Part 18 | Berangkat Tugas

2.1K 109 3
                                    

Almira POV

Hari ini Aku dan Devi berangkat bersama dari Bandara Soekarno-Hatta untuk menuju ke tempat tugas kami, namun akhirnya kami harus berpisah setelah pesawat landing di Bandara Internasional Pattimura, Ambon. Karena kami di tugasin beda daerah, Aku di Langgur sedangkan Devi di Dobo. Aku sedih setelah ldr dengan Mas Haris, sekarang aku juga harus ldr dengan keluarga dan sahabatku selama satu tahun ini. Namun memang ini tugasku, Aku harus memberikan layanan kesehatan yang layak, apa lagi kepada mereka yang berada di pedalaman Indonesia.

Setelah transit aku menunggu penerbangan selanjutnya ke Langgur. Sekarang aku benar-benar seorang diri disini, Devi sudah melanjutkan perjalanan lagi menuju Dobo. Aku melihat jadwal penerbangan ke Langgur lepas landas pukul 16.00 WIT, sayangnya langit mendung tebal dan gerimis membuat penerbangan ke Langgur sedikit delay. Dari Ambon menuju Langgur membutuhkan waktu sekitar 1 jam 15 menit, menggunakan pesawat baling-baling ATR.

Akhirnya ini yang aku tunggu-tunggu, setelah perjalanan panjang dari Jakarta Aku sampai juga di Bandara Karel Sadsuitubun, Langgur. Nama bandara ini di ambil dari nama seorang Pahlawan Revolusi. Dan Bandara ini merupakan pengganti Bandara Dumatubun yang saat ini di alih fungsikan hanya untuk keperluan TNI AU. Aku sedikit tahu tentang hal itu, karena sebelum berangkat kemarin Aku sudah berselancar di internet.

Kota Langgur. Kota ini terasa asing bagiku, Aku tidak pernah sama sekali menginjakkan kakiku di kota ini. Aku menghirup udara yang begitu segar dan asri sesampainya di kota ini, dengan pemandangan yang begitu indah. Sungguh Aku bangga menjadi orang Indonesia.

Disini Aku di tempatkan di Rumah Sakit Rujukan Regional Kota Langgur.

"Dokter Almira yang dari Jakarta ya?" Aku di sambut hangat oleh seorang perempuan yang mungkin seumuran denganku, dari penampilannya seperti perawat di rumah sakit ini.

"Iya, Almira." Jawabku sambil menjabat tangannya.

"Kenalin saya Salwa. Perawat yang akan membantu Bu Dokter."

"Panggil Almira saja, nggak usah pakek Bu Dokter."

"Tapi nggak enak saya nya. Saya panggil Dokter aja ya?"

"Yaudah." Balasku dengan tersenyum, menurutku Salwa orang nya juga asik kalau di ajak ngobrol. Biasanya kan kalau orang baru ketemu pasti canggung.

"Ayo Dok, masuk." Ajak Salwa, Aku hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Salwa  menunjukkan ruangan ku selama bekerja disini.

"Silahkan masuk, Dok."

"Makasih."

"Oh ya, di rumah sakit ini ada berapa dokter?"

"Dari dulu disini cuma ada dokter umum, bidan, dan satu orang perawat yaitu saya dok." Aku miris mendengar cerita Salwa. Apalagi dengan banyaknya penduduk disini, mereka semua di tuntut untuk melayani.

"Memangnya apa nggak ada, orang sini yang mau  jadi dokter, atau perawat gitu?" tanya ku penasaran, namun hanya gelengan kepala yang ku dapatkan dari Salwa.

*  *  *
Perjalananku dimulai disini, setelah dari rumah sakit Aku di antar Salwa menuju tempat tinggal ku selama di sini. Karena rumah Salwa dan tempat tinggal ku di sini satu arah, kami berdua pulang bersama menggunakan sepeda motor yang setiap hari Salwa gunakan bekerja.

Menuju Surga KeduakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang