°° 30 °°

333K 20.6K 1.6K
                                    

Woy sahur! Malah baca wkwk:)
Tpi gpp deh, Hepi riding ye bebqu :*

....

Kajen bolos sekolah. Dia lebih memilih mendengarkan cerita Diska, dan kini ia sudah berada di taman Anggrek, bisa dikatakan taman ini cukup sepi di pagi hari seperti ini. Entah mengapa ketika kakak kelasnya ini meminta tolong padanya hatinya langsung bergetar, dia ingin mendengarnya. Dia ingin tahu apa yang harus ia tolong dan apa yang harus ia lakukan.

"Kakak udah bisa cerita?" Tanya Kajen buka suara setelah lama Diska berdiam dan menangis sesegukan. Lalu tak lama ia mengangguk.

"Maaf buat kamu jadi bolos pelajaran seperti ini. Yang jelas, aku bener-bener nggak tahu harus ke siapa lagi minta tolong," terang Diska.

"Kalo boleh tahu, kenapa kakak bisa kenal aku?" Tanya Kajen sedikit heran dengan ucapan Diska barusan. Jujur, kajen hanya mengenal nama saja.

"Aku liat kamu waktu itu pulang bareng sama David. Dan saat mendengar ternyata kamu pacarnya dia," ungkap Diska membuat Kajen tersentak.

"A-aku sekarang udah nggak ada hubungan apapun sama dia kak. Kakak nggak perlu-"

"Bukan masalah itu yang ingin aku bahas," potong Diska membuat Kajen terdiam.

"Lalu?"

Perlahan namun pasti, Diska mengambil tangan Kajen lalu menuntunnya untuk memegang sesuatu di balik jaketnya. Dan percayalah, seketika mata Kajen terbuka, betapa terkejutnya ia mendapat kenyataan ini.

"Kak Diska..." panggil Kajen lalu mengambil tangannya dan menutup mulutnya rapat rapat.

"Aku hamil," ungkapnya lalu air matanya kembali keluar. Jika di bandingkan Kajen, umur kandungan Diska sudah di bilang sedikit matang, buktinya perutnya sudah membuncit, sedangkan dirinya masing rata dan belum terlihat.

"Aku hamil anak David..." kajen tak kuasa menahan tangisnya lalu memeluk Diska erat-erat.

"Kak," panggil Kajen. Sumpah demi apapun dia tak bisa berkata-kata lagi.

"Aku jadi bahan permainannya, dari sekian banyaknya korban permainan David, aku yang tidak beruntung. Aku hamil anaknya," katanya mulai buka topik, perlahan kajen melepaskan pelukannya.

"Aku juga udah di buang sama orangtua ku," terangnya membuat Kajen menangis terseguk-seguk.

"Aku nggak tahu harus apa sekarang, dan saat aku tahu kalau kamu mantan David, aku mau minta tolong kamu."

"A-apa yang bisa aku tolong kak? Apa bedanya aku sama kakak?" Sela Kajen membuat Diska terdiam mencoba mencerna apa yang dikatakan Kajen.

"Kamu-"

"Aku juga hamil anaknya kak, aku juga," ungkap Kajen mulai membuka luka yang belum sembuh ini. Diska menatap Kajen tidak percaya.

"Maafin aku!" Ucapnya lalu memeluk Kajen. Percayalah, nasib kedua gadis ini sangatlah buruk, sangat-sangat buruk. Membuatnya harus mengalami ini, mengalami masa yang menyulitkan.

"Tapi, aku akan bantu kakak sebisaku," tutur Kajen lalu menatap Diska penuh keyakinan.

"Aku bakal buat dia tanggung jawab atas perbuatannya. Kakak nggak boleh di perlakukan seperti ini," kata Kajen seraya mengusap air mata Diska.

"Lalu gimana sama kamu? Kamu bantu aku, terus nasib kamu-"

"Sudah ada orang yang rela buat tanggung jawab, kak. Dia, berkorban buat aku, dia meyakinkan aku buat tetap hidup dan menjamin masa depanku, aku udah bertemu penyelamatku," ucap Kajen tersenyum tipis lalu memorinya berputar tentang bagaimana Albar menolongnya dari segala macam kesulitannya saat itu.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang