Hari demi hari berlalu. Ani, akhirnya pulang ke asrama pesantren nya. Ani berpamitan pada keluarga dirumah. Lalu diantar oleh abi, umi, dan Ana sampai ke asramanya. Mereka saling berpelukan. Dan sedih harus berpisah lagi. Apalagi Ana, ia baru saja bertemu kakak nya sebentar, Ani sudah pulang lagi.
***
Tak terasa, sekarang Ana sudah naik kelas delapan. Ia tetap sekelas dengan teman - teman nya saat kelas tujuh. Ia berada di kelas 8b. Dan wali kelas nya tetap Pak Ian.
"Gak kerasa yah Na, kita udah kelas delapan lagi," ucap Karin bahagia.
"Emm.. Iya nih udah gak kerasa," ucap Ana.***
Ana diberitahu oleh Karin, bahwa minggu depan disekolahnya ada pertandingan sepak bola antar kelas.
"Rin, nanti perwakilan kelas kita yang ikutan tanding bola, siapa aja yah?" tanya Ana pada Karin yang sedang membaca novel.
"Hemm,, aku juga kurang tau sih," jawab Karin menggelengkan kepala, melanjutkan membacanya.Terlihat Sam masuk ke kelas. Sepertinya ia habis dipanggil Pak Ian.
Biasa, dia kan KM kelas. Lalu Sam melangkah kedepan kelas, dan menulis sesuatu di papan tulis.
"Yang aku tulis ini, mereka yang akan ikut pertandingan bola antar kelas," ucap Sam pada seluruh teman di kelasnya.
"Oke, pak bos," ucap Ihsan dengan malas. Nama Ihsan tercantum dipapan tulis itu untuk mengikuti pertandingan tersebut.Salah satu siswa perwakilan dari kelas Ana adalah Sam. Sam memang jago dalam bermain sepak bola. Ia banyak mendapat kejuaraan.
***
Pertandingan dimulai, dilakukan di lapangan sekolah. Semua siswa menonton dipinggir lapangan. Dan mulai meneriaki pemain dari kelas - kelas mereka. Dan menyanyikan yel - yel yang mereka buat.
"Semangat teman - teman, whuuhh,"
"Yeye semangat, yeye semangat,"
"Aduh, dia ganteng banget,"Suara teriakan para siswa semakin meriah. Pandangan Ana tertuju pada Sam yang sedang berusaha memasukkan bola ke gawang lawan, dannn..... gooollllll....
"Goolll," ucap Ana dan Karin senang, dan siswa yang lain pun ikut berteriak.Pertandingan berakhir. Diumumkan pemenang nya, yaitu kelas 8B. Seluruh siswa kelas 8B maju kelapangan, merayakan kemenangan mereka.
***
"Ana, Sam, kalian dipanggil Pak Ian tuh," ucap Siti meneriaki nama mereka di depan pintu.
Mereka pun menuju ke ruang guru. Mereka berjalan berdampingan. Karena ruang guru dan kelas mereka lumayan jauh, Ana tampak kelelahan.
"Heh, tunggu dong capek tau," ucap Ana memegang lututnya. Sam memberhentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke hadapan Ana.
"Cepetan dong, lelet banget sih. Pak Ian pasti udah nungguin tuh," ucap Ian menunggu.
"Iya bentar, aku capek," ucap Ana masih kelelahan.
"Mau digendong?" tanya Sam.
Tanpa menjawab, Sam langsung menggendong Ana.
"Eh, Sam turunin. Nanti kalo ada yang liat gimana? Sam, turunin.." pinta Ana memukul pundak Sam.
"Iya, nanti aku turunin pas mau deket ruang guru, abisnya kamu lama sih," ucap Sam yang masih menggendong Ana."Dah, turun kita sampe nih," ucap Sam menurunkan Ana dari gendongan nya.
"Hemm, makasih yah," ucap Ana merapikan rok nya.
"Gak papa, aku bakal sering ngelakuin hal ini tanpa disuruh kamu. Karena aku gak mau ninggalin kamu sendiri dibelakang aku. Kita harus jalan kedepan bersama - sama," ucap Sam melirik Ana dengan senyumannya.
Wajah Anna memerah, lalu menyenggol lengan Sam.
"Ih apaan sih, udah yuk cepet ke meja Pak Ian," ajak Ana menarik lengan Sam, agar berjalan cepat.
"Iya pak, bapak panggil kami?" tanya Sam.
"Eh, iya. Ini, saya panggil kalian, buat bantuin kerjaan saya. Nanti pulang sekolah kalian jangan pulang dulu yah. Tolong bantuin saya buat hitung jumlah benar dan salahnya dari ulangan kalian yang kemarin kerjakan, soalnya saya harus ngerjain tugas yang lain dulu," pinta Pak Ian menyodorkan kertas - kertas ulangan pada Sam dan Ana.
"Baik, pak," ucap Ana dan Sam kompak.Mereka meninggalkan ruang guru. Dan berjalan di koridor menuju kelas.
"Ana, sayang?" ucap Sam pada Ana.
"Em, apaan sih?" ucap Ana bingung.
"Emang aku ngomong apa tadi?" ucap Sam menjebak perkataan.
"Sayang," ucap Ana masih bingung.
"Iya apa sayang, heee, " ucap Sam gombal pada Ana.
"Ish apaan sih," ucap Ana, wajah memerah dan mempercepat langkahnya meninggalkan Sam dibelakangnya.
"Eh, Na tunggu," ucap Sam mengikuti langkah Ana, tapi Ana sudah masuk kelas duluan.Bel pulang berbunyi. Ana dan Sam tidak pulang karena mereka harus mengerjakan tugas yang diberi Pak Ian tadi.
"Na, kamu gak pulang?" tanya Karin.
"Nanti aja, soalnya aku ngerjain tugas dari Pak Ian," jawab Ana masih mengerjakan tugasnya.
"Oh yaudah, aku duluan yah," ucap Karin.
"Yah, dadah hati - hati yah," ucap Ana melambaikan tangannya.
"Dah...," ucap Karin melambaikan tangannya juga, lalu melangkah pergi.Terdengar suara langkah kaki yang memasuki kelas. Ana tidak melihat ke arah suara tersebut. Dia tidak peduli siap yang masuk ke kelasnya. Ia tetap terus melanjutkan tugasnya.
"Na, kerjaan masih banyak? Sini aku bantuin," ucap seseorang.
Suara siapa itu yah? Kayaknya bukan Sam deh, batin Ana.
Ana mengangkat dagunya dan melihat orang itu. Dan benar itu bukan Sam. Dia adalah Rizki Syakir Nugraha kelas 8D. Panggil aja Rizky. Rizky terkenal sebagai cowok yang playboy. Karena banyak gosip yang bicara, dia punya banyak mantan yang dulunya pacar dia, terus disia - sian gitu.
"Eh, siapa yah?" tanya Ana belum mengetahui orang itu.
"Oh iya, kenalin aku Rizky kelas 8D," ucap Rizky duduk dikursi depan.
"Aku Ana," ucap Ana.
"Kamu ngerjain apa?"
"Ini tadi Pak Ian nyuruh aku sama Sam, buat bantuin tugas nya. Ngitung soal - soal ulangan," jelas Ana.
"Sam?" tanya Rizky bingung.
"Iya Sam, dia tuh KM disini, sekaligus temen aku," ucap Ana menjelaskan.
"Ohh, gitu," ucap Rizky singkat.
Ana melihat ke arah jendela, disana ada Sam. Dia berdiri terdiam melihat Ana mengobrol dengan Rizky.***
"Sam, udah beres?" tanya Pak Ian di Kantin.
"Eh bapak, sedikit lagi pak," ucap Sam membayar jajanan nya.
"Kalau udah, simpen ke meja bapak yah,"
"Iyah pak,"Sam berjalan di koridor menuju kelasnya. Ia membeli makanan untuknya juga untuk Ana. Setelah tiba di depan pintu Sam melihat Ana sedang mengobrol dengan seseorang. Ternyata orang itu adalah Rizky. Sam dan Rizky memang sedang tidak akur sejak mereka SD. Ada beberapa masalah yang belum bisa mereka selesaikan. Sam tidak menyangka ia akan satu sekolah dengan Rizky. Apalagi orang yang dia sayang, sedang mengobrol dengan Rizky.
Dada Sam seperti tertusuk, sesak, ia tidak suka kalau Ana mengobrol dengan Rizky. Ia tidak tahu kenapa ia bisa merasakan ini. Sam hanya teman nya Ana tidak lebih.***
Ana lalu memanggil Sam untuk menghampiri Ana.
"Sam!" teriak Ana ke arah Sam yang sedang terdiam.
Sam berhenti melamun dan melangkahkan masuk ke dalam kelas menghampiri Ana dengan Rizky.
"Kamu ngapain disini?" ucap kesal Sam pada Rizky. Menyimpan makanan yang dibeli tadi diatas meja.
Ana hanya terdiam bingung.
"Emang kenapa, gak boleh?" ucap Rizky lalu berdiri di hadapan Sam.
"Pergi kamu dari sini, jangan pernah deketin Ana lagi," ucap Sam dengan nada keras dan mengusir Rizky.
"Kamu siapa ngatur - ngatur? Hah?" ucap Rizky memegang kerah baju Sam.
Sam melepaskan tangan Rizky dari bajunya. Tak tahan dengan emosinya, lalu sebuah pukulan melayang ke pipi Rizky. Rizky memegang pipinya yang baru saja di pukul Sam. Tak tinggal diam, Rizky pun melawannya. Mereka saling berkelahi dikelas.
Ana yang terbingung sedari tadi, berusaha memisahkan mereka. Air mata mengalir deras diwajah Ana. Lalu Ana berteriak.
"Stoooppp...." teriak Ana keras.
Mereka berhenti berkelahi. Lalu Rizky, pergi dari kelas mereka. Dengan beberapa luka diwajahnya. Ana yang air mata nya mengalir, dihapus oleh Sam.
"Udah Na, jangan nangis lagi," ucap Sam menghapus air mata Ana.
Ana menyingkirkan tangan Sam.
"Kamu kenapa sih? Bisakan kalo bicara baik - baik?" ucap Ana kesal dan air mata terus mengalir.
"I-iya, gatau kenapa aku spontan mukul dia. Karena aku gak suka kalo dia ngedeketin kamu," jelas Sam memahan sakit di wajahnya.
"Ya udah nanti aja ceritanya, aku obatin luka kamu dulu," ucap Ana menghapus air matanya, lalu membawa kotak obat. Dan mengobati luka di wajah Sam.Ana mengobati luka Sam, hingga tidak tersisa. Lalu melanjutkan tugas mereka. Sambil memakan makanan yang dibawa Sam tadi. Hingga sore hari, mereka baru selesai mengerjakan tugasnya. Dan menyimpan nya di meja Pak Ian. Setelah menyimpannya, mereka beranjak pulang.
"Yuk Na, pulang bareng aku," ucap Sam mengajak Ana yang masih cemberut.
Ana tidak menjawab hanya mengangguk saja. Mereka menuju halte bus. Dan menunggu bus datang. Selang beberapa menit, bus datang. Mereka segera menaiki bus, lalu pulang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu Kita
Fiksi RemajaWaktu demi waktu berlalu. Walaupun hubungan mereka terpisah dengan jarak, tapi perasaan Sam tetap sama pada Ana. Hingga ia memberanikan diri untuk berjumpa dengan orang tua Ana. Ya, Sam datang kerumah Ana untuk melamarnya. ...