13

23 2 0
                                    

Selamat baca <3

Jam menunjukkan pukul 22:00 WIB. Lili dengan cepat merapihkan tumpukan buku yang berserakan di meja belajar nya karena ia baru saja mengerjakan tugas Geografi yang diberikan Bu Nani di sekolah tadi.

Setelah selesai merapihkan buku, Lili pun duduk di pinggir tempat tidurnya. Ia pun meraih handphone kesayangannya yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempatnya duduk sekarang. Ia membuka aplikasi Line dihandphone nya dan langsung mencari sebuah nama dan mulai mengetik sesuatu disana.

Lili Kirana.
Jangan lupa mimpi indah Raka. Good night.❤

Setelah mengirimkan pesan itu kepada Raka, Lili membaca ulang pesan itu sambil tersenyum. Ia pun merasa jijik terhadap dirinya sendiri karena mengirimkan pesan seperti itu kepada Raka. Lalu menaruh kembali handphone nya ketempat semula ia mengambil nya.

Good night my Lion ice.

Sesuatu sisi, Raka yang sedang menggenggam handphone sambil meminum segelas coklat panas itu tak sadar bahwa kedua ujung sudut bibirnya terangkat. Ya, itu karena pesan singkat dari Lili. Baru kali ini seorang Raka bisa tersenyum hanya karena sebuah chat dari seorang gadis. 

Raka pun menaruh handphonenya kembali lalu menghabiskan coklat panasnya dan pergi ke kamarnya. Di dalam ruangan sunyi itu Raka kembali teringat pesan dari Lili. Ia pun kembali tersenyum sambil memandang langit kamar biru mudanya itu.

Masa iya gue suka sama dia?

Raka pun mengacak-ngacak rambutnya prustasi, mengapa ia bisa memikirkan gadis itu lagi hanya karena sebuah pesan yang ia kirimkan saja. Raka pun menarik selimutnya hingga dada nya dan mulai memejamkan mata nya.

...

06:15.

"Lili bangun!!, udah jam berapa ini li." Teriak Iren sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Lili.

Lili pun membuka paksa matanya. Dan berusaha untuk mengumpulkan nyawa-nyawa nya yang belum terkumpul itu. Lalu ia menoleh kearah jam yang terletak di samping ranjang tidurnya itu.

"ASTAGA, gue kesiangan!!"

Bruk!!

"Aww!!"

"Kamu ga apa-apa Li?" Ucap Iren kwatir.

"Sakit lah mah." Jawab Lili kesal.

"Lagi kamu kesiangan si, kan mamah udah bilang jang.... "

"Udah mah ga usah di ceramahin dulu Lili lagi buru-buru ini, 15 menit lagi pintu gerbang sekolah ditutup mah." Potong Lili.

Iren pun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak semata wayangnya ini. Untung saja ia masih menyetok rasa sabarnya.

...

Disisi lain Raka sedang memarkirkan Motor miliknya itu di tempat yang telah disediakan. Ia pun melepas helm nya dan segera menuju kelasnya.

Namun saat menuju kelasnya, ada seseorang yang menubruk bahunya. Candra. Iya dia candra.

Bruk!

"Masih bisa juga lo nunjukin muka busuk lo itu depan gue." ucap candra membisik tepat di telinga Raka.

Raka pun hanya bisa menarik napas, sambil menahan emosinya.

"Berapa kali gue harus bilang sama lo, itu bukan salah gue!" Balas Raka mencoba tetap tenang.

Candra pun membalikan badannya mengadap Raka.

"Cih , masih aja lo egois. Emang ya lo itu ga berubah. Masih sama kaya dulu ga pernah mau disalahin. Cupu lo." Balas Candra dengan rahang yang semakin mengeras.

"Itu kecelakan!!!" Bentak Raka.

"Apa lo bilang? Kecelakaan? Lo udah buat Adik gue meninggal! Dan sekarang lo bilang itu semua kecelakaan?" Ucap Candra tak mau kalah.

"... "

"Kalo dulu lo ga ninggalin adik gue dijalanan malam itu. Mungkin dia sekarang masih sekolah ! Dan gue masih bisa denger suaranya, ngeliat senyumannya. Asal lo tau, gue hancur saat ngeliat Windy, adik gue satu-satunya terbaring lemah di rumah sakit! Dan itu semua salah Lo!"Ucap Candra sambil menarik kerah seragam Raka.

Raka mengepalkan tangannya kuat-kuat. Seolah kemarahannya tak bisa ia tahan lagi.

"Berapa kali gue bilang sama lo, itu kecelakaan!"

"Kenapa lo ninggalin Adik gue malam itu SI*LAN! "

Bruk!

Candra memukul pelipis Raka dengan Kuat.

Raka pun tak Terima,  ia pun memukul balik pelipis Candra dengan kencang.

Bruk!

Raka pun menarik kerah seragam Candra dengan kuat, ia tak bisa lagi menahan amarahnya.

"Lo ga bisa nuduh sembarangan kalau lo ga punya bukti apa-apa BR**GSEK!"

Raka pun melepaskan kerah seragam Candra dengan kasar. Lalu melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Cih! Dasar pembunuh" Ucap Candra sambil merapihkan seragamnya.

Raka pun menahan langkah kakinya, ia sudah tak tahan dituduh seperti ini.  Raka pun membalikan badannya lalu kembali melayangkan pukulannya ke arah wajah Candra.

Kali ini Raka tidak bisa menahannya. Ia selalu dihantui oleh orang-orang yang mengganggap nya sebagai pembunuh Windy. Adik Candra.

Pukulan terus melayang ke arah Candra tanpa ampun. Kemarahan Raka terus menjadi-jadi. Ia tak akan melepaskan Candra begitu saja.

Semua pasang mata mengarah ke dirinya dan Candra. Tak ada siapa yang berani memisahkan keduanya.

Bruk! Bruk!

Darah mulai mengalir dari sudut bibir Candra dan hidungnya. Raka sudah benar-benar hilang kesadarannya.

Sampai akhirnya seseorang memanggil guru untuk meleraikan perkelahian mereka berdua.

...
Disuatu sisi ada seorang yang memperhatikan mereka sedari tadi. Lili Kirana. Beribu-ribu pertanyaan mulai menghiasi pikirannya saat ini.

Siapa Windy? Kenapa Raka bisa kenal dengan Candra? Dan kenapa mereka berdua berkelahi?

Haii gaes I'm Comeback!
Btw-- tetep dirumah ya teman-teman qu sekalian!!

VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang