Seulgi menarik pintu freezer dan hawa dingin langsung menyapa wajahnya. Dia merasa hidup kembali. Kemudian dia mengambil beberapa kaleng beer dan 2 buah roti untuk makan siang.
'mungkin ini sudah cukup sampai makan malam' batinnya.
Kemudian seulgi pergi ke meja kasir dan mengeluarkan beberapa koin untuk membayar apa yang dia ambil, ahjussi penjaga kasir meminta kartu tanda darinya ingin memastikan bahwa seulgi sudah lebih dari umur untuk bisa minum beer
"Apa?"
"Kartumu"
"Apa wajahku tidak bisa menjadi bukti ? Aku sudah berumur 21 tahun" kata seulgi agak judes.
"Berikan saja kartu tanda penduduk mu"
"Ahjussi saya baru kecopetan semalam! Jadi saya tidak punya apa-apa lagi selagi uang koin ini!"
Ahjussi tampak menghela dan membuang napas. Agak kasihan pada gadis yang tampak brandal di depannya. "Menyedihkan sekali hidup di Korea.."
Seulgi diam dan membuang muka. Setelah barangnya di scan dia berjalan keluar dan meneguk bir itu seperti orang rakus. Perutnya masih kosong dari semalam setelah dirampok, dia benar-benar miskin sekarang.
Seulgi membuang kaleng bir di tong sampah dan merogoh koin yang tersisa di saku jaket jeans nya. "Apa yang harus kulakukan dengan uang ini.. aiishh" dia sangat kesal saat ini. Benar-benar seperti gelandangan saja.
Seulgi mengitari sekitar dan menemukan telepon umum yang dilapisi kaca, "eonnie..." Tiba-tiba saja dia merindukan eonnie tertuanya dan adik-adiknya di rumah. Sudah hampir satu bulan dia pergi meninggalkan rumah. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa orang tuanya sedang keluar negeri memberikan Irene tugas untuk menjaga adik-adiknya, dia sangat ingin pulang.
Tut...
Tut...
Tut...
Tut...
"Yeobseyo" andai saja Irene bisa melihat seulgi tersenyum sambil berusaha menahan air matanya saat ini.
"Eonnie..."
✨✨✨
Seulgi memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar sungai kecil dan berhenti disana sambil melamun melihat airnya yang jernih. Sebenarnya seulgi bisa saja meminta uang pada orang tua juga Irene, tapi itu bukan style-nya. Dia hanya akan pulang jika sudah mendapatkan uang dan berhasil menjual lukisannya lagi.
Seulgi terus berjalan sampai dia berhenti di tempat jalanan bawah tol yang sepi dan luas. Dan banyak mendapat grafiti di sekitar dinding. Bukan itu saja, banyak lukisan yang terbengkalai di semen berdebu itu.
Seulgi tiba-tiba mendapat inspirasi! Dia berlari kembali ke rumah ahjumma yang lumayan jauh dari sini. Ahjumma itu tinggal sendiri, di tempat yang hampir menyerupai sebuah desa. Untungnya masih ada beberapa canvas dan cat disana. Jadi dia mulai melukis kembali.
✨✨✨
"Wendy! Bersiap-siaplah 10 menit lagi kau akan live!" Seru cru di balik pintu kemudian dia pergi lagi. Sedangkan make up stylish nya kembali menata dan memperbaiki hasil riasannya, mana tau ada yang salah.
"Unnniee aku titip banyak permen yaa!!" Seru seseorang di ujung sambungan telepon. Nada manja suara anak-anaknya yang menggemaskan, Wendy jadi ingin ketemu dan mengahadiahkan ciuman bertubi-tubi pada Yeri.
"Tidak boleh sayang, nanti gigimu sakit lagi gimana? Nanti kamu nangis lagi malam-malam, terus cabut gigi lagi loh.."
"Unniiee, pokoknya aku mau! Belikan juga es krim yang banyak! Kalau sakit gigi yah cabut lagi Yerim tidak takut!" Kata Yeri dengan percaya diri.