Eps. 21

1.7K 175 22
                                    

Tzuyu sedang bersiap-siap ke paviliun desa.

"Rasanya aku belum sanggup bertemu dengan Chaeng." Gerutunya pada dirinya sendiri.

Matanya menangkap sebuah benda kecil tergantung di dinding. Sebuah liontin emas pemberian Chaeng saat mereka masih bersama. Tzuyu mengingat kembali masa indah bersama Chaeyoung ketika selalu bepergian bersama menjalankan tugas istana.

... FLASHBACK...

Tzuyu dan Chaeyoung menuju perkampungan saudagar di perbatasan timur. Ditengah perjalanan mereka menginap dengan mendirikan tenda. Di ikatnya kuda mereka disebuah pohon.

Kali ini Chaeyoung hanya pergi berdua dengan Tzuyu tanpa pengawalan. Chaeyoung melakukan penyamaran setiap tugasnya.

"Tendanya sudah selesai. Sekarang ayo kita istirahat" ucap Chaeyoung.

"Apakah tendanya cuma mendirikan satu saja?" Tzuyu mengerutkan keningnya.

"Iya, ini untukmu. Kao tidur di dalam tenda. Aku akan di luar sambil menjagamu" Chaeyoung mengusap pipi gadisnya itu.

"Udaranya cukup dingin. Perjalanan kita masih sehari lagi. Bagaimana bisa aku membiarkanmu tidur di luar? Ayo masuklah."

"Aku tidak apa-apa sayang. Kau tenanglah, sekarang kau tidurlah. Kau tampak lelah. Aku tidak ingin kekasihku ini sakit" Chaeyoung mengecup pipi kiri Tzuyu.

Tzuyu tidak segera masuk ke tenda, malah memegangi tangan Chaeyoung.
"Oppa, apa kau mencintaiku?"

"Ya, aku mencintaimu. Apakah kau juga?"

"Aku tidak tahu oppa. Aku sendiri tidak mengerti tentang hatiku."

"Yasudah, tidak masalah. Sekarang kamu tidurlah"

"Oppa, tidurlah didalam tenda. Temani aku, ya?" Tzuyu memelas. Tampaknya dia takut akan kegelapan.

Chaeyoung hanya tersenyum dan masuk ke dalam tenda. Mereka masih bercakap. Biasan cahaya dari sinar bulan purnama ditambah lampu dari luar tenda, membuat Chaeyoung melihat paras cantik gadis itu.

Tampak meneduhkan. Tzuyu melihat ke arah langit-langit tenda. Tanpa sadar, Chaeyoung mendekatkan wajahnya ke wajah Tzuyu. Lalu menyatuhkan bibir mereka.

Jantung Tzuyu seolah mau loncat dari dadanya. Perlakuan Chaeyoung sangat hangat dan manis.

"Aku mencintaimu Tzu. Aku gak peduli kau mencintaiku apa tidak. Tapi aku yakin kau pun mencintaiku. " bisik Chaeyoung semakin membuat jantung Tzuyu berdegup kencang.

Kedua anak manusia itu pun larut dalam permainan cinta yang tak sengaja mereka lakukan. Mentari pagi menyeruak dari ufuk timur. Keduanya pum terbangun dari tidur lelap. Masih dalam kondisi berpelukan. Tubuh keduanya masih berselimut, Tzuyu membuka mata terlebih dahulu.

Ia sangat terkejut mendapati Chaeyoung mendekapnya. Sementara mereka tak mengenakan busana. Tzuyu tak bergeming. Sementara Chaeyoung menggeliat perlahan membuka matanya. Tzuyu masih menggunakan lengan kanan Chaeyoung sebagai alas kepalanya.

"Tzu, kau sudah bangun?" tanya Chaeyoung dengan santai.

Tzuyu masih terdiam sembari memegangi selimut yang menutupi tubuhnya. Melihat Tzuyu tak bicara, Chaeyoung baru sadar akan kesalahannya.

"Tzu, aku minta maaf. Aku benar-benar..."

- FLASHBACK OFF -

Tzuyu menggelengkan kepala berusaha menghapus memori tersebut dari kepalanya. Ia tak mau buang waktu, kini dirinya bergegas menuju paviliun desa.
.
.
.
- THE POWER of CHAENG -

Sang Penakluk (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang