11

30 2 1
                                    

hay I'm Comeback🕊

***

Entah apa yang membuat Lili datang sepagi ini setelah kemarin bersama Raka. Lili pun masih memikirkan kejadian kemarin, saat Raka meminta dirinya menunggu nya sampai ia menyukainya. Padahal semua ini hanya permainan seorang Lili.

Lili pun sampai dikelasnya dan melepaskan tas warna biru kesukaannya. Lili pun duduk di kursinya sambil melipat kedua tangannya untuk menompang kepalanya. Wajah Raka lah yang selalu ada di benaknya sekarang. Entah apa yang membuatnya memikirkan Raka pagi ini.

"Li!!" Teriak Fani membuat Lili terkejut dan menatap Fani dengan kesal.

"Apaan si lo, pagi-pagi udah bikin gue jantungan aja." Gerutu Lili.

"Maaf Li, abis lo pagi-pagi gini udah bengong aja. Mikirin apa si sayang kuuu." Ucap Fani dengan wajah so di imut-imut kan.

"Gausah sok imut gitu lo. Bikin mood gue ilang aja siiii!" Ketus Lili tak tahan karena Siska mengganggu nya.

"Lo lagi PMS ya?  Galak kaya singa haha... haha." Gurau Siska puas dan langsung kabur karena tak ingin di semprot oleh Lili karena mengganggu nya.

**

Jam pertama adalah jam nya pak Hasan. Guru Sosiologi Lili dan terkenal galaknya. Padahal Lili sedang malas untuk berlajar tapi ia tidak cukup berani jika berurusan dengan Pak Hasan. Ia pun pasrah mendengar kan penjelasan guru tersebut yang membuatnya mengantuk.

Tanpa disadari oleh Lili, dia sedari tadi hanya mencoret-coret buku tulis bagian belakangnya karena bosan. Pak Hasan pun melihat Lili yang sedang melamun itu langsung menggebrak papan tulis.

Brak!

Lili pun terkejut dan langsung melihat kearah papan tulis.

"Lili!  Kamu kenapa bengong dari tadi. Kamu paham apa yang saya jelasin tadi? Coba jelaskan apa yang saya tadi jelaskan!" Ucap Pak Hasan dengan nada sedikit tinggi.

"Hmm.. Saya ga mendengarkan Pak, maaf Pak." Ucap Lili.

"Keluar kamu! Dan Lari 5 putaran. Sekarang!"

Dengan langkah tergontai Lili pun pasrah dengan hukuman dari guru klier itu. Untung saja ini masih pagi, udara masih sangat segar, itung-itung lari pagi.

Lili pun berlari dengan kecepatan sedang dan seolah menikmati hukuman Pak Hasan. Baru saja 3 putaran tiba-tiba Lili sudah kelelahan dan kepalanya pun seolah berputar-putar karena pusing. Lili pun berhenti sebentar dan memilih untuk istirahat di pinggir lapangan.

"Lo kenapa?" Ucap seorang siswa menghampiri Lili. Lili pun langsung mendongakkan kepalanya melihat siapa yang ada dihadapannya itu.

Ternyata itu Raka. Ia lupa bahwa  sekarang adalah pelajaran olahraga di kelas Raka kelas XII- 1 IPA.

"Pusing." Ucap Lili.

"Ohh."

Lili pun tak percaya dengan balasan dari Raka. Apa katanya?  Ohh? Hanya kata 'ohh' yang Raka ucapkan. Sungguh tidak ada rasa empati di hati Raka. Jahat! Hanya itu yang dapat mendeskripsikan Raka.

"Kok Ohh doang!" Ucap Lili kesal.

"Lah terus harus jawab apa?" Balas Raka.

"Bantuin ke, beliin minum ke ish ga kasian banget sama adik kelasnya sendiri si Kak." Gerutu Lili.

"Lah, emang gue babu." Balas Raka dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Ishhh!!!"

Raka pun  pergi meninggalkan kan Lili sendiri di pinggir lapangan. Lili pun berdiri untuk mengejar Raka.

"Kak Raka!!" Teriak Lili sambil berlari menggejar Raka.

Raka pun berbalik badan karena Lili memanggil namanya. Tiba-tiba saat Lili ingin berhenti, tubuhnya seakan-akan kehilangan keseimbangannya dan menabrak tubuh kekar Raka. Yang membuatnya sekarang ada dalam dekapan tubuh Raka.

Lili memejamkan matanya karena ia pikir dirinya akan terjatuh karena hilang keseimbangan tadi. Ia pun membuka matanya ternyata Raka sudah menahan dirinya terlebih dahulu sebelum ia terjatuh.

"Modus lo boleh juga." Ucap Raka dengan wajah datar.

Lili pun langsung melepaskan pegangannya dari tubuh Raka dan mundur beberapa langkah dari Raka.

"Siapa juga yang modus, orang tadi ga sengaja juga. Sensian terus si kaya cewe PMS!" Jawab Lili.

"Terus ngapain lo manggil gue tadi?" Tanya Raka malas.

"Mau ke kantin bareng. Kak Raka mau ke kantin kan?" Jawab Lili.

"Bisa sendiri kan?" Jawab Raka masih dengan wajah datarnya.

"Nyebelin!!kan mau bareng aja tau!Dasar singa, macan, ular cobra, beruang! Minta bareng aja ga boleh. Nyebelin dasar!" Ucap Lili dan langsung pergi dan menubruk badan Raka sekilas. Raka pun hanya bisa menahan tawa nya dan tetap memasang wajah cool-Nya.

Lili pun berjalan dengan cepat menuju kantin yang kebetulan sudah bell istirahat tadi. Dan ia terbebas dari hukuman Pak Hasan guru sosiologi nya.

Dia ngeselin banget sii! Udah dihukum gara-gara ngelamunin dia, sekarang ke kantin sendirian kaya anak ilang. Abis ini apalagi coba? Dasar singa jelek! Eh dia kan ganteng. Dasar Singa ganteng. (Batin Lili)

Lili pun tak tanggung- tanggung memesan 2 mangkok mie ayam kesukaannya sambil membeli segelas es teh manis. Setelah mengantri cukup lama baru lah ia duduk di salah satu kursi yang masih kosong di kantin. Lili pun melahap makannya dengan sangat cepat dan berharap tidak lagi pusing kembali apalagi memikirkan Raka lagi. Bisa-bisa ia dihukum lagi.

Saat sedang asik makan tiba-tiba es teh yang ia minum tumpah karena tersenggol seseorang yang berlarian di kantin.

"Yahh basah... Siapa si tadi main nyenggol aja kan jadi kotor gini, pelajar an olahraga juga kemarin ga ada baju ganti. Ish dasar idiot tu orang." Gerutu Lili karena kesal.

Tiba-tiba seseorang memberikan sebungkus tisu dan memberikannya kepada Lili.

"Nih, jangan ngedumel aja. Ga bakal nyeselain masalah." Ucap Raka yang entah datang dari mana sambil memberikan tisunya.

"Kak Raka!!, kebiasaan deh kaya hantu. Dikit-dikit nongol."

"Ga ada hantu seganteng gue." Ucap Raka dengan PD.

Lili pun terkejut sejak kapan Raka jadi pandai bergurau seperti ini, biasanya ia selalu dingin terhadap seseorang.

"Apasi PD banget!!"

***
Maaf sebelumnya jarang banget nge-update astagfirullah... Maaf yaa wankawan🤣🖤

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang