13. The Spells And Magic Wands

729 151 42
                                    

↓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Suara desir angin begitu ketara di telinga Junho, ia sedang menunggangi Kujun yang melesat dengan eloknya, sekekali mereka menembus gumpalan kecil awan yang lantas menyisakan sensasi dingin dikulit.

Dari kejauhan, Junho dapat melihat Yohan dan seorang Avariel asing yang terbang menuju arah timur. Ingin sekali rasanya Junho menghampiri Yohan, namun tidak jadi saat diingatnya kembali pesan dari Minkyu.

Tadi malam putra Afrodit itu mengiriminya pesan iris dan menyuruh Junho untuk pergi kehutan, menemui seorang witch setengah dewa yang tinggal di ujung lembah.

Junho hampir memekik, Kujun tiba-tiba menukik ke kebawah.

"Rumahnya kelewatan bos!"

Junho cuma manggut-manggut, sudah hapal dengan kelakuan Kujun.

Bersamaan dengan mereka mendarat, entah kenapa bumi agak sedikit berguncang. Rumah tua reot tujuannya tiba -tiba terangkat keatas, lalu tanpa aba-aba kembali terhempas ke permukaan bumi. Hal itu terjadi berulang kali, jendela bahkan sampai pecah dan pintu lepas dari engselnya.

"Bos, kok diem? Itu temennya udah kumat loh gilanya, nanti rumahnya bisa hancur. Bos mau numpangin dia dirumah?"

Junho gelengin kepalanya, "Amit-amit!!"

Karena parno, Junho langsung lari ke dalam rumah. Tanpa permisi dia langsung ngelempar sepatu ke arah oknum yang sedang merapal mantra, sebelum sang penyihir mulai mengayunkan tongkatnya lagi.

"Ihh Juno, sakit tauk!" Rengek Jinwoo, dia hampir nangis.

Junho yang takut kena sambar petir langsung kalang kabut meluk Jinwoo kemudian ngelus jidadnya pelan. "Jinu sih, kena tabok kan. Makanya jangan main-main sihir sembarangan!"

Jinwoo manggut-manggut. Putra Zeus yang memiliki ibu seorang penyihir itu baru saja mengalami masa pubertasnya, membuat Jinwoo begitu bersemangat untuk mempelajari semua mantra yang ada di buku. Katanya, Jinwoo ingin cepat-cepat dewasa dan jadi penyihir kerajaan Faerie dibawah pimpinan Raja Auberon seperti ibunya dahulu.

"Kak Juno mau apa?" Tanyanya.

"Kakak mau ambil barang yang disuruh Minkyu, ada?"

Jinwoo manggut. "Ada kok, tapi ada syaratnya."

Junho naikin sebelah alisnya, "Apa?"

Bocah laki-laki yang baru menginjak usia remaja itu tersenyum lebar, matanya yang bulat menatap Junho penuh harap. "Jinu mau pinjem Kujun, boleh?"

"Oh yaudah." Junho mengiyakan, bocah dihadapannya kini menunjukkan cengiran.

"Ehe, bentar ya Jinu ambilin dulu."

Beberapa menit menunggu, suara benda-benda jatuh dari arah kamar Jinwoo akhirnya berhenti. Jinwoo membawa kotak kayu dengan dua botol kecil cairan berwarna hijau gelap, disaat Jinwoo membuka tutupnya aroma permen karet menguar dari sana.

Let's Play + ProduceX101 [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang