Jeno's guitar part 10

356 59 0
                                    

"Jisung-ah!" aku membuka pintu kamar jisung lagi.

aku tidak peduli, ketakutanku sudah melebihi dari kewarasanku saat ini.

Jisung yang melihatku mendadak datang terlihat panik dan buru-buru mematikan komputernya.

"Noona! sudah kukatakan jangan masuk--"

"Aaaahh aku tidak peduli, pokoknya aku menetap disini. aku tidur di lantai tidak masalah." Aku menggelar selimut di bawah lantai dan menaruh bantal serta boneka teddy bear di sampingku.

"Ada apa? kau terlihat aneh seharian ini" Jisung bertanya padaku.

Justru akan sulit berkata jujur padanya, mengingat dia penakut dan endingnya dia akan menempel terus dan menyalahkan aku telah bercerita seram.

"Ti-tidak. Aku tidak betah di kamar hehe." Aku memejamkan mata segera agar Jisung tidak bertanya lebih lanjut.

"Noona, kau tidur saja di kasur aku yang di lantai." menepuk bahuku berulang kali agar bangun.

padahal aku belum tertidur.

"Tidak, Kau saja." Aku menolak. dia menghela napas panjang saat kupejamkan mata lagi.

Jisung tidak langsung tertidur dia memainkan ponselnya lagi saat kuintip sedang terduduk di depan meja belajar.

Sepertinya dia main game lagi. Apa Jeno mengajaknya bermain?

Rasa penasaran menghantuiku hingga mengintip ponsel jisung dari belakang.

Jisung menoleh kearahku. dia terkejut hingga menjatuhkan earphone miliknya.

"Kaget kirain hantu" Jisung menghela napas setelahnya.

aku fokus pada layar ponselnya. dia bermain game shooting yang terkenal di korea.

Aku masih mengingat ID Jeno di game itu.

"Ijn04? Leejenoo?"

"Kenapa kau menyebut ID kak jeno?" tanpa sadar apa yang kukatakan dalam hati saat mengira-ngira ID Jeno di game itu.

"Bukan urusanmu. aku cuman ingat Jeno punya ID di game itu."

bodoh. kenapa disaat seperti ini aku bertingkah seperti tsundere.

"Ei, Jujur saja noona belum bisa move on dari Jeno iya kan? Aku sudah tau rumor kau ditolak Jeno."
Jisung terseyum mengejek.

sebal.

Kenapa rumor itu cepat sekali menyebar hingga terdengar adikku ini?

Ah iya kelas kami sebelahan. tak heran.

"Jisung-ah kau sedang bersama noona-mu?"

terdengar suara dari earphone jisung cukup terdengar dari jarak dekat karena aku dibelakang jisung.

"Iya hyung dia sepertinya kangen padamu-" aku membekap mulut jisung saat itu juga.

"ANIYA ITU BOHONG JANGAN PERCAYA"

Tanpa sadar aku ngegas dan terdengar suara tawa dari Jeno saat kupasang sebelah earphone milik jisung.

"Hei, Apa kabar?" Saat Jeno mengatakan itu aku membatu.

Bahkan Jisung menyenggol pelan pundakku agar aku menjawab tapi tak ada satu kata pun keluar dari bibirku.

Karena dia tidak mendengar jawaban apapun dariku, dia kembali mengobrol dengan Jisung.

"Jisung-ah ayo kita pindah lokasi kita harus ke safe zone"

"Oke hyung." jisung menarik sebelah earphone dari telingaku namun kucegah.

Dengan bahasa isyarat aku mengatakan karena tidak ingin Jeno mendengarku.

Kuseret kursi hingga menempel pada kursi yang diduduki Jisung.
Aku menatap layar handphone jisung menonton mereka bermain game.

Aku mendengar suara Jeno memandu Jisung. sungguh suaranya bisa membuatku meleleh walaupun hanya lewat earphone.

Pikiranku mulai kacau, tidak seharusnya aku naksir Jeno seperti ini.
dia teman bagiku, Hei aku tidak boleh lengah seperti ini.

"Noona?" Jisung memanggilku. tanpa sadar aku menjambak rambutku karena frustasi.

"Kau gila ya?" lanjut jisung.

"ada apa? dia masih ada disana sung?"
Ingin rasanya aku menjedoti kepala ke tembok.
Jangan tanya bagaimana perasaanku saat ini, kacau balau.

"Iya hyung, dia bahkan tepat.ada.disampingku." Jisung menekankan kalimatnya.

"Ei, sudah larut malam. bilang padanya sebaiknya cepat tidur."

Bukanya kalian yang seharusnya cepat tidur juga. bukan hanya aku yang pelajar disini ya.

"Hyung dia udah denger sendiri kok, sedari tadi liatin aku main." Aku mencopot earphone dan beralih ke kasur.

"Noona, kau bilang mau tidur di lantai?"

"Masa bodo. kau jahat padaku HAH" dengan nada kesal aku memejamkan mata tak peduli omelan Jisung yang menyuruhku kembali ke kamar atau tidur di lantai.

Aku marah bagaimana bisa Jisung mengatakan terus terang pada Jeno?

Nggak mikirin perasaan gadis sepertiku yang lemah ini?

Jantungku rasanya mau melompat dari tubuhnya sendiri.



He is The Student Handsome(Ghost) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang