01

2.4K 270 27
                                    








Suasana ramai siang ini membentang di Kota Aukland, Selandia baru. Kota metropolitan terbesar di Selandia baru. Jam menunjukkan pukul 11 siang.

Anak-anak berseragam sekolah lengkap berlalu lalang berpencar membubarkan diri. Saat yang lain saling berpamitan, ada sesosok anak gadis duduk dengan sabar menunggu sang wali menjemputnya. Roseanne Park atau sebut saja Rose, sedang duduk dibawah pohon rindang tempat teduh. Ia menatap lurus kesamping, pandangannya mencari-cari sosok wanita paling cantik baginya. Ya, siapa lagi kalau bukan Dara Park, ibu kandung dari Rose. Tampaknya beliau sedikit terlambat menjemput untuk hari ini.

Rose bersenandung kecil sembari menunggu jemputan. Kaki kecilnya berayun bergiliran.
"Rose-ah ..." panggil sang ibu sedikit terengah. Sedetik kemudian ekspresinya berubah, ia tersenyum hangat seraya melangkah semakin dekat.
"Maaf kan ibu ya?," katanya dihadapan Rose sambil berjongkok menyamakan posisi duduk si anak semata wayang.

"Mm ..." balas Rose berpura-pura sedang berpikir. Kedua tangannya sudah terlipat didepan dada.
"Baiklah. Tapi ..." lanjutnya lagi menggantung.
"Tapi apa?" tanya Dara menyelipkan anak rambut pada cuping telinga milik Rose.
"Belikan Rose es krim ya, Bu?" rengeknya dengan senyuman membujuk.
"Baiklah. Kau boleh beli es krim juga yang lainnya." balas Dara gemas lalu mencubit pangkal hidung anaknya itu.
"Benarkah?" sahutnya bersemangat langsung bangkit dari duduknya.
"Tentu saja. Kalau begitu, ayo kita pergi." sang ibu tak kalah semangat sudah meraih tangan Rose untuk digandeng.

Sesampainya dirumah setelah sempat membeli es krim rasa vanilla dan pie mangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya dirumah setelah sempat membeli es krim rasa vanilla dan pie mangga. Rose memakannya lahap sampai menyisakan krim diwajahnya.

"Pelan-pelan saja, Rose." tegur Dara memperhatikan putrinya melahap kue dengan rakus. Rose masih sibuk memasukkan sendok kedalam mulutnya.

"Nyam ... nyam ...
ittbuuokappanayyahpuolaangh," Rose berkata berusaha menelan kue nya.

Dara yang melihat hal itu membawakan segelas air untuk Rose. Tak lupa, ia juga membersihkan noda krim pada sudut bibir dan pipi Rose menggunakan tisue.

"Habiskan dulu. Setelah itu baru berbicara." Rose tersenyum mendengar teguran dari ibunya tapi ia tetap menyendok kue itu lagi.

"Ayah kapan pulang, bu? Rose merindukan ayah," tanyanya tak menghentikan kegiatan makannya.

"Nanti malam kita akan makan malam bersama ayah."

"Benarkah? Kalau begitu Rose mau mandi dulu, Bu." Rose menghentikan kegiatan makan kue kegemarannya itu. Ia melangkah gembira bahkan lompat-lompatan kecil menuju kamarnya.

"Ibu ... Rose pakai baju yang ibu belikan kemarin ya?" Rose keluar dengan dress pembelian Dara minggu lalu. Sementara sang ibu hanya mengangguk mengulas senyuman tipis.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang