Part 19 | Satgas Pamtas RI-Mly

1.9K 108 8
                                    

Di barak ini terdiri dari personel pria-pria lajang, ada yang masih pacaran, tunangan, maupun yang sudah menjadi kepala rumah tangga. Kegiatan hari ini adalah pelaksanaan Patroli Patok RI-Malaysia. Patroli Patok merupakan tugas pokok yang harus di laksanakan setiap Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas). Yang bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan, sekaligus mempererat hubungan tali silaturahmi.

Pagi ini kegiatan yang di lakukan oleh para anggota TNI di barak adalah memasak. Mereka memasak tidak menggunakan kompor gas melainkan, tungku yang menyala dari kayu bakar. Di dapur berdinding kayu inilah mereka memasak, dengan peralatan seadanya dan bahan seadanya.

"Dan, cepat dikit napa cuci berasnya. Sudah mendidih ini air." Abian mulai kesal, lantaran Daniel yang tak kunjung selesai mencuci beras.

"Dasar kaleng rombeng. Masih untung Aku mau mencuci beras." Jawab Daniel tak mau kalah.

"Jangan ribut kenapa sih. Masih pagi juga, cepat selesaikan. Habis makan kita itu langsung apel." Selalu Haris yang menjadi penengah antara mereka berdua. Walaupun dia tahu bahwa mereka sebenarnya ribut karena hubungan persahabatan mereka yang sangat dekat.

"Nih makan beras." Daniel memberikannya dengan raut wajah yang tak enak.

"Yeee... biasa aja kali."

"Brukkk..." Haris meletakkan pisau dengan keras, membuat Abian dan Daniel melongo.

"Aku kedepan dulu." Haris berjalan meninggalkan dapur dan menuju teras.

"Busetz, pisau Dan yang di lempar." Kata Abian speechleess sambil mendorong tubuh Daniel.

"Ya, tahu kalau itu pisau. Tapi jangan dorong juga kali." Ujar Daniel dengan membersihkan bajunya.

"Kenapa di bersihin bajunya, najis? di kira anjing apa. Susulin gih." Perintah Abian dan Daniel pun langsung mengintili Haris dari belakang.

"Ohhh... jadi lagi bersihin sepatu." Daniel berinisiatif masuk ke dalam kamar mengambil sesuatu.

"Haris... hehehe." Daniel mulai mendekati Haris yang tengah menggosok sepatu kotornya karena lumpur.

"Kenapa? sudah selesai ributnya?" tanya Haris tanpa menoleh ke Daniel.

"Ihhh, siapa yang ribut. Itu tu bentuk kasih sayang kita, masak kamu nggak ngerti."

"Ya tahu, tapi ya nggak gitu juga kali. Terus ngapain disini, siapa yang bantuin Abi masak?"

"Yaelah Ris. Disini kan nggak cuma kita bertiga, masih banyak yang lain juga yang bantuin."

"Hmmm."

"Oh ya Ris. Kata Abi sekalian nih sepatu Aku sama dia juga suruh gosokin biar kinclong kayak yang pake." Kata Daniel lalu menaruh dua pasang sepatu miliknya dan Abi sambil mengedipkan sebelah matanya. Ternyata tadi Daniel ke kamar dulu untuk mengambil sepatu.

"Idih, mulai gak waras nih. Udah sana bantuin Abi aja sama yang lainnya masak."

"Okke Haris." Daniel pergi memberikan kiss dengan tangannya. Haris melihat dengan tatapan ilfil.

Setelah Daniel pergi dengan meninggalkan dua pekerjaan kepadanya, ia segera membersihkan sepatu miliknya, dan milik kedua sahabatnya dengan cepat karena ia tidak mempunyai waktu banyak untuk saat ini. Selepas itu semua selesai, ia pergi ke kamar untuk mengambil secarik kertas dan polpen untuk menulis surat. Haris memilih menulis di atas pohon sambil mencari signal untuk telepon selulernya.

"Nulis surat buat Umi dulu deh." Gumam Haris setelah berhasil nangkring di atas pohon. Ia mulai menggoreskan tinta polpen itu ke secarik kertas yang ia bawa.

Menuju Surga KeduakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang