Jeno's guitar Part 01

558 73 0
                                    

Bab 2

Saat kedua mataku terbuka aku melihat tirai putih sekelilingku.




Mimpi.

Belakangan ini kisah hantu mempengaruhi mimpi di tidurku.




Aku terbangun dari jeratan mimpi buruk. Aku bernafas lega, semua yang kualami hanya mimpi belaka.




"Udah sadar?" lelaki dengan senyuman manis yang pernah kulihat detik ini menanyai kondisiku.



Tunggu

Kenapa aku berada di ruang uks?





ada apa denganku hingga terbaring disini.


"Bagaimana aku bisa disini? aku tidak ingat selain belajar dikelas."




Aku merasa linglung. lelaki yang ada disampingku saat ini yang satu-satunya bisa kutanyai soal kondisiku sebelumnya.



"Kau pingsan di depan pintu kelas. Seisi kelas panik melihatmu pingsan begitu saja." Jawabnya.



"Dan juga, makin banyak rumor menyebar kalau ini ulah hantu."


"Jadi, tolong maklumi orang-orang yang tinggal di pedesaan. kami masih mempercayai adanya hantu."



"Tiap tahun kami melakukan tradisi menghormati salah satu siswa yang meninggal di sekolah ini."

"Dia sangat disegani orang sekitarnya. Dicintai, Dikagumi. Semua orang menyukainya."


"Saat kematianya pun. semua orang masih mengingat dia."


"Karena itu semua percaya kalau hantu Sunbaenim masih duduk di kursi itu."


"Semua mengenang kematianya. yang tak diinginkan siapapun."





Aku termenung mendengar penjelasan darinya. antara tidak ingin percaya sama sekali, tapi dari nada bicaranya memaksa diriku untuk mengerti kondisi sekolah ini.

Yang berbicara denganku saat ini

Dia adalah Jeno, Ketua kelas dikelasku.

Dia termasuk jajaran cowok populer disekolah. Semua siswa disekolah ini juga tau kalau dia pandai sekali bermain gitar.

Aku sering mendengar tentangnya dari para kaum hawa di kelasku.








"Itu gitar siapa?"
Aku menunjuk arah gitar yang terlihat aneh berada di ruang uks.



"Iya ini punyaku. tadi sehabis pelajaran seni musik."



"Aku pikir itu punya temanmu."




"Hah? hahaha, bicara apasih, memangnya kau tau apa soal aku."dia tersenyum dan menganggap ini lelucon.



"Tapi dia menatapmu sedari tadi. aku pikir dia temanmu." Aku menegaskan lagi kalimatku.

Jeno mengernyitkan dahi setelah mendengar pernyataan dariku.






"Masa sih?" Jeno menengok. dia tidak melihat siapapun diujung sana.




Dia menyangkal. seolah diruangan ini  yang terlihat hanyalah aku.




dengan mempertahankan senyumnya dia bicara kembali.




"Ei, Kau begini ingin menakutiku bukan? Kau kesal karena aku bicara soal hantu terus ya kan?"

"Tidak. Aku serius."

"Ei, kau ini berlebihan sekali"

"Kau sendiri tidak percaya hantu kan?" Tanyaku.




dia lama sekali menjawab pertanyaanku. padahal itu bukan hal yang sulit untuk dijawab.





"Mungkin." jawabnya singkat.




"sepertinya kau sudah baikan, aku harus ke kelas selanjutnya, bye."

"Jeno"panggilku.




dia menengok.




"Gitarmu tertinggal." lanjutku.





dia mengambil gitar klasik miliknya setelah mendegar ucapanku tadi.
raut wajahnya tidak terlihat senang setelah apa yang sudah kukatakan padanya,



saat aku menakuti dirinya.











Kau pikir aku menakuti Jeno?












Tidak.













Itu sungguh nyata...







To Be continue...

He is The Student Handsome(Ghost) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang