19

1.1K 173 64
                                    









Pagi menjelang dengan embun melayang diudara, memberi kelembapan pada bumi. Taehyung menggeliat dibawah selimutnya, tidurnya nyenyak tak terusik. Ia bangun dengan perasaan tentram. Ia mengingat kejadian semalam, tersenyum adalah respon pertama darinya. Tulang pipinya ternaik keatas. Bayangan semalam merayakan ulang tahun Rose dengan sederhana membuatnya merasa lega.

Netra coklat miliknya menyapu bersih ruangan kamar. Masih sangat pagi memang, diluar masih sunyi dengan langit yang masih setengah memutih. Mentari belum timbul nampaknya. Taehyung menoleh kesamping, dimana ia hanya sendiri di ruangan kamarnya. Ada yang kurang, Taehyung berpikir sejenak. Ah, Jisoo! Dimana istrinya itu? Apa ia berangkat dipagi buta?

Ada kejanggalan, tempat tidur di samping Taehyung tampak rapi. Ia menatap sisi itu, menyibak selimut. Sangat rapi seperti tak ditiduri. Taehyung bangkit, ia memilih membersihkan dirinya terlebih dhulu, baru turun kebawah. Mungkin Jisoo sedang menyiapkan sarapan pikirnya.

Selesai mandi dan berpakaian Taehyung turun, menuruni anak tangga. Tampak seorang pelayan lalu lalang menyiapkan sarapan.

"Nak, duduklah." ucap Nana. Taehyung duduk, di meja makan sudah tersedia segala lauk pauk. Hanya saja bangku milik Jisoo kosong membuat Taehyung bertanya-tanya dalam hati.
"Dimana, Choo?" Nenek bersuara.
"Mungkin masih bersiap, Bu." timpal Nana.

Sementara yang lain percaya akan opsi itu, Taehyung masih tak mengerti dimana Jisoo.
"Anak itu kebiasaan." Nana tampak gelisah, "Biar aku panggil Jisoo dulu, Bu." tambah Nana.

"Bu, biar Rose saja." ucap Rose sudah berdiri, menyuruh Nana kembali duduk.
"Yogi, Rose...." ucapan Taehyung terhenti saat melihat sosok Jisoo masuk tergesa-gesa, Namun ia tertangkap basah. Semua mata menatap kedatangan Jisoo, masih dengan setelan kemarin.

"Jisoo, dari mana?" tanya Nenek menahan marahnya.
"Nek ..." Jisoo mendekat dengan hati-hati, perasaannya tak karuan. Pasti semua yang ada disana terkejut, terlebih Neneknya. Bukankah Jisoo adalah Cucu kesayangannya. Disaat yang lain bersiap untuk menyantap sarapan, Jisoo kembali dengan penampilan habis berpergian. Katakanlah ia pulang dari suatu tempat atau lebih tepatnya bermalam di luar rumah.

Nana menyentuh jemari Ibu Mertuanya mengisyaratkan agar menunda amarahnya, karena saat ini mereka tengah diwaktu sarapan. Anggota keluarga lain baru menyentuh makanannya, tak baik marah dihadapan rejeki, bukan?

Nana menghampiri Jisoo dengan tatapan menghakimi. Akan salah jika Nana bersikap lembek pada Jisoo. Nana membawa Jisoo ke kamarnya.

"Ibu harap kau jujur, Choo." suara Nana tegas.

"Bagaimana dengan kebun binatang?" usul Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana dengan kebun binatang?" usul Jungkook. Rose yang awalnya melamun langsung mengangguk.

Jungkook mengganti sinyal radio yang terpasang dimobil dan gerakan jemari lembutnya menangkap sinyal siaran, terdengar lagu dari solois Korea ternama–IU dengan tembangnya You & I. Rose bersenandung kecil dan dalam beberapa detik berikutnya keduanya bernyanyi bersama, kadang bersahut-sahutan layaknya melakukan duet apik.

Brak ...

Rose menutup pintu mobil, keduanya berpandangan. "Siap berpetualang, Rosie?" tanya Jungkook

Rose mengangguk. "Ready, Sir." jawab Rose. Keduanya terkekeh bersama sebelum seruan dari Rose membuat Jungkook bersemangat menyusul gadis itu, yang sudah mengawali langkahnya.

"Mulai sekarang kegiatanmu akan Nenek awasi!" Jisoo larut dengan pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mulai sekarang kegiatanmu akan Nenek awasi!" Jisoo larut dengan pikirannya.

Beberapa jam yang lalu ia dimarahi Nenek, hal itu berlangsung hingga 2 jam. Jisoo tak berani bersuara, apalagi membantah. Kali ini memang benar Jisoo melakukan kesalahan dan itu tampak jelas dihadapan sang Nenek.

"Jisoo-ah ..." panggilan itu berasal dari Taehyung. Saat ini keduanya tengah menikmati pemandangan di atas hotel bintang lima, dimana terdapat kolam berenang di lantai teratas. Sungguh hal yang sangat jarang, bukan?

Jisoo dan Taehyung digiring Nana untuk menyempatkan diri berkunjung ke hotel tempat pertemuan Nana dan rekan kerjanya.  Jelas itu hanya upaya sang Ibu agar Jisoo dan Taehyung menghabiskan waktu bersama. Keduanya terlihat saling tersenyum, mana tahu keduanya sama-sama memikirkan orang lain.

Taehyung merasa berada di dekat Jisoo terasa lebih flat ketimbang bersama Rose. Ah, Rose ... Gadis cantik itu pasti saat ini sedang asyik bersama Jungkook. Ia juga pandai membuang rasa penasarannya menjadi terlihat baik-baik saja. Meski di ruang kecil hatinya khawatir, jika Jisoo benar akan melukai Taehyung.

Dan hal lainnya, Taehyung merasa sepi, meskipun Jisoo berada di rumah ia tetap merasa terabaikan. Jisoo memilih berdiam diri di kamarnya, entah apa yang Istrinya itu lakukan.

Taehyung berjalan ke taman belakang, kakinya mengalun pelan menikmati kesejukan disore hari. Kaki itu melangkah lebih jauh, keluar dari daerah kawasan rumah keluarga Kim. Bukan Taehyung tak tahu kemana arah tujuannya, tapi ia hanya mengikuti kata hati.

Sampai ia berdiri dibawah rindangnya pohon mangga. Suara ranting dan helaian daun bergemuruh riak diterpa angin. Sapuan udara membuat Taehyung mendongak menatap ke atas. Beberapa waktu lalu ia teringat saat ia menaiki pohon itu. Kenangan itu menyadarkan Taehyung, bahwa tempat itu memang tak asing baginya. Ia dengan mudah melakukan tahap demi tahap menaiki pohon seolah tahu atau pernah melakukan hal yang sama.

Taehyung selangkah maju ke depan, agar lebih dekat. Ia menyentuh batang pohon, perlahan ia naik setapak. Detik berikutnya kaki satunya lagi mengambil posisi lebih tinggi, sampai Taehyung berada di tengah belum sampai pada dahan paling atas.

Duduk sejenak, dari atas jelas ia dapat melihat jika ia jauh dari daratan. Akan terasa sakit jika ia tak sengaja terjatuh. Tangannya meraba tubuh pohon, mencari hal yang menarik. Namun, bukan hal yang menarik didapat, malah lumut menempel pada pohon.

Taehyung tak sengaja mengores letak lumut berada, Taehyung penasaran. Ia mendapat goresan dalam disana. Kali ini ia tanpa ragu menyingkirkan lumut itu.

DEG!

Terpampang jelas tulisan itu, amnesia tak membuat Taehyung buta huruf. Ia bisa menangkap tulisan apa yang terukir disana.

     Tae
Chaengie

Dengan lingkaran cinta melingkupi dua nama itu. Taehyung menyentuh ukiran itu, matanya berair sesuai ingatan dijiwanya. "Chaengie ..." lirih Taehyung. Air matanya menetes tanpa diduga. Taehyung menengadah, menatap langit. Apakah lagi kelabu? Nyatanya tidak, pancaran sinar matahari masih menyapa.

Ia mengusap pipinya yang basah. Taehyung memikirkan, siapa orang yang menulis kedua nama yang terukir disana? Jika bukan ia, tak mungkin Rose. Gadis itu tak mungkin naik keatas sini lalu mengukirnya, bukan? Lalu apa itu adalah perbuatan Taehyung sendiri?

Taehyung terdiam, memikirkan berbagai hal yang melintas di pikiran nya. Kali ini ia mendapat fakta baru. Meski bingung dan bertanya-tanya, tapi Taehyung nampak siap jikalau kenyataan membawanya pada hal yang sebenarnya.




















20 Nov 2019

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang