Part 7

6 0 0
                                    


Ian sudah tiba di rumah dia menghelai nafas pelan melihat rumah tampak sepi tanpa suara anak anaknya di ruang tamu " apa mereka masih marah sama gue " ian melepas dasi dan jasnya " maafin daddy yah nak " entah sudah berapa kali ian meminta maaf kepada anak anaknya dia masih merasa bersalah apalagi melihat Saturn dan hanum seperti semalam " dasar iblis licik " ian menutup matanya perlahan sambil memeluk bantal " daddy " ian membuka mata dia mendengar suara nattalia " dad " ian masih diam di tempat kemudian perlahan airmatanya turun " daddy jangan nangis kita ngga marah " ian menangis pelan " dad kita sedih kalo daddy nangis " ian membuka mata kemudian melihat anak anaknya berkumpul di depannya " hiks anak anak daddy " ian pun memeluk mereka berlima sambil menciumi rambutnya satu persatu .

" sekarang daddy fokus kerja aja soal kita gampang " Saturn mengelus lengan ian " inget kan mommy ngga suka daddy menangis " ian tertawa pelan " iya sayang daddy tau itu " hanum memeluk sang ayah erat " kita sayang daddy " anak anak ian memeluk ian erat .

Seola menemani ian meeting Bersama jaka mulai hari ini jaka bekerja sama dengan ian dan juga rosè mungkin akan sering datang ke kantor ian " ola tolong ambil berkas di meja saya yah " seola segera mengambil berkas di meja ian " hai sekretaris baru kenalin gue rosè calon istri sekaligus calon ibu tiri anak anak " seola hanya diam dia tidak menyukai sifat rosè " heh ngga sopan kamu yah " hampir saja rosè mau melayangkan tamparan di pipi seola john datang menahan tangan rosè "anda bukan siapa siapa disini ngerti " john menghempaskan tangan rosè kemudian menarik seola untuk keluar .

" ih gatel kali tuh cewek " irene berpura pura mengaruk tangannya " apa loe bilang " rosè membulatkan mata " kurang jelas ya gue bilang apa loe budeg " irene memandang sinis " eh ada nyonya rosè wijayanto " john datang ke ruangan ian untuk memberikan sebuah kontrak kerja sama " cih loe lagi loe lagi " john hanya tersenyum manis " seharusnya anda tidak disini hmm seperti nya anda cocok di bagian bersih bersih " setelah itu mereka berdua tertawa pelan sambil keluar dari ruangan ian .

" ola kamu disini dulu sebentar saya pusing " setelah meeting ian memijat batang hidungnya " bapak mau saya buatkan sesuatu " seola menawari dengan suara pelan " iya tolong buatkan saya teh gulanya sedikit " ian berdiri kemudian berjalan menuju kaca besar sambil melihat jalanan " baik pak ada lagi " ian mengelengkan kepala " dan satu lagi saya inget tolong usir rosè jika dia ada di ruangan saya " seola hanya mengangguk kemudian keluar " dasar 2 orang itu merepotkan saja ckck jika saja dia tidak mengancam nyawa anak anak ku "

" loh nenek sihir ada disini cih merusak ruangan daddy aja " ucap Saturn sinis sekali " mending pulang deh cari sono sugar daddy yang lain asal jangan daddy yang di ambil " ucap winata yang baru saja tiba di ruangan ian " hmm menarik " nindy mengeluarkan pisau kecil " kalo aja membunuh itu ngga dosa udah gue bunuh loe duluan " hanum berdecak pinggang " udah hey ayo kita ke pantry ngapain urusin jalang ini " kelima anak widiyanto meninggalkan ruangan ian mereka yang tadinya mau beristirahat jadi malas melihat rosè ada disana .

Seola merengangkan badan setelah seharian kerja " ya allah pegel nya " seola menatap layar computer " untung udah selesai alhamdulilah " seola bersiap siap pulang ke apartmentnya " mom jangan pulang dulu ayo ikut kita dinner " seola di hadang oleh winata " loh kalian emang ngga apa apa kalo aku ikut " winata mengangguk mantap " iya mom lagian Cuma kita kita doang janji deh habis dinner kita anter pulang " winata memberikan tatapan melas agar seola mau ikut " ayo mommy cepetan " winata membawakan tas seola kemudian menarik pelan tangan seola menuju lobby jika kalian bertanya dimana ian dia sendiri sudah pulang karena sudah Lelah .

" gimana mom enak kan ini makanan kesukaan kita " seola dan kelima anak widiyanto makan bakso langganan mereka berlima yang letaknya tidak jauh dari kampus mereka " hmm enak kok " kelima anak widiyanto memandang seola teduh " duh mommy kita jadi kangen sama sosok ibu di kehidupan kita " seola tak tega melihat mereka berlima " tenang aja nanti juga ada sosok ibu di kehidupan kalian " nattalia senang melihat seola dia harap bisa seperti ini terus .

widiyanto familyWhere stories live. Discover now