Drrdd....
Ponsel Ana berbunyi, ia langsung mengambil ponselnya. Ternyata ada yang mengirim ia pesan. Nomornya tidak dikenal Ana. Isi pesannya sangat singkat sekali
+62 : Perebut...
Hah? Siapa ini? Kenapa dia ngirim pesan kayak gini?, batin Ana."Ah, ya sudahlah, paling orang iseng," Ana menyimpan kembali ponselnya, untuk melanjutkan membaca novel nya.
Lagi - lagi, ponsel Ana berbunyi. Ana mengambil ponselnya lagi. Kali ini bukan pesan, tapi ada yang menelepon Ana dari nomor tidak dikenal tadi.
"Aduhh, siapa sih? Jangan diangkat deh, nanti kalo udah kedua kali aku bakal angkat.." Ana kembali menyimpan ponselnya. Lalu melanjutkan membaca nya.Ana selesai membaca novel nya. Ia bergegas ke kamar mandi untuk buang air kecil. Beberapa menit ia keluar dari kamar mandi, ponselnya berdering berkali - kali. Ana mengambil ponselnya lagi.
Duhh, orang ini apa gak ada kerjaan? Nelpon terus dari tadi?, batin Ana.Tanpa pikir panjang lagi, Ana mengangkat telepon itu.
Ana : Halo? Siapa ya?
+62 : Eh, jangan basa - basi deh!
Ana : Maksudnya gimana ya?
+62 : Kamu jangan pernah coba - coba ngerebut dia dari aku!
Ana : Ngerebut? Maksudnya siapa?
+62 : Alahhh! Jangan so polos deh!
Ana : Hah? Maksudna gimana....
(Teleponnya dimatikan)
Ana : Halo? Halo?"Ih, gak jelas banget deh orang ini. Tiba - tiba aja marah," Ana langsung melemparkan ponselnya ke kasur.
***
"Umi, abi" Ana mencium tangan mereka. "Ana berangkat, assalamu'alaikum! " Ana langsung menuju pintu depan.
"Wa'alaikumsallam!" ucap umi dan abi.Menuruni anak tangga menuju gerbang rumahnya. Saat ia hendak menyebrang menuju halte bus, tiba - tiba sebuah motor ninja berhenti didepannya. Orang itu melepaskan helmnya.
Dika?, batin Ana."Yuk berangkat?" Dika mengajak Ana tiba - tiba.
"Kamu? Kenapa ada disini?" tanya Ana heran.
"Iya, biar bareng. Mau bareng gak? Udah jam segini nih.. kalo telat jangan nyalahin,,"
Ana melihat jam ditangannya. "Oh iya, bentar lagi masuk!" Ana panik karena takut telat.
"Tuh kan, cepet naik! Nih helmnya," Dika menyodorkan helm.
Ana ragu untuk mengambilnya, tapi Dika memaksa. "Nih, cepet ambil, " Ana mengambilnya.
"Yuk naik?"
"I-iya kak," Ana langsung menaiki motor ninja Dika.
Motor ninja Dika melaju sedang. Hingga sampai disekolahnya. Motornya diparkirkan ke tempat parkiran dulu. Mereka berdua turun dari motor.
"Nih, makasih ya?" Ana menyodorkan helm Dika.
"Iya," balas Dika, tapi Ana langsung pergi duluan ke kelasnya, Dika memanggilnya. "Hey! Na, tungguin!"
Langkah Ana terhenti, ia langsung membalikkan badannya. "Eh, iya lupa.. maaf - maaf,"
Dika menghampiri Ana. "Gimana sih, bukannya nungguin,"
"Ehehee, iya maaf kak. Yuk ke kelas?"
"Oke,"
Mereka berjalan menuju koridor. Tapi aneh, biasanya sebelum masuk kelas, siswa banyak yang nongkrong di koridor. Tapi ini kok sepi? Apa pelajaran sudah dimulai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Kita
Teen FictionWaktu demi waktu berlalu. Walaupun hubungan mereka terpisah dengan jarak, tapi perasaan Sam tetap sama pada Ana. Hingga ia memberanikan diri untuk berjumpa dengan orang tua Ana. Ya, Sam datang kerumah Ana untuk melamarnya. ...