Selamat baca:)
"Temen lo kenapa si?, suka tiba-tiba pingsan kaya gini?" Tanya Raka sambil membawa Lili untuk membaringkannya sebentar.
"Dari kecil kak." Jawab Fani jujur.
Raka pun mengela napas dengan berat. Karena hari ini sangat siap baginya, dua kali Lili telah menggangu ketenangannya.
"Gue mau balik." Ucap Raka yang membuat Fani terkejut.
"Terus Lili gimana kak?" Tanya Fani binggung.
"Dia temen lo kan?" Jawab Raka dengan tatapan tidak peduli.
"Tapi saya ga bisa bawa dia kak, dia tuh berat banget. Setidaknya sampai dia bangun kak, tolong ka kali ini aja. Ga lama lagi pasti bangun kok kak."Pinta Fani memohon.
"Repotin gue!" Jawab Raka dengan cepat.
"Tapi kak.. "
"Woi! Siapa yang ngunciin gue di dalam mobil gini. Siapa yang mau nyulik gue. Gue ga punya apa-apa semua masih punya orang tua gue tau!." Teriakan Lili dari dalam mobil. Raka pun mengangkat satu alisnya seolah mengatakan 'apasi nih orang'.
"Cih!"
"Keluar lo dari mobil gue." Pinta Raka sambil membukakan pintu mobil mewahnya itu.
"Lo mau nyulik gue? Lo udah punya mobil bagus masih mau nyulik gadis lugu kaya gue. Mamah tolong Lili."Ucap Lili dengan polos.
"Bawa pulang teman gila lo ini. Muak liatnya." Ucap Raka sambil menarik lengan Lili dan mendorong Lili ke hadapan Fani.
Raka pun langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi dengan sangat cepat. Lili pun hanya bisa menatap mobil itu yang semakin menghilang dari gerbang sekolah sambil mengucapkan sumpah serapah nya.
"Ga bakal gue maafin dia! Beraninya ngomong muak liat muka gue pake segala ngatain gue gila. Cih! Dia pikir dia siapa!" Gerutu Lili tidak Terima Raka yang mengatainya.
"Ah kebiasaan lo dugong. Pingsan mulu heran. Gue kan selalu ngingetin lo buat minum tuh obat dari dokter. Kenapa lo ga minum!" Ucap Fani yang mulai kesal dengan sikap Lili.
Lili terdiam mendengarkan ucapan Fani. Memang ini salahnya dia selalu saja lupa untuk meminum obat itu. Padahal selalu dia bawa kemana pun dia pergi. Lili menjadi tidak enak dengan Fani. Selalu saja Lili merepotkan nya.
"Maafin gue Fan, gue emang ga guna banget jadi orang." Jawab Lili menundukan kepalanya.
"Eh, ga gitu maksud gue. Lo ga pernah repotin gue ko. Maaf ya gue udah bentak lo. Gue cuman ga mau kejadian tadi sampe lo di katain gila sama ka Raka. Gue cuman ga mau lo sedih aja lii." Jawab Fani sambil memeluk Lili.
Lili pun membalas pelukan hangat itu, pelukan yang selalu diberikan Fani kepadanya. Memang tidak ada sahabat yang ia sayang selain Fani. Fani yang selalu ada saat ia membutuhkan bantuan tanpa pernah mengeluh sedikit pun.
**
Lili menatap televisi, menonton kartun kesukaannya, sambil memakan sebuah Apel merah yang ia gerogoti sampai habis.
Tak lama kemudian Lili mengambil handphone nya, menatap layar itu sambil membolak balikan snapgram dan notifikasi miliknya yang selalu banjir komentar positif.
Lili memang gadis yang cantik, dia juga orang yang ramah dan baik terhadap siapa pun. Namun, karena ia memiliki jantung yang lemah, ia menjadi susah untuk bergaul dengan banyak orang. Karena ia takut, saat ia sakit semua orang menjadi ikut merasakan sakitnya.
Keluarga Lili juga merupakan keluarga yang terpandang di daerahnya. Papahnya memiliki kebun Teh yang cukup besar dan mampu menampung Ribuan perkerja sekaligus. Hal itu tidak membuat Lili sombong, justru Lili tidak pernah membahas tentang keluarganya di depan teman-temannya. Baginya tidak ada yang perlu di sombongkan selagi itu bukan jerit payahnya sendiri.
"Ting tong"
Suara bel rumah Lili berbunyi. Paling itu Fani yang mengajak menonton Drama Korea. Siapa lagi yang akan mengunjunginya selain Fani disini. Hanya Fani yang rumahnya dekat dengan Lili. Yaitu tepat di seberang rumah Lili.
"Bebeb Lili, haii gue mau ngajak nonton Drakor yang baru aja tayang ni. Gue langsung download tau ga si, soalnya yang main itu Lee jung suk, ada park seo jun juga. Gila ga sii."
Ucap Fani meninggikan suaranya."Kebiasaan lo fan, maen masuk-masuk aja salam ke apake, untuk lo temen gue." Ucap Lili sambil menatap layar Handphone nya kembali.
"Udah kebiasaan Li sory ya hehe..." Jawab Fani duduk disamping tempat tidur Lili.
Fani lalu membuka laptop nya yang sedari tadi ia bawa. Mereka pun mulai menonton Drama tersebut. Mulai dari tertawa hingga menangis, dan sekarang kamar Lili penuh dengan tumpukan tisu di lantai. Memang mereka terlalu cengeng untuk menonton sebuah Drama.
Setelah menonton Lili kembali mengambil layar handphone nya untuk mengeceknya.
"Btw,Kak Raka tuh galak banget ya fan, sampe tadi aja gue dikatain gila sama dia. Tapi kenapa dia nolongin gue pas pingsan di Koridor ya." Ucap Lili memulai membicaraan.
"Iya juga si li, kalo dia ga suka sama lo ngapain nolongin." Jawab Fani serius.
"Eh gue denger kak Raka itu ga pernah punya pacar tau Li mungkin karena galak sama dingin kali ya." Lanjut Fani."Serius lo? Pantes si kaya singa gitu mana ada cewek yang mau sama cowok segalak itu." Ucap Lili sambil memainkan handphone nya.
"Eh tapi gimana kalo lo yang deketin kak Raka. Dia ganteng juga si kalo diliat-liat." Usul Fani.
"Hah? Gue si ogah fan." Tolak Lili.
"Tapi boleh lah gue coba itung -itung balas dendam gue karena gue dikatain tadi siang, dia juga muak kan sama gue? Liat aja gue bakal bikin dia tambah muak sama gue sampe-sampe ga bisa tinggalin gue nantinya!" Lanjut Lili."Ehh jangan gitu juga Lili.. "
"Selow aja fan, gue bakal bikin tuh singa jinak sama gue, liat aja." Sela Lili.
"Jahat lo li"
"Dikit doang kok jahatnya hehe."
Jangan lupa pencet bintang nya yaa! 💜.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violet
Teen FictionIni kisah, seorang gadis yang bersama Lili Kirana. Gadis yang bodoh, karena mempermainkan hati seseorang yang bahkan mulai mencintainya dengan tulus. "Raka.. Maafin gue, gue bisa jelasin semuanya ke lo!" "Apa yang harus dijelasin? Semuanya cuman m...