8. Mogu Is Back

892 184 61
                                    

↓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Gue mau jemput Jungmo!"

"HEHH!?!"

"GIMANA GIMANA??"

"HUEE AGHU TAKOET BUNDAAA!!!"

Hyunbin meletakkan jari telunjuknya di depan bibir sambil berdesis, memberikan isyarat agar teman-temannya tidak terlalu berisik.

"Kalem oyy, para penunggu disini pada keganggu!" Katanya.

Dongpyo langsung diam seribu bahasa, doi takut euy.

Wonjin mengernyit.

"Lo serius? Bukannya ini justru bikin dia gak tenang ya?" Tanyanya yang di balas dengan gelengan kepala oleh Hyunbin.

"Gak usah khawatir ehehe.."

Hyunbun terkikik lucu yang lantas membuat kelima temannya mengernyitkan dahi keheranan.

"Bahh, makin hari makin sarap aja. Salut gue." Nyinyir Minhee.

Mereka pun berjalan mengitari kuburan dengan formasi satu baris, ketika mereka sudah berada dekat dengan kuburan milik Jungmo, dari kejauhan mereka dapat melihat ada seseorang dengan hoodie hitam yang tengah berjongkok disana.

"Siapa?" Gumam Wonjin pelan, namun masih dapat di dengar.

Hyunbin kembali terkikik, langkahnya yang besar-besar itupun akhirnya sampai ketujuan. Sebelah tangannya menepuk punggug orang berhoodie hitam, senyuman manis tak luput kala mata mereka saling bertatapan. "Yo watsap!"

Orang yang disapa tertawa renyah, "Datang juga lo!"

Hati milik Wonjin mendadak berdenyut, suara pria itu terasa tak asing baginya.  Ditatapnya pria itu lekat-lekat, ia mengenakan masker yang menutup sebagian wajahnya lengkap dengan kaca mata hitam berbingkai besar serta topi yang ditutupi lagi dengan tudung hoodie.

'Idol kuriyah nih pasti!' Iner Wonjin.

Si pria yang merasa diperhatikan lantas mengalihkan atensinya menuju Wonjin yang masih terbengong-bengong.

"Jin, jangan bengong. Mending lo meluk gue!" Katanya.

"Ha?" Wonjin ternganga.

Sang pria berhoodie terbahak, kemudian dengan cepat membuka tudung hoodie, mencopot topi, masker serta kaca mata yang sedari tadi dikenakannya.

"Jungmo?" Gumam Wonjin pelan. Ia menatap lagi sosok itu lekat-lekat, memastikan bahwa pria yang saat ini tengah tersenyum kearahanya adalah benar sepupunya.

"Iya, ini gua."

Jungmo mengangguk, dilihatnya Wonjin yang tubuhnya begitu gemetar. Ia tersenyum, lalu tanpa aba-aba meraih tubuh Wonjin, membekap yang lebih muda kedalam rentang tangannya yang begitu dingin.

Tangisan dari Wonjin tak luput, pemuda itu menangis meraung-raung. Meluapkan rasa rindunya dengan untaian kata kata yang bergetar.

Sungguh, Wonjin pikir dirinya akan kehilangan sosok kakak untuk selamanya. Namun nyatanya disinilah mereka, berbagi rasa, berbagi suka, tanpa mau mengingat duka.

Minhee yang melihat hal itu pun tersenyum, bahkan tanpa sadar pelupuk matanya juga ikut tergenang oleh liquid bening yang begitu mengganggu.

Srott!

Bukan, itu bukan suara ingus Wonjin apalagi Minhee.

"Minkyu?"

Remaja yang satu itu sedang menangis termehek-mehek, ingusnya meleper kemana-mana. "This is true love, dude. Aku terharu huee.." katanya mendramatis.

"Ini bocah kelamaan temenan sama Wonjin jadi gini nih" Sindir Minhee sambil geleng-geleng, padahal tadinya dia juga ikutan nangis.

Hilihh muna.

"Tapi kok bisa gini- bukannya lo udah anu?"

Dongpyo bertanya agak ragu, takut menyinggung perasaan.

Jungmo tersenyum kecil.

"Gue emang udah mati." Katanya.

Perasaan Wonjin mendadak tidak enak, dia menatap kedua tangannya dengan gemetar. Udah mulai parno.

"Lah setan dong, kok gue bisa nyentuh? Apa jangan-jangan-"

"Lo juga setan!"

"Anjir, Yunseong!" Mingyu ngegeplak kepala Yunseong.

Hedehh

Yunseong itu jarang ngomong, tapi sekalinya ikut ngomong bikin orang emosi.

"Gue emang udah mati. Tapi gue sendiri gak tau, gue ini masuk kategori setan apa bukan." Ucap Jungmo, ia tampak berfikir.

Kali ini Hyunbin menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Dari pada setan, mungkin dia lebih pantas disebut monster." Katanya.

"Kagak ah, enakan dipanggil juring."

"Yunseong anjir, bacot bener lu!" Minhee melotot. Ekspresinya udah kayak thomas, sodaranya tayo.

Yoo Yunseong gak terima dong dikatain sama modelan sapu lidi macam Minhee.

"Hilih gak mirror, situ juga bacot bangsat!"

"BERANTEM LAGI GUE JODOHIN LO BERDUA!"

Ketos kita sudah berbicara duhai saudara-saudara, dan kedua makhluk yang bersangkutan pun langsung kicep.

Setelah situsi tenang, akhirnya Minkyu kembali buka suara. Menanyakan sesuatu yang sedari tadi sudah berteriak-teriak di dalam kepalanya.

"Nekromansi, buaknnya lo bilang bahwa lo melakukan pemanggilan arwah Jungmo, tapi-"

"Benar adanya, gue emang sempat melakukan itu. Tapi untuk pertama kalinya gue gagal melakukan ritual, arwah Jungmo gak muncul. Justru seisi pemakaman yang nyamperin gue." Ucap Hyunbin, memotong pertanyaan Minkyu.

"Lah kok?"

Dongpyo yang dari tadi udah ketar-ketir ngumpet di bawah keteknya Minhee.

"Gak enak bahas disini, mereka ngawasin kita. Ke cafe bang Ong aja, gimana?" Usul Hyunbin, yang dibalas oleh anggukan setuju dari yang lain.

Sedari tadi hawa disekitar mereka memang tidak enak. Makhluk halus penunggu pemakaman memang sedang mengawasi gerak-gerik mereka.

 Makhluk halus penunggu pemakaman memang sedang mengawasi gerak-gerik mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
TBC

Let's Play + ProduceX101 [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang