Part 3 | Keputusan (2)

3.9K 201 1
                                    

"Assalamualaikum Abi, Umi, Khansa. Kak Haris pulang nih." Ia membuka pintu lalu menutupnya. Ia baru pulang dari Sulawesi Tengah dan tentunya sekarang ia masih mengenakan seragam kebanggaannya. Mendengar suara itu Abinya pun turun dari lantai atas yang di ikuti Uminya dan Khansa-adiknya.

"Waalaikumsalam, Haris!" Haris menyalami ketiga orang kesayangannya itu.

"Kamu kenapa ngak bilang kalau hari ini pulang. Kan bisa di jemput di bandara." Tanya Abi dan Uminya dan di angguki oleh adiknya Khansa.

"Haris udah gede Abi, Umi. Ngak kayak Khansa." Sindir kepada adiknya yang masih duduk di bangku SMA tersebut, sambil mengacak-ngacak kepala adiknya yang terbalut hijab.

"Paan sih kak, baru juga pulang udah rusuh." Khansa mendengus sebal.

"Sudah-sudah. Sekarang kamu Haris kekamar bersih-bersih, dan kamu Khansa ikut umi masak di dapur buat makan malam."

"Siap, Umi." Kata Haris dan Khansa serempak, sambil mengangkat tangannya hormat.

* * *
"Kak ayo turun Abi sama Umi sudah nungguin buat makan malam." Tegur Khansa pada Kakaknya yang tak kunjung turun ke bawah.

"Eh iya, ayo." Keduanya pun turun ke bawah.

"Lama banget sih, Ris." Kata Uminya

"Hehehe.... iya Mi."

"Sudah-sudah jangan kelamaan, ayo makan Abi sudah lapar nih." Protes abinya yang langsung mengambil satu entong nasi. Haris, khansa, dan Uminya hanya terkekeh pelan melihat tingkah abinya.

Setelah selesai makan Khansa mengambil piring kotor dan mencucinya.

"Ris, ada yang mau Abi sama Umi bicarakan." Ucap abinya serius.

"Tentang apa bi. Ngomong aja sama Haris, kok serius gitu."

"Tentang perjodohan kamu sama anak sahabat Abi." Jelas abinya dan diangguki oleh uminya.

"Perjodohan? Haris nggak mau Bi di jodohin, kayak nggak laku deh. Emang ini jamannya Siti Markonah apa?" tolak Haris.

"Haris!" bentak abinya.

"Abi tau kamu nggak suka di jodohin, tapi nanti pasti kamu senang menikah dengannya. Namanya Almira Adzkiya Nur Aisya. Dia anaknya baik, cantik dan insyaallah dia juga soleha kok, dia anaknya juga berhijab. Jadi sesuaikan sama keinginan kamu."

"Maaf Bi. Kasih Haris waktu dulu ya Bi." Pinta Haris.

"Waktu kamu hanya malam ini. Karena besok kita harus ke Jakarta untuk kamu mengkitbahnya, karena anak sahabat Abi sudah setuju."

"Apa? kenapa Abi sama Umi nggak bicarakan ini jauh-jauh sih?"

"Gimana mau bicarakan ini. Kamu pulang aja baru sekarang." Haris mendengus kesal mendengar penjelasan Abi dan Uminya.

"Udah Kak terima aja." Tiba-tiba Khansa datang.

"Jadi gimana Ris kamu mau kan?" tanya Uminya.

YaAllah bagaimana ini, jawabannya hanya tinggal pada dirinya. Rasanya tidak tega jika ia menolak permintaan Abi dan Uminya yang telah membesarkan ia sampai jadi sukses seperti sekarang.

"Haris mau Bi, Mi." Ia ikhlas pasti pilihan orang tua yang terbaik untuk anaknya.

"Alhamdulillah. Kamu ngak kepaksa kan Ris?" tanya kedua orang tuanya.

"Insyaallah Haris ngak kepaksa. Haris ikhlas, mungkin Allah kirimkan jodoh Haris lewat perjodohan ini."

* * *
Disisi lain Devi yang sedang di rumah sakit sedang menghubungi Almira sahabatnya karena ada korban kecelakaan dan harus segera dilakukan operasi.

Menuju Surga KeduakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang