4. A Place To Cry

2.1K 278 3
                                    

Mohon Vote Sebelum Maupun Setelah Membaca. Terimakasih Sudah menjadi Bagian Dari Cerita Ini! Selamat Membaca! Borahae Yeorobun 💜✨

"Y/n Kau tak apa?"

Kata seseorang menepuk-nepuk pundakku yang sedang duduk menyender di kursiku yang awalnya paling depan namun kini posisinya mundur ke paling belakang.

"Ahahaha aku baik-baik saja Namjoon-ah"

Kondisi kelas ini sangat ramai dan penuh keriangan, seakan mereka tidak menganggap ku yang sedang di penuhi aura kesedihan. Satu-satunya teman sekelasku yang memperdulikanku hanyalah Namjoon dan Hoseok.

Tapi Namjoon adalah ketua osis begitupun Hoseok wakilnya.

Jadi mereka adalah seksi repotnya sekolah ini. Tidak punya waktu banyak untuk bermain denganku, akupun tidak ingin menghalangi mereka.

"Baik-baik saja bagaimana? Kami mendengar berita itu langsung bergegas melapor. Untung saja Taehyung melapor dan sigap mengamankan barang buktinya. Ah? Sekarang kau di minta ke ruang Konseling untuk memberi penjelasan kejadian sebenarnya"

Kata Hoseok menimbrung.

"Kenapa kamu tidak melapor Y/n?"

Sambung Namjoon lagi padaku.

"Sebenarnya aku pikir mereka hanya bercanda, jadi kupikir yasudahlah anak remaja ahahaha"

Aku tertawa kecut.

"Apa? Kau pikir dirimu ini nenek-nenek?"

"Bukan begitu Hoseok-ah. Aku... aku hanya tidak ingin masalah ini di besar-besarkan"

"Apanya yang tidak besar? Kalau sudah main fisik itu namanya penindasan! Aku dengar kau juga di musuhi anak-anak perempuan. Aku pikir itu hanya rumor, namun rupanya benar. Kalau begitu ini harus di besar-besarkan"

"Aku hanya tidak ingin beasiswaku yang berharga di cabut begitu saja hanya karena nantinya aku akan kalah berdebat sebab ke tidak sanggupanku dalam hal materi dan kekuasaan."

"Tapi—"

"Lihat saja sekarang, kita jadi tontonan di kelas ini padahal sebelumnya aku di abaikan. aku bahkan hanya berbicara kepada kalian, tapi seolah-olah aku sedang melakukan dosa . Kumohon jangan ikut campur keputusanku. Beasiswa ini penting. Cukup dukung aku dari belakang kalau kalian memang peduli"

"Y/n—"

Namjoon membuka mulutnya lagi seperti ingin berbicara.

"Ah! Bukankah aku harus ke ruang konseling? Aku pergi dulu ya! Dadah"

Kataku menyela agar bisa pergi jauh dari mereka berdua.

Aku hanya tidak ingin menangis. Karena akan terlihat semakin lemah. Dan pasti aku akan semakin di tindas. Belum lagi aku tidak ingin dikasihani oleh Namjoon dan Hoseok. Walaupun aku tau mereka memang tulus.

Baru saja aku sampai di ujung koridor, namaku dipanggil oleh guru yang pastinya aku tau untuk apa dia memanggilku.

"Y/n"

DAEGU'S TRIANGLE (MYGxYOUxKTH) •ENDING•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang