Jeno's Guitar Part 6

405 65 0
                                    

"Noona, Kau pacaran sama kak Jeno?" Jisung bertanya disaat makan malam tiba. Ibu dan nenek seketika menatap kearahku.

"Benar apa yang dikatakan Jisung?" Nenek bertanya padaku untuk meyakinkan apa yang dia dengar dari mulut Jisung.

Ibu menatapku tajam. dia terlihat tidak senang ucapan Jisung barusan.
Aku bukan gadis pintar yang mendapat nilai tertinggi disekolah. Ibu pasti akan marah jika tahu aku pacaran.

"Tidak kok! Aku hanya berteman dengan Jeno."sanggahku cepat.

"Baguslah kau sadar kalau pelajar tugasnya belajar bukan pacaran." Ibuku berkomentar.

"Nenek tidak masalah jika kau pacaran dengan Jeno. dia suka membantu siapa saja yang kesulitan. Ibumu kolot sekali padahal Jeno orang baik." Aku tersedak mendengar pernyataan nenek. kurasa akan mulai perperangan antara ibu dan nenek.

Jisung menatapku takut-takut karena ulah dia bertanya seperti itu padaku.

"Mau sebaik apapun kalo udah pacaran akan lupa belajar. tidak lihat kakaknya jisung ini nggak punya pacar nilainya masih dibawah rata-rata." Ibu menyindirku. Ya memang benar aku tidak bisa menyanggah perkataan ibuku sendiri.

aku cenderung diam dan melanjutkan makan malam ini.

"Jangan pedulikan yang dikatakan ibumu, Aku mendukungmu dengan Jeno." Nenek menepuk-nepuk bahuku sesekali mengusap suraiku.

Dengan senyuman terpaksa aku mengangguk setuju karena itu nenek ku. aku tidak bisa membantah perkataan orang yang lebih tua karena mereka sangat galak.

Ibu terdiam tanpa berkomentar apapun. aku sangat lega ibu tidak membantah perkataan nenek.

biasanya mereka akan bertengkar tapi kali ini ibu menahan semua itu.

Tidak. ini karena dia lebih peduli anak laki-lakinya ketimbang aku.




"Jisung-ah, kau mau aku dihukum ibu ya mengatakan hal itu?" aku mengajak bicara jisung saat ibu dan nenek sudah memasuki kamar masing-masing.

Kini tinggal aku dan jisung yang masih menonton televisi yang sebenarnya sama sekali tidak aku tonton.

Jisung hanya memperhatikan smartphone miliknya. dia bermain game yang sedang booming di korea.

"Aku hanya bertanya saja, kau mengacuhkan aku terus jadi bukan salahku." Jisung menjawab tanpa menatapku. dia terlihat kesal padaku.

"Semua teman dikelasku juga bertanya, aku tidak tahu apapun. aku merasa tertinggal olehmu." Jisung melanjutkan kalimatnya.

"Hah? sejak kapan kau peduli urusanku?" Aku menatap Jisung keheranan.

"Itu karena Kak Jeno terlalu wah untukmu. Noona tidak secantik yang aku pikir jadi aku penasaran apa benar Kak Jeno suka padamu."
Mendengar kalimatnya barusan aku melempar bantal mini ke arah wajahnya.

dia menggerutu sebal dan kembali ke kamarnya.

Dengan penuh kebosanan aku mengganti chanel tv berulang kali.

Pikiranku kembali mengarah Jeno, bahkan aku tidak membalas pesan jeno saat dering notif ktalk berbunyi.

"Noona, kau tidak membalas pesan Jeno." Jisung muncul dari arah kamarnya berteriak kencang hingga terdengar penjuru sudut ruang tamu.

Kebetulan Ibu lewat mengambil segelas air dari arah dapur mulai mengampiriku.

"Kau tidak belajar? jangan hanya menonton tv saja. sudah ibu bilang kan perbaiki nilaimu." Ibu mematikan televisi seolah menyuruhku pindah ruangan.

Ibu menatap ponselku seolah ingin tahu notif ktalk yang sedari tadi muncul.

dengan cepat aku mengambil smartphone miliku dan tersenyum canggung ke arah ibuku. dengan cepat aku melangkah ke kamarku agar ibu tidak memarahiku lagi.

"Noona, kau tidak membalas-" Jisung membuka pintu kamarku begitu saja. belum selesai kalimatnya kulemparkan boneka beruang ke arahnya.

dia diam seribu bahasa. mengambil boneka beruang dan menghampiriku.

mulai duduk di pinggiran ranjang tanpa menatapku sama sekali. dia sangat takut jika aku mengamuk saat ini juga karena ibu mengomeliku dua kali berkat dirinya.

"Mian, aku tidak bermaksud begitu, Jeno-Hyung bertanya padaku tadi."

dengan perlahan-lahan dia menatapku sambil memperlihatkan aegyo nya agar aku tidak marah lagi.

Tapi aku tidak peduli, bagaimana bisa Jisung tau aku tidak membalas pesan Jeno?
Sejak kapan Jisung dan Jeno sedekat ini tanpa sepengetahuanku.

"Lalu bagaimana kau bisa kenal dengan Jeno?" tanyaku.

Jisung mulai menunjukan game yang sering ia mainkan tiap hari.
dan menunjukan ID pemain di game tersebut.

"Apa maksudmu?" tanyaku bingung.

"Ini ID Kak Jeno, aku bermain denganya hampir tiap hari."

"Lalu?" Tanyaku lagi.

"Saat aku login, Jeno hyung sedang online, dia bertanya padaku seperti ini." Jisung menunjukan isi pesan dari Jeno melalui game tersebut.

Aku mendekatkan layar handphone jisung kearahku.

"--Kau sedang bertengkar dengan Kak Jeno?" Tanya Jisung penasaran.

"Apa urusanmu? udah sana, kupikir Jeno bilang apa padamu." Aku mengusir Jisung mendorongnya keluar dari pintu kamarku.

kututup rapat-rapat dan terduduk di depan pintu.

Aku tidak mengerti kenapa aku merasa bersalah pada Jeno saat ini. pikiranku kacau, aku seperti menuduh Jeno melakukan hal buruk karena sikapku yang berubah drastis padanya.







He is The Student Handsome(Ghost) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang