Haii semuanyaa... Maaf ni baru update karena kemaren lagi kurang mood bikin..
#happybaca!!
Hari ini hari senin jauh dari kata libur. Hari yang tidak disukai sekitar 99% siswa dan siswi disekolah Lili.
Lili menelusuri lorong sekolah dengan muka seolah tidak bergairah hidup. Saat Lili ingin menuju Kelas tiba-tiba terdengar suara teriakan dari seorang siswi dibelakang Lili. Siswi itu berteriak sambil berlari menghampiri Lili.
"Liliiiiiiii.." Teriak kesya.
Kesya adalah teman sekelas Lili. Kesya termasuk teman yang sangat dekat dengan Lili selain Fani tentunya.
"Kesya!.. Gue kira siapa. Lo kenapa lari-lari gitu? Abis lomba maraton?" Ucap Lili meledek Kesya.
"Ya ga.. Lah.. Lii.. Hosss Guee...cuma... Mau bareng hoss... Sa.. maa.. hoss Lo doang.." Ucap Kesya terputus-putus dan mencoba untuk mengatur napasnya.
"Tuh kan lo sampe ngos-ngosan gitu, yaudah ayo.."
Mereka berdua pun langsung memasuki kelas mereka itu. Sampai dikelas Lili melihat Bima yang sedang duduk di mejanya. Tidak ada satu hari tanpa menggoda Bima bagi Lili.
"Haiii Bimm." Sapa Lili kepada Bima.
"Apasi sii lo lii...ledekin gue terus, bt dehh gue ah." Ucap Bima.
Bima memang sedikit ke wanita-wanitaan, makannya Lili suka sekali meledeki temannya yang satu itu. Baginya sangat Lucu.
"Liii, bima doang yang lo sapa. Gue ga ni?." Ucap Satria.
"Ogah!" Jawab Lili cepat.
Satu kelas pun mulai menertawakan Kelakuan satria. Memang satria suka dengan Lili. Tapi Lili sama sekali tidak membuka hatinya untuk Satria. Tentunya karena ia tak mencintai Satria.
"Mampuss lo bang..satt.." Ucap Gilang menahan tawa.
"Bisa ga lo ga usah pake bang.. Ga enak gue dengernya." Jawab satria cepat.
Lili pun tidak habis pikir dengan kelakuan teman-teman sekelasnya itu. Padahal Lili adalah anak baru, tapi sudah seperti bertahun-tahun Lili didalam kelas itu. Dan ia pun sangat menyukai teman sekelasnya itu.
***
Kriinggg..
Jam istirahat tiba."Bim....bimm.. Kantin yu bimm.. " Ledek Lili kembali.
"Ihhh Liii.. Udah dong bt in banget deh lo. Gue jodohin sama satria juga ni lo!" Jawab Bima.
"OGAH." Jawab Lili cepat.
"Gue lagi aja lo bim." Balas Satria dibelakang mereka.
Lili pun mulai menuju kantin bersama Fani dan kesya. Walaupun Fani dan Lili beda kelas tetapi mereka selalu istirahat bersama. Walau terkadang memang yang duluan menghampiri Lili adalah Fani.
"Btw.. Gimana sama Raka lii?" Ucap fani memecahkan keheningan.
"Tenang aja fan, dia mulai buka hatinya buat gue." Jawab Lili dengan PD-nya.
"Lo bakal tetep lanjutin semua ini?" Tanya Fani tidak yakin.
"Ya gitu. Kalau emang nantinya gue bikin masalah besar,gue bakal terima fan, ini kan gue yang mau juga." Ucap Lili.
"Terserah lo deh. Ga ikut campur gue li." Jawab fani memutar bola matanya.
"Kenapa si? Ko jadi bahas Kak Raka? Lo suka sama Kak Raka?" Ucap Kesya tiba-tiba.
Lili dan Fani pun saling menatap satu sama lain seakan-akan bingung untuk merespon ucapan Kesya itu. Dan akhirnya mereka berdua tidak meresponnya.
**
Setelah makan dikantin Lili meninggalkan Fani dan kesya. Ia pergi untuk menemui Raka. Entah apa tujuannya.
Baginya permainan yang ia mulai tidak boleh di hentikan begitu saja. Sampai tiba waktu game over baginya. Akan ia tunjukan cara bermain yang benar kepada semua orang termasuk Raka.
Lili menuju kelas Raka. Kelas yang ada di lantai 3 sekolahnya itu.
Sampai Kelas Raka, Lili pun mencari keberadaan Raka. Baru saja masuk kedalam kelas itu, semua pasang mata langsung terarah kepada Lili. Tapi Lili tidak menghiraukan mereka semua. Lili hanya mencari Raka sekarang.
"Kak Raka!!" Teriak Lili kepada Raka yang tengah duduk dikursinya.
Raka yang sedang bermain handphone nya itu pun langsung melihat kearah depan. Ia melihat gadis yang akan selalu menggangu hari-hari nya itu.
"Dia siapa Broo?" Ucap Rai sambil menepuk pundak Raka.
"Cewe stress." Jawab Raka acuh.
Rai pun langsung menghampiri Lili dan memperhatikannya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
Cantik. Cewe secantik Lili dibilang Stress oleh Raka? Rai pun tak habis pikir dengan temannya yang satu itu. Efek kelamaan jomblo kayanya.
"Woii! Cantik begini lu bilang stress. Gila lo! " Ucap Rai sambil menepuk pundak Raka tidak percaya.
Raka hanya terdiam melihat teman nya yang satu itu. Raka hanya kembali melihat layar Handphone nya.
"Siapa yang bilang aku stress!!" Ucap Lili kesal.
"Nohhh yang lagi maen hp." Ucap Rai sambil menunjuk Raka dengan dagunya.
Lili pun melipat kedua tangannya, ia menghampiri Raka dan menggebrak Meja yang ada didepannya.
"Kak Raka bilang aku strees!!" Ucap Lili.
"Iya."
"Kak Raka yang stress." Jawab Lili kesal.
"Iya dia yang stress. Cewe secantik lo dibilang stress parah kan." Ucap Rai menggoda.
"Berisik Lo MODUS dasar." Jawab Raka cepat. " Lo juga tumben pake aku kamu, biasanya lo gue. Kesambet apa." Lanjut Raka.
"Loh emang ga boleh ya adik kelas manggil kakak kelasnya begitu? Kan biar lebih sopan aja gitu."Jelas Lili.
"Terserah."Jawab Raka tidak perduli dan kembali memainkan Handphone nya.
"Kak.. Aku mau.. "
Raka pun bediri dari tempat duduknya menarik lengan Lili dan membawanya keluar dari kelasnya itu sebelum Lili selesai mengucapkan perkataannya.
"Apa?" Tanya Raka.
"Kangen" Jawab Lili menggoda.
"Gue ga terpengaruh sama kata-kata lo. Balik ke kelas lo sekarang!"
Lili pun menatap Raka ,melipat kedua tangannya. Ia pun menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan cepat.
"Kenapa lagi?" Tanya Raka.
Lili pun mendekat kan dirinya kepada Raka. Menatap mata Raka sekilas dan mulai memeluk Raka dengan cepat. Entah apa yang Lili lakukan sekarang. Baginya jika memulai permainan haruslah sempurna. Dan inilah salah satu permainannya. Membuatnya terbang ke langit dan menjatuhkannya ke dasar jurang yang paling dalam.
Mungkin Lili memang jahat. Tapi jahatnya tidak dilakukan dengan kasar bukan? Tapi ia akan membuat Luka yang tidak bisa dilupakan.
Tidak ada yang tahu akhirnya bagaimana. Mungkin nanti dirinya sendiri yang akan merasakan luka yang ia buat sekarang. Tapi Lili tidak teralu perduli dengan hal itu. Karena baginya yang harus ia lakukan sekarang adalah mendapatkan hati Raka. Hanya itu.
Dan juga mungkin ia lupa bahwa yang dihadapinya sekarang adalah seorang Raka. Cowok yang ga akan terbang dan tidak ada satu pun wanita yang bisa meruntuhkan dinding hatinya yang kokoh itu.
Vote yaa..... 😇

KAMU SEDANG MEMBACA
Violet
Teen FictionIni kisah, seorang gadis yang bersama Lili Kirana. Gadis yang bodoh, karena mempermainkan hati seseorang yang bahkan mulai mencintainya dengan tulus. "Raka.. Maafin gue, gue bisa jelasin semuanya ke lo!" "Apa yang harus dijelasin? Semuanya cuman m...