Prolog | Perjodohan

11.2K 377 6
                                    

Siang ini langit begitu cerah dan bersahabat. Tampak seorang gadis keluar dari rumah sakit. Dia mengenakan jas pendek warna putih lalu manset warna hitam, celana panjang warna putih, dan hijab yang tentunya ia pakai setiap harinya. Gadis itu bernama Almira Adzkiya Nur Aisya, dia adalah seorang dokter di rumah sakit itu. Saat ini ia bertujuan untuk menemui papanya di kantor, karena tadi papanya menelponnya untuk kesana. Dan selesai sholat dzuhur di masjid dekat rumah sakit ia berniat langsung kesana, lagi pula dia juga tidak ada jadwal lagi. Sebenarnya ia juga tidak tahu apa tujuan papanya menyuruhnya kesana?

Tidak butuh waktu lama Almira sudah sampai di kantor papanya. Karena memang jarak antara rumah sakit tempat Almira bekerja dan kantor papanya memang tidak begitu jauh.

"Makasih Pak." Ia turun dari taxi sambil memberikan uang.

"Iya, sama-sama neng."

"Maaf Pak, Papa dimana ya?" kebetulan sekali ia berpapasan dengan sekertaris papanya.

"Eh non Amira. Papa non ada diruangannya." Jawab Pak Hadi dengan ramah. Sebenarnya Almira sudah mengingatkan jangan dipanggil non tetapi Pak Hadi tetap tidak mau, katanya "gapapa non, kan non anak bos saya."

"Makasih ya Pak, saya kesana dulu. Assalamualaikum." Ia langsung pergi menuju ruangan papanya, setelah mendapat jawaban dari Pak Hadi.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamualaikum Pa...." Ucapnya saat ada di depan ruangan Papanya. Walaupun itu ruangan Papanya ia juga harus menjaga sopan santun.

"Waalaikumsalam, masuk saja Al." Tanpa menunggu lama ia segera membuka pintu dan masuk.

"Pa..." Saat masuk matanya menangkap sosok lelaki yang juga seumuran dengan Papanya duduk bersebelahan di sofa sambil asyik mengobrol. Ia juga tidak tahu itu siapa? mungkin rekan bisnisnya kali? batinnya.

"Eh ada temennya Papa ya? maaf Pa ganggu ya, kalau begitu Al keluar aja Pa. Assalam..." Belum sempat menyelesaikan ucapannya sudah terpotong duluan oleh Papanya.

"Nggak kok. Malah kita dari tadi nungguin kamu Al."

"Nungguin Al? Emang ada apa Pa?" tanyanya sedikit bingung, sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Kamu duduk dulu ya sayang." Dengan sedikit ragu ia perlahan duduk di sofa yang berhadapan dengan Papanya dan teman Papanya. Papa mengangguk kepada sahabatnya, pertanda bahwa ia sudah bisa mulai bicara.

"Jadi begini nak..." Ucapannya terhenti, ia lupa nama anak sahabatnya ini.

"Emm... maaf nama kamu siapa nak?"

"Almira om." Jawabnya dengan wajah masih menunduk dari tadi.

"Almira Adzkiya Nur Aisya." Lanjutnya.

"Jadi begini nak Almira, saya mau menjodohkan nak Almira dengan anak saya bernama Haris Al-Fariz." Lanjutnya yang tadi sempat terpotong. Papa Almira hanya tersenyum senang saat sahabatnya berbicara hal itu.

"Apa...?" sontak wajahnya yang dari tadi menunduk berganti dengan menatap papanya dan teman papanya secara bergantian. Setelah sadar ia langsung menutup mulutnya dengan tangannya.

"Kalau nak Almira setuju insyaallah keluarga saya akan datang kerumah nak Almira hari Minggu." Apa? kenapa semua ini begitu mengejutkannya?

"Bagaimana sayang? apakah kamu mau menerima perjodohan ini?" tak ada jawaban dari anak gadisnya, yang di tanya hanya diam tak bergeming.

"Al? apakah kamu baik-baik saja." Pertanyaan Papanya langsung membuyarkan lamunan Almira.

"Emm... kasih waktu Almira dulu ya, Pa." Ia tidak bisa langsung memutuskan secara mendadak, Almira juga butuh waktu untuk berfikir secara matang.

"Yasudah Papa kasih waktu kamu dua hari."
Dua hari pa? Ini menyangkut masa depan Almira, Pa!
Ya Allah, kenapa Almira harus dijodohin sama siapa tadi? Almira lupa. Bahkan Almira saja tidak tahu siapa orang yang mau dijodohkan dengannya. Bagaimana jika tidak sesuai dengan harapan Almira? tetapi bila ini mungkin takdirmu Ya Allah, Almira ikhlas. Pilihan orang tua juga pasti yang terbaik untuk anaknya.

" Perempuan yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik untuk perempuan yang tidak baik pula."
( QS. An-Nur / 26 )

Jadi...

"Semakin kamu memperbaiki kualitas hidupmu, semakin kamu perbaiki pula tingkah lakumu, maka semakin baik pula jodohmu. Karena Allah sendirilah yang akan memasangkan dirimu dengan yang terbaik untukmu."


Menuju Surga KeduakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang