Part 8 | Married

3.3K 161 1
                                    

Berbagai rangkaian bunga sudah tersusun rapi yang memberikan hawa sejuk bila mata memandang. Dekorasi berwarna putih pun juga sudah siap untuk menyambut pengantin, tak ketinggalan janur kuning juga sudah melengkung di depan rumah Almira, pertanda bahwa sebentar lagi ia akan sah menjadi istri dari seorang tentara yaitu Haris. Ya hari ini adalah hari Minggu dimana pernikahan Haris dan Almira akan berlangsung.

Dari pagi Devi sudah datang di rumah Almira. Almira yang menyuruh Devi untuk menemaninya di hari bahagianya ini. Sekarang Almira yang di temani Devi sedang di rias di kamarnya, saat akad nikahnya ini Almira di balut oleh gaun berwarna putih dan hijab yang sama. Begitupun dengan Haris, hari ini dia juga akan memakai atasan dan bawahan berwarna putih. Namun berbeda nanti saat acara resepsi pernikahannya, Haris akan menggunakan seragam dinasnya dan Almira akan memakai gaun berwarna hijau biar menambah keserasian.

"Udah selesai Mbak." Kata sang perias yang baru saja selesai make up-pin Almira.

"Ohh sudah selesai, makasih Mbak." Ia sedikit merapi-rapikan kerudungnya.

"Sama-sama." Jawab sang perias sambil membereskan alat make up-nya.

"Dev." Panggil Almira pada Devi yang sedang fokus pada layar handphone-nya.

"Iya." Sahut Devi sambil mendongakkan kepalanya.

"Masyaallah. Sahabatnya aku cantik banget." Puji Devi saat melihat Almira begitu cantik saat selesai di make up-pin.

"Hehehe... bisa aja, kamu juga cantik kok."

"Tapi beneran kamu cantik banget, Al." Devi pindah duduk di kursi dekat Almira di rias tadi.

"Udah ah. Aku kan jadi malu." Jawab Almira yang malah di ketawain sahabatnya itu.

"Dev... aku deg-dengan nih." Almira memegang tangan Devi.

"Ihhh tangan kamu dingin banget." Devi merasakan dingin saat tangannya dipegang oleh Almira.

"Aku kan emang gini kalau deg-deg an pasti tangan aku dingin." Jelasnya sambil melepaskan tangannya dari Devi.

"Yaudah gini. Kamu tarik nafas yang panjang..." Perintah Devi dan dilakukan langsung oleh Almira.

"Tarik nafas yang panjang..." Almira dengan perlahan menghirup oksigen yang ada di kamarnya itu.

"Hembuskan perlahan... dari pantat... hahaha... " Devi sukses mengerjain sahabatnya itu sampai tertawa terkikik.

"Males ah jorok." Ujar Almira menghembuskan nafasnya kasar.

"Iya-iya maafin, aku cuma bercanda Al."

Diluar sudah terdengar iring-iringan pengantin, pasti itu dari keluarga Mas Haris sudah datang. Almira mengecek dari jendela kamarnya, ternyata benar Keluarga dari mempelai pria sudah datang. Dengan Haris yang paling depan didampingi Abi, Umi dan di belakangnya adiknya Khansa. Serta kerabatnya yang lain di belakang.

"Duhhh... Dev keluarga Kak Haris sudah datang. Aku makin gugup nih."

"Iya Al, benar sudah datang." Devi ikut mengintip dari jendela kamar.

"Masyaallah anaknya Mama cantik banget." Kata Gina saat berada di ambang pintu kamar Almira.

"Kak Haris dan keluarganya sudah datang sayang. Ayo turun." Kata Gina sambil masuk ke dalam kamar.

"Almira grogi, Ma." Kata Almira gugup.

"Kamu relax aja Al. Nggak usah grogi." Kata Devi.

"Iya kamu relax aja, Mama dulu juga gitu kok." Tambah Gina.

Ketiganya pun turun degan posisi Almira di tengah. Gina di sebelah kanan dan Devi di sebelah kiri.

Sekarang kedua mempelai di pertemukan antara keluarga Haris dan Almira. Mereka duduk bersanding di depan penghulu. Lalu Gina membeberkan selendang di atas kepala Haris dan Almira, yang sebentar lagi Haris akan mengucapkan janji suci sehidup semati untuk hidup bersama Almira di depan semuanya.

"Apakah semuanya sudah siap?" tanya Pak Penghulu memastikan.

"Siap Pak." Kata Angga mendahului dengan suara lantang.

"Siap Pak." Tambah Hasyim.

"Baik kita mulai." Sahut penghulu.

"Bismillahirrahmanirrahim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau Haris Al - Fariz bin Hendri dengan Almira Adzkiya Nur Aisya binti Hasyim Ahmad Azfar dengan mahar 10 gram emas, seperangkat alat sholat, dan uang tunai sebesar 10 juta rupiah, di bayar tunai!" ucap penghulu sambil menjabat tangan Haris.

"Saya terima nikah dan kawinnya Almira Adzkiya Nur Aisya binti Hasyim Ahmad Azfar dengan mahar tersebut di bayar tunai!." Haris menjawab dengan lancarnya.

"Bagaimana para saksi? sah?"

"SAH." Serentak para tamu dan keluarga mengucapkan kata SAH.

"Alhamdulillah." Kata penghulu lalu mendoakan kedua mempelai tersebut. Selesai di doakan oleh Pak penghulu, Almira mencium punggung tangannya Haris, dan Haris membalasnya dengan mencium kening Almira. Setelah mencium kening Almira, kini ia membacakan doa untuk Almira sambil memegang kepala Almira. Selesai membacakan doa kini saatnya mereka berdua untuk tukar cincin.

"Ohhhh tidak jantungku sudah tidak karuan lagi ini. Jantung oh jantung plissss deh jangan lompat- lompat." Batin Almira.

Karena mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri, sekarang saatnya untuk menandatangani buku nikah mereka. Susunan acara selanjutnya adalah sungkeman, yang dimana merupakan suasana paling haru setelah ijab qabul di lakukan.

Haris dan Almira berjongkok melakukan sungkeman kepada keempat orang tuanya yang sudah duduk di kursi panjang. Suasana harupun bercampur aduk dengan rasa bahagia.

"Pa, maafin Almira ya kalau belum bisa jadi anak yang baik dan berbakti." Dengan air mata yang sedikit mengalir di pipinya Almira mencium punggung Papanya ia meminta maaf atas segala kesalahannya selama ini.

"Iya Papa maafin. Tadi saat ijab qabul telah terlaksana dan para saksi berkata sah, saat itulah tugas Papa sudah berpindah pada suamimu. Pesan Papa sayangi ia seperti kamu menyayangi Papa, dan ingatlah marahnya suami adalah marahnya Allah, maka hormatilah dia." Tutur Hasyim dengan mengecup kepala putrinya dengan mata berkaca-kaca, setelah lama ia merawat putrinya sampai juga ia mengantarkan putrinya menuju surga keduanya. Di samping Almira, Haris juga melakukan sungkeman pada Mamanya, kemudian berlanjut ke Abi, dan Uminya secara bergantian.

* * *
Di depan rumah, mobil yang sudah di hias dengan sangat cantik siap untuk mengantarkan Haris dan Almira menuju gedung resepsi pedang pora. Sudah terparkir tiga mobil di depan rumah untuk keluarga pribadinya, dan masih banyak lagi mobil yang dari kerabat-kerabat dekat kedua keluarga tersebut, juga untuk ikut menghadiri resepsi pernikahan mereka berdua.

Dengan gaun panjangnya Almira di gandeng Haris keluar rumah untuk masuk ke dalam mobil yang nanti akan ia setir sendiri menuju gedung resepsi. Begitu serasi mereka berdua dengan tubuh kekar dan gagahnya Haris yang membuat semua orang iri dan wajah cantik Almira dengan anggunnya berjalan beriringan bersama Haris yang membuat semua orang di tempat itu menatap fokus keduanya.

Mereka berdua tersenyum menyapa semua kerabat dan teman-temannya, yang sudah datang ke acara pernikahannya hari ini. Almira melambaikan tangan kepada rekan kerjanya di rumah sakit, dan memberikan saranghaeyo kepada sahabatnya yang juga tersenyum kepadanya. Haris juga melambaikan tangan kepada seluruh kerabat dan teman-temannya yang sudah hadir.

Haris membukakan pintu mobil untuk Almira setelahnya ia segera masuk dan mengemudikannya menuju gedung resepsi.


Menuju Surga KeduakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang