Part 7 - Drunk

2.7K 238 4
                                    

Jangan lupa beri saran! Vote dan comment! Jangan jadi silent reader apalagi sampai di budayakan. 👌

Happy reading...

✨✨✨

Seulgi melepaskan jaket jeans miliknya dan menyelimuti tubuh Irene, kemudian dengan langkah panik dan pikiran yang kacau dia membopong tubuh kakaknya masuk ke dalam rumah.

"Eoh, eonnie sudah pulanglah? Aku tungguin--" Sooyoung menjeda katanya saat melihat raut wajah panik seulgi dengan Irene berada di atas kedua lengannya.

"Sooyoung, siapkan air kompres!langsung bawa ke kamar joohyun unnie!" Seulgi bergegas membawa Irene ke kamarnya dan membaringkannya dengan posisi senyaman mungkin.

"Astaga kenapa unnie bisa sakit? Bukankah tadi masih baik-baik saja?" Seulgi pun dengan perlahan mengganti baju dan celana Irene tanpa ingin membangunkannya. Dia menggantinya dengan pajama, tepat setelah itu Joy datang.

Joy nampak khawatir, dia meletakkan air kompresan beserta handuk di nakas dan mengarahkan telapak tangannya untuk menyentuh dahi Irene yang panas.

"Seulgi unnie?"

"Ne?" Seulgi sibuk dengan pakaian kotor Irene dan menaruhnya di keranjang, kemudian memeras handuk kecil yang kemudian ditempelkan di dahi Irene.

"Eung..." Irene mengerjapkan matanya dan menggeliat kecil. Dia melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa ini adalah kamarnya. Dan tatapan seulgi, Joy dengan raut resah mereka.

"Seulgi ya..." Panggil Irene pelan. Dia merasakan pusing yang amat luar biasa. Inilah puncak rasa sakit pada kepala Irene setelah menahannya dari kantor hingga ke rumah.

"Wae? Unnie apa kau membutuhkan sesuatu? Apa ada yang sakit? Eoh, ini pasti air kompresan membangunkan unnie ya" seulgi mendekat dan menggenggam tangan Irene. Dia berusaha untuk menghangatkan Irene. Sedangkan Joy menarik selimut sampai batas dadanya.

"Unnie? Gwenchanayo?" Tanya Joy khawatir.

"Ne, gwenchana.. seulgi saja yang berlebihan.."kata Irene yang lebih terdengar seperti bisikan. Suara itu menjadi sangat lemah dan lelah, berbeda saat masih di tempat makan bibi Kim, Irene masih bisa memarahinya dan berteriak dengan suara kencang.

Joy menggenggam sebelah tangan Irene dan berbaring di sampingnya.

"Mwo? Berlebihan? Unnie..!!" Seulgi hendak melepas genggaman tangannya, namun Irene tampak gesit dan menahannya.

"Seulgi," Irene memang tidak bilang apa-apa. Tapi seulgi mengerti dari cara Irene memberi isyarat, dia memegang kepalanya yang terasa sakit. Seulgi langsung mengerti.

"Biar kupijat," seulgi duduk di tepi ranjang dan mulai memijat kepala irene dengan telaten. "Sooyoung ah telepon dokter park sekarang juga." Perintah seulgi. Joy mengangguk namun tangannya ditahan oleh Irene.

"Tidak usah, seulgi ya tidak usah berlebihan begini," bisik Irene yang terlihat lelah.

"Mwo? Apanya yang berlebihan? Unnie harus diperiksa! Ini akibatnya unnie selalu melalaikan apa yang seharusnya unnie lakukan! Padahal kamu butuh istirahat! Tapi kamu selalu memaksa tubuh mu!" Seulgi marah, dia menghentikan aktivitasnya. Irene berusaha menahan air mata, apa salah? Dia hanya tidak ingin semua terlihat begitu heboh. Ini hanya demam biasa.
"Apa salahnya menyuruh dokter park datang kemari sebentar! Aiish kenapa sampai harus berdebat denganmu sekarang!" Seulgi kesal.

"Unnie, jangan marah-marah seperti itu!" Joy memeluk irene, saat melihat seulgi keluar kamar dengan rasa kesalnya. "Unnie, seulgi unnie hanya khawatir.." Irene mengangguk dan memilih untuk tidak membahasnya.

SISTER'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang