15. Hooded Man

901 130 37
                                    

↓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Junho meneguk habis limun milik Hyunbin yang tersisa setengah, setelah itu ia lalu menatap satu persatu orang yang duduk berseberangan dengannya secara bergantian. "Sebenarnya beberapa hari lalu Kujun liat harvy yang bawa pergi elf ke arah barat. Gue rasa dia yang kalian cari, kan?"

"Hah? Serius?" Tanya Wonjin kaget, tersemat sedikit harapan di binar matanya.

Junho menganggukkan kepalanya.

"Tapi sebelumnya, maaf aja. Kalian yakin dia masih hidup?" Tanya Junho memastikan. Bukannya ingin memutuskan harapan mereka atau apa, hanya saja Erinya selalu menghukum tawanannya sampai mati. Benar-benar tidak lucu kalau mereka sampai harus mengorbankan nyawa demi orang yang tinggal jasadnya saja.

"Erinya selalu membawa tahanannya kedunia bawah. Meskipun kalian punya Hyunbin yang merupakan putra Hades, itu tetap gak akan ngaruh. Hades punya wilayah kekuasaannya sendiri, begitu pula Erinya." Jelas Junho yang diiringi oleh anggukan setuju oleh Hyunbin.

"Lo benar, gue memang gak akan bisa masuk ke wilayah kekuasaan Erinya. Dunia bawah itu luas, dan tempat itu tidak diketahui letaknya oleh siapapun. Termasuk gue, dan para penghuninya sendiri. Kalau kalian tanya gimana gua bisa sampai kesana, gue juga bingung. Gue cuman bayangin dunia bawah, buka pintu yang ada dihadapan gue dan tadaa gue udah sampai. Gitu doang!" Katanya.

"Yaudah, tinggal bawa kita lewat pintu lahh. Gitu aja susah banget." Balas Dongpyo.

Hyunbin menjentikkan jarinya. "Nahh itu masalahnya, setiap orang yang gue bawa masuk lewat pintu gak bisa balik lagi kedunia. Dan lo tadi nyimak gak sih, gue cuman bisa masuk wilayah bapak gue tapi gak ke wilayah Erinya!"

"Terus gimana dong anjir?" Dongpyo memekik kesal. Sudah cukup jengah dengan teori-teori tidak masuk akal dari teman-temannya. Yang benar saja, Dongpyo tidak mengerti sama sekali!

"Ya mana gue tau!" Balas Hyunbin sewot.

Minkyu tiba-tiba menggebrak meja, membuat semua atensi sontak mengarah padanya. Ia baru teringat sesuatu, yang mungkin saja menyimpan sebuah petunjuk tentang apa yang mereka cari. "Bin, jurnalnya dimana?"

Hyunbin meraba pahanya, rupanya benda itu tak ada lagi disana. "Loh?" Ia bangun, dan seketika mengelus dadanya ketika mendapati jurnal yang ternyata tak sengaja ia duduki.

"Lo udah cek jurnalnya tentang apa?" Tanya Minkyu.

"Gua gak sempet." Hyunbin membenarkan buku jurnal yang tadi sempat terlipat dan agak penyok.

Minkyu mendengus, "Sini deh, gue pinjem!"

Disambutnya jurnal dari Hyunbin. Saat buku itu dibukanya, pupil mata Minkyu langsung disambut dengan sederet huruf yunani kuno yang terpampang di bagian pojok kiri buku.

Let's Play + ProduceX101 [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang