•• 02 ••

507K 28.7K 2.2K
                                    

Albar melangkahkan kakinya memasuki kelas, dan sudah ramai teman sekelasnya berbisik-bisik sampai Albar duduk di tempatnya. Tak lama Senja, gadis yang memang asal jeplak atau to the point tanpa ragu. Dengan cepat ia menghampiri Albar yang sudah membuka bukunya.

"Bar!" Panggilnya, Albar tak menoleh hanya diam sembari terus fokus membaca bukunya.

"Hm, lo pacaran sama Dela?" Tanya Senja to the point membuat pergerakan Albar terhenti yang hendak membuka lembaran selanjutnya. Ia menghela nafasnya pelan.

"Enggak," jawab Albar pelan lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Trus kok lo nganterin Dela balik sekolah?" Tanya Senja lagi lalu duduk di depan Albar mencoba mengorek fakta, sayangnya Albar malah menatapnya datar.

"Berisik!" Tandasnya membuat seisi kelas tertawa karna jawaban yang diberikan Albar pada Senja. Senja langsung mengerucutkan bibirnya kesal. Ia langsung bangkit dari kursinya sembari menghentakkan kakinya kesal lalu menghampiri teman-teman lainnya.

"Kan gue udah bilang, sia-sia lo nanya Albar, Ja," timpal Dinda sembari tertawa.

"Dukun yang bagus di mana sih?" Tanya Senja kesal.

"Lah lo mau ngapain dah."

"Gue pengin guna-guna si Albar," jawab Senja ngasal membuat seisi kelas tertawa kecuali Albar yang menjadi bahan pembicaraan. Dia mendengar, namun tidak peduli. Sudah sering kok ia disindir seperti itu, malas untuk mendengar selanjutnya, Albar melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Mampus lo Albarnya pergi," ucap Dinda.

Tak lama Dela datang dan langsung di hampiri Dinda, Senja yang memang bisa dibilang mbak Gosip kelasnya. Baginya ia harus tahu masalah-masalah atau bahkan issue-issue yang siap untuk di perbincangkannya ke kelas lain sebagai bahan obrolannya ketika istirahat.

"Nah ini dia orangnya yang di tunggu-tunggu datang juga!" Pekik Nada lalu berlari mengejar Senja dan Dinda. Dela yang belum masuk ke dalam kelas langsung ditarik Senja dan Dinda untuk masuk lalu siap mengintrogasinya.

"Eh, apa-apaan nih!" Ucap Dela panik.

"Lo jadian kan sama Albar?! Ngaku loh! Jangan kayak si Albar ya," ujar Senja sembari berkacak pinggang mengingat bagaimana respon Albar ketika di tanya. Dela menyerngitkan dahinya.

"Emang Albar kenapa?" Tanya Dela mengalihkan pembicaraan.

"Jawab dulu pertanyaan pertama!" Sentak Dinda lalu Dela tertawa.

"Enggak, siapa sih yang sebar gosip," jawab Dela apa adanya sembari terkekeh.

"Serius loh! Jan boong," ujar Senja memastikan.

"Emang belum," balas Dela angkuh sembari menyebakkan rambutnya kebelakang. Lalu disitu senyum Senja terbit.

"Belum?" Beonya sembari menyipitkan mata.

"Ahaha udah napa, lo bertiga kayak penggosip tingkat akut anjir. Jijik gue," terang Dela membuat Senja tertawa.

"Alah jijik-jijik lo. Lo biasanya ikut nimbrung juga, nggak sadar diri," balas Nada lalu Dela tertawa dan merangkul ketiganya.

"Dah deh mending belajar!" Finalnya langsung membuat ketiganya menghela nafasnya berat. Beginilah jika mengajak bicara seorang Dela. Belajar dan belajar.

...

Albar melangkahkan kakinya santai, saat ia ingin memasuki perpus, langkahnya terhenti ketika melihat dua orang gadis dan wajah yang satunya begitu familiar, Albar seperti pernah melihatnya. Lalu ia mengingat saat pertanyaan Senja padanya.

24/7 (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang