Prolog

458 29 0
                                    

Happy Reading

Di Sebuah Pulau.....

BOOM...BOOM...BOOM...

"Ahhhhhhhhhhh,,,tolongggg,,,tolongg"

"Cepat selamatkan diri kalian,,,,tinggalkan pulau ini. Angkatan Laut akan melenyapkan pulau ini" Teriak salah satu warga di sana.

DUARRR

BOOMMM

"Keluar kau klan Emberland, serahkan dirimu baik-baik pada kami. Percuma kalian bersembunyi, kami telah memantau dan melacak kalian selama ini" Teriak pemimpin dari pasukan Angkatan Laut tersebut.

DUARRR

Di sebuah rumah yang terletak cukup dalam dari pulau tersebut, terdapat sepasang suami-istri dengan putri kecil mereka yang berusia 5 tahun. Seorang pria dewasa yang menyandang sebagai suami sekaligus Ayah sedang memantau keadaan di luar rumah mereka melalui celah kecil di jendela.

"Bagaimana ini sayang? Apa yang harus kita lakukan? Mereka telah sampai di sini, tidak ada lagi kerabat kita yang hidup untuk membantu kita. Mereka semua telah mati, hanya tinggal kita bertiga saja, tidak ada tempat bagi kita untuk kabur lagi. Aku sungguh tidak ingin klan kita lenyap hanya karena ketakutan Pemerintah Dunia Pusat yang konyol itu". Kata sang istri sekaligus seorang Ibu yang saat ini sedang memeluk putrinya.

"Aku juga sama sepertimu sayang. Jika kita melawan mereka itu sangat tidak mungkin. Mereka sangat banyak, sedangkan kita hanya berdua saja". Ucap sang Ayah.

Diantara percakapan suami-istri itu, ada seorang gadis kecil yang menatap mereka dengan tatapan polosnya dan juga bingung. Bingung karena suara yang sangat ramai di kota dan juga kegelisahan dan kekhawatiran yang terlihat pada wajah kedua orang tuanya.

"Ayah, apa yang terjadi di kota? Kenapa di sana sangat ramai? Apakah para penduduk mengadakan pesta? Dan kenapa dengan wajah Ayah dan Ibu terlihat seperti itu?". Tanya gadis itu polos. Ayah dan Ibu dari sang anak pun saling bertatapan. Lalu Ayahnya pun mendekat kepadanya dan mensejajarkan tingginya dengan putri semata wayangnya itu.

"Kenapa putri Ayah bertanya seperti itu? Memangnya wajah Ayah dan Ibu terlihat bagaimana?" Ucap sang Ayah.

"Wajah Ayah dan Ibu terlihat seperti gelisah dan khawatir?" Ucap gadis itu dengan memiringkan kepalanya ke sebelah kanan.

Ayahnya pun menghela nafas lalu menjawab "Tidak sayang, Ayah dan Ibu tidakn khawatir ataupun gelisah. Dan juga para penduduk tidak mengadakan pesta. Mereka sedang lari dari bahaya". Ucap sang Ayah.

"Bahaya? Bahaya apa?" Ucap sang gadis. Ibunya pun mengusap lembut kepalanya sambil menatapnya. Membuat gadis itu mendongkak untuk melihat Ibunya. "Nanti kamu akan tau sayang, jika umurmu telah cukup" Ucap sang Ibu lembut tanpa melepaskan usapannya pada kepala putrinya.

Gadis itu bingung, akan tetapi dia tetap mengangguk tanda mengerti akan perkataan Ibunya. Sampai akhirnya terdengar suara langkah kaki di dekat rumah mereka. Ayah dan Ibunya langsung bersikap waspada. Kemudian terdengar suara tepat di depan rumah mereka.

"Keluarlah kau Emberland Edward. Serahkan dirimu beserta seluruh orang yang ada di dalam rumah itu. Datanglah baik - baik kemari tanpa perlawanan." Ucap pemimpin pasukan Angkatan Laut itu. Ayah gadis itu a.k.a Emberland Edward pun menatap istri dan putrinya.

"Ayah akan keluar dan menghadapi mereka. Kalian jangan keluar rumah, tetaplah di sini. Jika keadaan memburuk cepat melarikan diri" Ucap Edward yang ditujukan kepada sang istri a.k.a Emberland Anna.

"Apa yang kau lakukan? Jangan berbuat hal yang aneh Edward. Apa kau akan menyerahkan dirimu kepada mereka begitu saja? Aku tidak akan membiarkannya. Jika kau pergi, aku juga akan ikut denganmu!!" Ucap Anna dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

The Only Emberland X One PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang