3. Dream

1.4K 231 65
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.
.

Yunseong merebahkan dirinya di lantai rooftop, berniat untuk beristirahat sejenak.

Semilar angin yang begitu lembut serta langit yang berawan benar-benar mendukungnya untuk segera pergi tidur, namun Yunseong tidak melakukannya.

Yunseong tidak ingin tidur. Bukannya tidak ingin, hanya saja ia merasa takut. Lebih tepatnya, Yuseong takut untuk tidur karena ia membenci apa yang datang bersamanya.

Yunseong benci bermimpi.

Karena dengan bermimpi lah kebahagian nya hilang.

Karena mimpi jua lah yang membuat Yunseong selalu merasa dihantui oleh apa yang menjadi takdirnya sendiri.

Yunseong benci bermimpi, ia hanya terlalu takut untuk melihat semua yang tidak semestinya dilihat.

Mengenai tidur, Yunseong terakhir kali pergi tidur empat atau tiga hari yang lalu. Ia bermimpi mengenai seorang remaja laki-laki yang membunuh demi egoisme pribadi.

Yunseong awalnya biasa saja, namun setelah itu mimpinya berganti dengan suara tangis, teriakan dan gumaman penyesalan dari seseorang yang di bunuh, membuat Yunseong bangun dari tidurnya dengan nafas terengah serta keringat dingin yang bercucuran.

Yunseong mendesis, kepalanya terasa benar-benar berat. Tiba-tiba suara engsel pintu yang dibuka terdengar, tanpa menoleh pun Yunseong tahu siapa orang itu.

"Ada urusan apa?" Suara Yunseong yang terdengar sinis membuat seseorang yang baru saja menutup pintu rooftop lantas terkekeh. Orang itu tak langsung menjawab, ia malah berjalan santai menghampiri Yunseong, duduk bersila di samping Yunseong dan mengeluarkan kotak makan siang serta dua buah jus alpukat dari dalam tasnya.

"Gue hari ini bikin roti lapis, ayo makan sama-sama!" Seru Minkyu yang membuat Yunseong memutar bola matanya malas, ia sebenarnya tidak selera untuk memakan apapun saat ini. Tapi karena itu ucapan Minkyu, ia mau tak mau harus melakukannya.

Ucapan Minkyu bagaikan sebuah perintah mutlak yang tidak bisa ditolak, bahkan meski ingin sekalipun.

Mereka pun akhirnya menghabiskan makanan dalam keheningan, namun dengan mata yang sama-sama mengarah ke langit, menatap burung-burung gereja yang terbang dengan bebasnya tanpa memikul beban sedikitpun.

"Irinya.." Minkyu bergumam pelan.

Terlahir dengan sesuatu yang spesial tidaklah selamanya bagus. Yunseong dan Minkyu telah merasakannya, mereka hidup dengan banyak beban pikiran.

Nyawa mereka bahkan terancam di setiap detik mereka bernafas.

Siapa sangka, sosok Minkyu ternyata sama rapuhnya dengan Yunseong. Minkyu begitu pandai menyembunyikan semuanya, terlebih setelah ia menjabat sebagai ketua osis priode ini.

Let's Play + ProduceX101 [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang