Eps. 26

1.8K 202 35
                                    

- Paviliun Putri -

Tzuyu menjaga Jennie. Tak berapa lama, Jennie membuka matanya. Mendapati Jennie sudah sadar, Tzuyu segera memberinya minum.

"Syukurlah kau sudah membuka matamu Jen." ucap Tzuyu setelah memberi minum ramuan ke Jennie.

"Tzu, apa yang terjadi padaku?" tanya Jennie dengan suara sangat pelan.

"Kau tidak sadarkan diri karena terjatuh saat melerai Limario dan Chaeyoung. Kamu pun sempat pendarahan hebat. Tapi syukurlah kau bisa kuat."

Mendengar penuturan Tzuyu, Jennie spontan memegang perutnya. Tampak dia kwatir akan kehilangan calon bayinya itu.

"Kau tenanglah, kandunganmu baik-baik saja." Tzuyu duduk disamping Jennie yang masih terbaring lemas.
.
.
... Krekkk...
suara pintu paviliun Jennie dibuka oleh Chaeyoung. Pagi itu, Chaeng tampak berpakaian casual (santai). Chaeyoung menyadari Jennie sudah siuman.

"Hai Jen, aku senang kau sudah siuman. Aku sangat kwatir denganmu!" ucap Chaeyoung sembari mengusap pucuk kepala Jennie lalu memberikan senyum manis padanya.

"Terima kasih oppa!" sahut Jennie.

Chaeyoung melakukan rutinitas paginya yaitu mencium kening Tzuyu yang masih terduduk disamping Jennie.

" I love U my queen" kata Chaeyoung

"I Love U too my king" jawab Tzuyu

Melihat Chaeyoung tampak bahagia dengan Tzuyu, Jennie merasa lega melihat keduanya. Matanya masih mengamati mereka sedang bermesraan.

"Ehm... oppa!" panggilan Jennie membuyarkan romantisme diantara Chaeng & Tzuyu.

"Ya Jen. Apa kau merasa sakit lagi?"

"Tidak oppa!!! Bisakah oppa menolongku?"

"Tentu. Katakanlah"

"Aku ingin bertemu dengan Limario. Aku ingin bicara dengannya" pinta Jennie.

Chaeyoung sejenak terdiam. Ia berfikir harus bicara apa. Karena kondisi Jennie baru sadar sedikit stabil dan tidak boleh sedih.

"Oppa! Bisakah kau memanggilnya? Aku ingin dia tahu. Aku sudah tidak peduli apa yang akan dilakukan ayah. Aku tidak ingin dia terus seperti ini. Setelah aku bicara dan dia tetap membenciku, aku tidak apa-apa. Yang penting dia sudah tahu" ucap Jennie dengan lugunya.

"Ehm... Jen. Tapi Lim tidak sedang di istana."

"Apa dia di kebun? Atau di peternakan? Tolong oppa suruh pengawal panggilkan dia."

"Lim...pergi" Chaeyoung mendekat pada Jennie.

"Kemana?"

"Aku tidak tahu Jen." Chaeyoung merogoh saku celananya dan memberikan surat dari Limario yang sempat dibacanya.

Jennie membaca surat tersebut. Ia mencoba menenangkan diri. Tak terbawa kesedihan.

Potongan surat Limario di eps. 25

 25

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Penakluk (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang