04

48 7 0
                                    


#HappyReading...

Raka menarik tangan Lili dengan kencang membawanya berlalu entah kemana, semua orang memperhatikan mereka dengan tatapan bingung.

"Woi, lepasin tangan gue, sakit." Pinta Lili mencoba melepaskan genggaman Raka.

"Ga akan." Sahut Raka.

Mereka berdua menuju ruang kosong dekat perpustakaan. Sampai disana barulah Raka melepaskan tangan Lili.

"Sakit tau ga si!"Ucap Lili memegang pergelangan tanganya.

"Ini obat lo." Ucap Raka.

"Kok bisa sama lo?" Tanya Lili.

"Jatoh"

"Terus lo ngapain Bawa gue ke sini? Lo ga mau macem-macem kan?" Ucap Lili sambil menujuk Raka.

"Ga napsu" Ucap Raka dengan wajah datarnya.

"Cihh"

Raka pun mulai meninggalkan Lili sendiri diruang kosong itu. Namun, dengan cepat Lili menarik tangan Raka.

"Tungguin gue." Pinta Lili.

Raka melangkahkan kakinya kembali seolah-olah tidak merasa jika Lili ada di belakangnya sekarang.

"Woi, ko gue ditinggal terus? "

"Ga peduli" Sahut Raka.

"Tunggu guee... "Pinta Lili.

"Berisik"

Tiba-tiba sebuah mobil ambulan datang dengan suara yang sangat kencang. Membuat Lili takut dan gemetar. Sampai dia terduduk dilantai dan menutup kuping.

"Aaaaaaaaaaa"

Raka pun meloleh kebelakang dia melihat Lili ada di lantai sambil menutup kedua kupingnya. Wajahnya memerah dengan air mata yang tiba-tiba membasahi kedua pipinya.

Raka yang melihat Lili seperti itu langsung menghampirinya, ia binggung melihat Lili yang menangis tersedu-sedu sambil menutup kupingnya itu.

"Lo kenapa? " Tanya Raka bingung.

"Ta...kutt... " Jawab Lili terpatah-patah.

"Ayo bangun, lo jadi tontonan disini kalau lo ga bangun." Pinta Raka.

Raka yang bingung karena tidak ada balasan dari Lili pun mulai mengangkat bahu Lili menariknya kedalam pelukkannya dengan lembut. Tangannya menyentuh pundak kepala Lili seolah menenangkan gadis itu.

Lili hanya terdiam dipelukkan Raka. Tidak membalas pelukkan itu, dia hanya tetap menangis memegang kedua kupingnya.

Setelah mobil itu pergi baru lah Raka melepaskan pelukannya ia tidak peduli jika dari tadi banyak pasang mata yang memperhatikan.

"Modus". Ucap Raka sambil melepaskan pelukannya.

" Lo yang meluk gue duluan. Tapi ga apa-apa si, peluk gue lagi dong." Jawab Lili menghapus air mata di pipinya.

"Ga akan."

"Lo kenapa nangis tadi?" Tanya Raka.

"Takut ambulan"

"Kenapa?"

"Ga tau."Jawab Lili.

"Ga jelas lo."

"Biarin. Gue tu ga suka ambulan."

"Maksud lo?" Tanya Raka heran.

"Ya ga suka aja, semacam trauma." Balas Lili.

"Ohh."Ucap Raka singkat.

"Ohh doang?" Tanya Lili.

Raka pun pergi dan meninggalkan Lili kembali.

**

Lili menunggu jemputan dari supir pribadinya di depan gerbang sekolah, sudah hampir setengah jam ia menunggu disana. Kaki-nya sangat pegal dan keram untuk terus berdiri. Ia pun jongkok di depan gerbang sekolahnya.

"Mau ikut?" Ucap seorang siswa dengan motor sport berwarna Hitam.

"Lo siapa?" Tanya Lili.

"Candra. Nama gue candra."

"Tapi gue ga kenal lo" Ucap Lili.

"Kan gue udah ngasih tau nama gue tadi." Jawab candra.

"Bukan itu maksud gue, gue ga kenal lo siapa bukan nama lo." Sahut Lili cepat.

Candra pun tertawa kecil dan kembali menatap Lili.
"Gue anter pulang mau?" Ajak Candra.

Lili memperhatikan candra dari bawah sampai atas dengan binggung, tapi kali ini bukan waktunya untuk menolak ajakan candra. Lumayan irit ongkos juga kan.

"Yaudah ayo, jangan macem-macem sama gue ya". Ucap Lili.

Candra pun memberikan helmnya kepada Lili. Lili pun memakai helm dari Candra dan langsung naik ke atas motor sport berwarna hitam milik cowok itu.

Namun disisi lain ternyata ada Seseorang yang memperhatikan Lili dan candra dari kejauhan. Raka. Dia memperhatikan Mereka berdua dari kejauhan. Namun dia tidak sepeduli itu dengan Lili. Dia pun mulai pergi dengan mobilnya melesat dengan sangat cepat.

Maaf ya kali ini pendek banget..
Masih menikmati liburan soalnya😅

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang