Prolog

44 5 4
                                    

        Ana Zulkarnain, seorang perempuan memiliki paras cantik, memiliki sikap yang baik, anak yang sholihah. Ana memiliki saudara kembar, ia bernama Ani Zulkarnain, ia adalah kakak Ana dan sekarang ia melanjutkan sekolah menengah pertamanya di pesantren. Sedangkan Ana lebih memilih disekolah umum saja, Ana sekolah di SMPN Mutiara di Jakarta.
Saat masuk sekolah pertama, Ana diantar oleh abinya menaiki mobil, karena jalur nya sama dengan kantor abinya.
Mobil abinya sudah di depan gerbang sekolah. Ana mengucapkan salam dan mencium tangan abinya sebelum keluar mobil.
"Dahh... abi," ucap Ana pada abi, melambaikan tangannya.
"Dahh... Belajar yang rajin." jawab abi melambaikan tangan balik lalu pergi.
Ana memasuki sekolahnya, Ana melihat sekeliling sekolah. Sekolah nya sangat luas, dan banyak tanamannya juga. Semua siswa perempuan disana memakai kerudung dan beberapa siswa ada yang tidak memakainya karena mereka non-muslim. Ana pun memakai kerudung, karena umi Ana sudah mengajarkan Ana untuk menutup auratnya. Dijalan tiba - tiba..

Dukk....

"Aduuh... " ucap Ana memegang pundaknya.
"Eh, sorry - sorry, " ucap pria itu dengan melanjutkan larinya entah kemana.
"Aduh, kenapa sih mesti buru - buru santai aja kali.. " ucapku pelan dengan mata sebal.

"Dek?" ucap seorang wanita yang berada dibelakang Ana.
Ana membalikkan badan dan melihatnya.
"Eh, iya kenapa yah?"
"Kamu murid baru yah?"
"Iya.."
"Mari saya antar kamu ke kelas,"
"Ohh, baik. Terimakasih.."
Tanpa menjawab dan hanya tersenyum. Lalu Ana diantar ke kelas nya.
Sepertinya itu kakak OSIS deh.., batin Ana.

Tak lama, Ana sampai ke kelas barunya. Ana berada di kelas 7B, kelas nya tampak asri, rapi, bersih. Disana suasana nya tidak terlalu ribut. Mungkin mereka semua belum terlalu saling kenal.
Ana mencari kursi kosong, dan ada kursi kosong di barisan kedua. Ana menghampiri kursi tersebut.
"Hai, kursinya kosong?" tanya Ana pada seorang siswa perempuan memakai kerudung yang sedang membaca novel.
"Eh, hai, iya kosong, duduk aja." ajaknya.
"Aku Ana," ucap Ana, dengan mengulurkan tangan padanya.
"Aku Karin, salken yah.." jawabnya, mengulurkan tangan balik.
"Btw, kamu hobi baca yah?"
"Iya nih, aku hobi baca, apalagi kalo baca novel, hee.. "
"Oh gitu, sama dong aku juga suka baca novel.. "
Setelah tak lama berbincang, bel masuk berbunyi. Dan salah seorang guru masuk ke kelas.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap guru itu.
"Wa'alaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh," jawab serentak siswa dikelas.
"Anak - anak perkenalkan, nama bapak adalah Pak Septian, panggil saja Pak Ian. Sekarang saya adalah wali kelas kalian." ucap guru itu.
Beberapa siswa saling berbisik..
"Oh Pak Ian toh.."
"Pak Ian ganteng banget tuh.. Wkwkwk"
"Pak Ian guru apa yah?"
Ana memperhatikan teman - teman nya yang saling berbisik.
"Disini saya akan mengajar pelajaran Bahasa Indonesia," lanjut Pak Ian.

***

Bel istirahat berbunyi, semua siswa pergi ke kantin.
"Na, ke kantin yuk?" ajak Karin.
Ana mengangguk, mereka berjalan ke kantin.
Di Kantin sudah dipenuhi oleh siswa. Setelah Ana dan Karin memesan makanan, mereka lalu duduk di meja kosong di dekat jendela. Mejanya besar, terdapat empat kursi saling berhadapan. Ana dan Karin duduk saling berhadapan.
"Rin, apa pelajaran yang kamu suka disini?" tanya Ana dengan menyantap makanan nya.
"Kalo aku, aku suka pelajaran IPS, kalo kamu?" jawab Karin dengan menanya balik pada Ana.
"Ohh IPS, kalo aku suka pelajaran IPA, apalagi kalo pelajaran Biologi." jawab Ana sedikit tersenyum.
Saat mereka saling berbincang, ada dua siswa yang menghampiri mereka.
"Hai, boleh gabung?" tanya salah seorang siswa.
"Oh, boleh - boleh.." jawab Ana.
"Oh, yah kenalin aku Siska dan ini Sasa," ucap Siska dengan mengulurkan tangan mereka berdua.
Siska dan Sasa adalah siswi di kelas 7D, kelasnya dekat dengan kelas Ana dan Karin.
"Aku Karin, ini Ana," jawab Karin mengulurkan balik tangan mereka berdua.
Di Kantin mereka asik mengobrol. Sampai bel masuk berbunyi. Semua siswa bergegas ke kelas mereka.
"Yuk Rin kita ke kelas?" ajak Ana.
"Eh,, Sis, Sa, kita balik dulu ke kelas yah?" ucap Karin dengan berpamitan pada Siska dan Sasa.
"Oh yah, kita juga mau ke kelas kok," ucap Sasa sambil berdiri dari tempat duduk nya dan mengajak Siska pergi, mereka pun pergi ke kelas nya masing - masing.

***

"Assalamu'alaikum," jawab seorang guru yang masuk ke kelas Ana. "Wa'alaikumsallam," jawab siswa serentak.
"Perkenalkan nama ibu, Ibu Khusnul. Ibu akan mengajar pelajaran IPS. Disini ada yang suka sama pelajaran IPS?" tanya
Beberapa murid mengangkat tangannya. Dan salah satu nya teman sebangku Ana. Ibu Khusnul melirik Karin, lalu bertanya.
"Oh, yah coba kamu aja. Kenapa kamu suka IPS? Nama kamu siapa?" tanya guru itu melirik Karin.
"Eee... Saya Karin bu, saya suka IPS karena saya suka tentang pelajaran sejarah. Saya suka hal - hal aneh, misterius, dan masih menjadi misteri." jelas Karin gugup.
"Oh gitu, baiklah pelajaran akan dimulai. Siapkan alat tulis kalian." perintah Bu Khusnul.

Bel pulang berbunyi. Semua murid membereskan peralatan tulis mereka dan mengucapkan salam pada guru mereka.
"Yuk Na?" ucap Karin yang sudah berdiri dari kursinya menunggu Ana.
"Yuk," jawab Ana berdiri dari kursinya.

Di lorong kelas, Ana dan Karin melihat kumpulkan siswa laki - laki yang sepertinya sih mereka sedang nongkrong. Dan beberapa dari mereka ada yang dari kelas Ana dan Karin. Ana dan Karin berjalan melewati mereka.
"Hey," ucap salah satu siswa laki - laki yang sedang nongkrong.

Ana dan Karin memberhentikan langkah mereka dan mengarahkan pandangan pada suara yang tadi didengar.

"Hey tayo, hey tayo, dia bis kecil ramah..." ucap semua siswa laki - laki yang sedang nongkrong tadi.

Wajah Ana dan Karin memerah.

"Hey, apaan sih kalian. Gak jelas banget deh, kalo mau manggil yang serius dong jangan main - main," ucap Karin sebal.
"Eh, udah gak papa, sabar aja.." ucap Ana memegang kedua pundak Karin disamping.
"Eitss.. selow aja ngomong nya jangan nge-gas gitu.. " ucap seorang siswa laki - laki yang diikuti tawa teman - temannya.

Ana dan Karin melanjutkan perjalanan mereka, dengan rasa kesal. Saat mereka berjalan jauh, suara tertawa mereka masih saja terdengar. Lalu seorang guru menegur mereka.
"Hey, kenapa kalian ketawa? Ada yang lucu? " ucap guru itu.
"Eh, pak e-enggak kok... " ucap seorang siswa, lalu kabur begitu saja dengan teman yang lainnya.
"Ck, dasar anak jaman now," ucap guru itu membalikkan badannya menuju ruang guru.

Ana dan Karin tertawa hati - hati, melihat kelucuan mereka.

"Hahaha.. lucu banget deh.. " kata Ana masih tertawa dengan Karin.

Mereka menunggu di halte bus. Selang beberapa menit, bus yang mereka tunggu akhirnya datang. Lalu mereka menaiki bus secara bersamaan. Karena rumah mereka satu jalur.

Aku Kamu KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang