Sudah hampir satu minggu Ana tidak pulang. Umi dan Abi sangat mengkhawatirkan Ana. Apalagi teman - teman di sekolahnya.
"Rin, emang Ana masih belum pulang?" tanya Sam.
"Belum nih, aduh gimana yah, aku khwatir banget nih," ucap Karin khawatir.
Aku harus bisa temuin Ana, batin Sam.Bel pulang sekolah berbunyi. Sam terdiam di lantai atas. Mata nya tertuju pada gerbang sekolah. Melihat para siswa - siswa pulang. Tapi ada yang aneh. Sam melihat ada orang asking yang lalu lalang didepan gerbang sekolah. Orang itu tampak asing, Sam tidak mengenal orang tersebut. Satu persatu siswa pulang, hingga tak tersisa satu siswa pun. Mungkin hanya dirinya saja. Orang itu menuju sebuah mobil hitam. Sam turun dari lantai atas, menuju keluar gerbang. Mobil itu sudah melaju. Sam langsung menggunakan ojek.
"Pak, ojek!" teriak Sam pada tukang ojek yang sedang menunggu penumpang di pangkalan. Tukang ojek itu langsung menghampiri Sam.
"Pak, tolong ikuti mobil hitam itu ya pak," pinta Sam terburu - buru.
"Baik dek," ucap tukang ojek.Tukang ojek yang dinaiki Sam, terus melaju mengikuti mobil tadi. Mobil itu menuju ke sebuah tempat sepi. Masih banyak pepohonan yang rimbun. Mobil itu berhenti disebuah rumah kosong tak terawat. Motor ojek tadi, berhenti di di tempat itu.
"Ini pak, makasih," ucap Sam memberi uang pada tukang ojek.
"Oh, ya makasih," ucap tukang ojek itu lalu pergi mengendarai motornya.Orang - orang dalam mobil itu lalu keluar, menuju rumah kosong itu. Sam melangkah pelan - pelan menuju rumah kosong itu. Agar tak ketahuan oleh mereka. Di dalam rumah kosong itu terdengar suara wanita meminta tolong. Sam sepertinya kenal suara itu. Ia lalu mengintip lewat jendela kecil di samping rumah itu. Dan benar didalam ada Ana yang tubuhnya terlihat lemas, lesuh. Ana nampak masih memakai seragam dan membawa tas sekolahnya. Ana sepertinya dikurung disebuah gudang.
Ana?, batin Sam.
"Hey, tolong. Lepasin aku, aku mau pulang!" teriak Ana menggedor pintu.
Ada yang mendobrak pintu.Dugg...
"He, berisik lo. Ini makan," ucap seorang pria berbadan kekar memberi Ana makan.
"Kalo lo gak mau makan terus nanti lo mati disini, nanti gue yang rugi, buruan makan!" bentak pria itu.Pria itu keluar dari ruangan dengan emosi. Ana menangis sambil memakan makanan yang diberi tadi. Sam sedih melihat Ana diperlakukan seperti itu. Sam disana bingung, karena ia tidak mungkin bisa melawan para penjahat seorang diri. Para penjahat itu semua nya berbadan kekar sedangkan ia bertubuh kecil. Tak disangka jendela ruangan yang tengah mengurung Ana terbuka. Lalu Sam memanggil Ana pelan.
"Ana, Ana," ucap Sam pelan.
"Sam?" ucap Ana senang melihat Sam dan menghampirinya.
"Sam, tolong aku, aku takut Sam disini," pinta Ana, air matanya mengalir deras diwajahnya.
"Iya Na, aku janji aku bakalan bawa kamu dari sini," ucap Sam memegang kepala Ana, agar tenang. "Tapi gak sekarang, soalnya aku gak mungkin bisa ngelawan orang - orang berbadan besar itu," ucap Sam menenangkan Ana.
"Tapi Sam, aku takut,.." ucap Ana ketakutan air mata nya makin deras mengalir.
"Tenang Ana, aku janji bakalan bawa kamu dari sini," ucap Sam.
"Baik Sam, kamu datang ke rumah ku, kasih tau abi sama umi, kalo aku ada disini," pinta Ana.
"Oke Ana, aku janji. Aku pergi dulu yah," ucap Ana memegang tangan Ana yang bergetar.
Ana mengangguk. Lalu Sam pergi dari rumah itu. Sam berjalan menuju jalan raya. Keberadaan rumah itu, tidak terlalu jauh dari jalan raya. Sam lalu menaiki angkutan umum menuju rumah Ana. Tak lama, Sam sampai dirumah Ana. Ia memberanikan diri untuk megetuk pintu rumah Ana.Tokk... Tokk... Tokk...
Bi Neni yang membukakan pintu rumah.
"Iya den, cari siapa?" tanya Bi Neni pada Sam yang terlihat tegang.
"Saya temannya Ana, bi. Boleh saya bertemu dengan orang tuanya?" pinta Sam.
"Boleh den, silahkan masuk," ucap Bi Neni mempersilahkan Sam masuk.
"Silahkan den duduk dulu, saya panggil ibu dan bapak," ucap Bi Neni, lalu naik ke atas ke kamar umi dan abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Kita
Teen FictionWaktu demi waktu berlalu. Walaupun hubungan mereka terpisah dengan jarak, tapi perasaan Sam tetap sama pada Ana. Hingga ia memberanikan diri untuk berjumpa dengan orang tua Ana. Ya, Sam datang kerumah Ana untuk melamarnya. ...