Eps. 11

1.7K 204 29
                                    

... Paviliun pangeran Limario..

Limario masih menyusuri lorong, kali ini dia hanya berjalan pelan tidak berlari seperti sebelumnya. Wajahnya tampak masih kesal, beberapa kali dirinya menghela nafas panjang nan berat.

Tampak pikirannya kacau karena cinta dan rasa cemburunya atas perlakuan Jennie ke Chaeyoung.
Sesampainya di depan paviliun, dua penjaga pintu memberikan hormat padanya dengan membungkukkan badan. Limario pun segera masuk ke dalam paviliunnya tanpa menghiraukan para penjaganya itu.

Sesampainya di dalam, ditaruhnya pedang naga miliknya di sebuah pengait yang ada di salah satu tembok ruangan tepat sebelah aquarium. Kemudian, dirinya menanggalkan pakaiannya dan hanya menggenakan celana pendek selutut serta bertelanjang dada.

Direbahkan tubuhnya di sofa favorite nya untuk merelaksasikan tubuhnya yang lelah karena berlatih. Emosinya sudah mulai stabil. Terlihat dari tindakkannya yang merebahkan tubuh dengan memakai tangan sofa sebagai bantalnya. Limario pun memejamkan matanya mengingat kejadian manis bersama Jennie saat bermain bersama Ji Hun di halaman istana beberapa hari yg lalu.

Senyum kecil mengembang di bibir Limario yang masih memejamkan matanya itu. Tiba-tiba, sebuah kecupan hangat mendarat di pipi kirinya dan membuatnya sontak membuka mata.

"Jennie?" ucapnya terkejut mendapati Jennie duduk dilantai tepat disebelahnya.

"Apa kau masih marah padaku?" tanya Jennie dengan wajah memelas.

"Mau apa kau kemari?" Limario mengubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan Jennie sekarang.

"Aku hanya ingin menjelaskan padamu Lim. Aku hanya membantu Chaeng itu saja. Juga aku tidak menyadari kalau kau sudah disana"

"Kau tidak menyadari keberadaanku karena fikiranmu dan perhatianmu tertuju pada Chaeng."

"Bukan begitu Lim... Aku han... " belum sempat Jennie menyelesaikan perkataanya, Limario memotongnya.

"Kau hanya mencintai Chaeng bukan aku itu yg ingin kau katakan? Selama ini aku bodoh sudah percaya padamu Jen. Harusnya aku menyadari kalau sejak awal kau hanya perhatian pada Chaeng"

"Lim, apakah semua bukti yang ku berikan itu tidak cukup untuk meyakinkanmu bahwa hanya kau lah pria yang ku cintai?"

"Tapi nyatanya kau begitu perhatian pada saudaraku sendiri. Sama seperti seorang kekasih. Apakah di istanamu kau diajari untuk menjadi orang yang suka mempermainkan perasaan?"

"Cukup Lim" Bentak Jennie dengan raut wajah yang kesal bercampur kecewa.

"Kau marah, atau tersinggung? Atau kau baru menyadari bahwa kau seperti itu?" Ucap Limario cukup tegas dan jelas.

... Plakkkk...

Sebuah tamparan mendarat di pipi Limario yang tadi sempat dikecup Jennie. Limario hanya terdiam mendapat tamparan dari Jennie.

"Cukup... Jadi seperti itukah aku dimatamu? Setelah semua yang ku miliki telah ku berikan padamu? Aku kecewa padamu Lim." butiran bening mulai mengalir dari kedua sudut mata putri cantik itu.

Limario hanya terdiam tak menjawab.

"Baiklah Lim, jika aku serendah itu, maka kau bebas mau bersama siapapun yang kau mau. Dan... ku anggap janjimu untuk selalu bersamaku, tidak meninggalkanku, itu semua sudah gugur. Kau bebas sekarang... " Ucap Jennie sangat tegas dengan rasa sedih bercampur kecewa.
Jennie pun segera keluar dari paviliun Limario sembari mengusap air matanya dengan kasar. Limario membiarkannya begitu saja tanpa ada upaya mencegah Jennie pergi.

Limario hanya terdiam tak beranjak dari tempat duduknya semula.

"Apa yg sudah ku lakukan? Kenapa aku menyakitinya? Kenapa ucapan itu keluar dari mulutku? Ya tuhan, aku begitu mencintainya. Kenapa emosi ini menguasai diriku lagi?" gumamnya.

Sang Penakluk (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang