dan bagian belakang paviliunnya. Karena, sebelum tidur, queen Jisoo memerintakan mereka untuk bersiaga penuh.

Belum sejam dirinya tertidur, terdengar suara gaduh dari luar. Tampak seperti surat kaki berlari diatas atap paviliun ratu menuju paviliun pangeran.

Tanpa pikir panjang, Queen Jisoo yang memakai piyama segera keluar untuk mengecek keadaan. Benar saja, dua penjaganya tergeletak bersimba darah dalam keadaan tak bernyawa.

Sementara penjaga lain segera menghampirinya.

"Yang Mulia ratu, sebaiknya anda tetap di dalam pavilun. Saya sudah mengerahkan para pendekar untuk menangkap penyusup itu" kata komandan keamanan kerajaan.

"Bagaimana orang itu bisa masuk?"

"Saya rasa penyusup itu bisa masuk dengan bantuan orang yang ada di dalam istana."

"Maksutmu, ada yang sengaja ingin menggulingkan kekuasaan? Dengan memberikan akses penyusup untuk menyerang? " Jisoo tampak sedikit kwatir.

"Benar yang mulia. Saya rasa yang diincar adalah pangeran Chaeyoung"

"Apa?" Jisoo sejenak berfikir, tiba-tiba dirinya tersentak kaget mengingat bahwa di paviliun pangeran tempat Chaeyoung istirahat hanya ada 6 penjaga & 3 pendekar yang berjaga. Tidak ada satupun orang di dalam paviliun untuk menjamin keamanan pangeran itu.

Jisoo segera masuk kembali dan mengambil putranya untuk digendongnya menuju paviliun pangeran. Ia mendapati penasehat Lee dan Tzuyu bersama beberapa pendekar sedang mengeroyok 2 orang penyusup yang berusaha menerobos masuk ke paviliun pangeran Chaeyoung.

Queen Jisoo bergegas ke paviliun Chaeyoung. Seorang dayang pengasuh tampak terbangun, dengan segera Jisoo memberikan putranya pada dayang itu.

Disaat Jisoo memberikan putranya, tak jauh darinya ada lagi seorang penyusup tampak seperti wanita namun memakai penutup wajah berhasil melumpuhkan penjaga.

Sesaat sebelum penyusup itu masuk, Jennie menyerangnya secara tiba-tiba.
"Siapa kau?" tanya Jennie dengan nada lantang.

"Kau tidak perlu tahu siapa aku! Yang jelas kami hanya ingin pangeran Chaeyoung mati" ucapnya dengan nada kasar dan menantang.

Penyusup itu kemudian menyerang Jennie. Kedua wanita itu saling bertarung dengan tangan kosong.
Sementara semua sibuk melakukan perlawanan, di paviliun pangeran Limario kosong penjagaan.
.
.
.
Limario tersadar dari pingsannya. Namun dirinya merasakan badannya sangat sakit tak bisa leluasa bergerak.

"Ada apa diluar? Seperti suara pedang?" batin Limario

Limario berusaha untuk bangkit, namun ia tak berdaya. Dadanya masih terasa sakit. Namun dirinya memaksakan diri untuk berganti posisi tidur ke posisi duduk.

"Lim, apa yg kau lakukan?" Tzuyu membuka pintu paviliun untuk berjaga-jaga karena dia ingat bahwa Limario sedang terluka dan sendiri di kamarnya.

"Tzu, ada apa di luar?" ucap Limario gemetar karena menahan rasa sakit dengan telapak tangan kirinya menekan di dadanya yg terluka.

Sang Penakluk (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang