FIRST

23.6K 423 54
                                    

Mentari sudah menampakkan jati dirinya sendiri. Bahkan sudah sangat terik menyinari dunia.
Tanpa terkecuali dua insan manusia blangka yang sedang kejar-kejaran di pinggir taman dekat kota.

"JISOO TUNGGU!" sang empu punya nama terus berjalan cepat menjauh dari sosok lelaku yang mengajarnya terus-menerus.

"ji tung-"

"APASIH!" ucap jisoo memandang tajam cowok yang berada di depannya sekarang.

"ji dengerin penjelasan gua dulu. Loe itu salah paham tentang gua dan friska sekarang!"

"apa? Salah paham? Cihhhh. Gua nggak butuh penjelasan dari loe lagi jeno!"

"jisoo, please tadi itu friska cuman butuh sandaran saja sama gua. Sebab dia lagi patah hati dengan cowoknya ji. Ngertiin gua tolong,"

"iya jeno. Gua ngertiin loe tapi LOE NGGAK PERNAH NGERTIIN GUA! Sakit jen terus-terusan diginiin sama loe. Bukan sekali ini gua liat loe berdua sama friska, tapi udah hampir setiap hari gua lihat loe berdua sama dia. Apa itu yang di namakan sandaran ha! Apa itu jeno? Jawab gua!" sedetik kemudian jisoo meneteskan air matanya dan itupun segera di hapus kasar oleh jisoo.

Jeno diam saja dan hanya menundukkan kepalanya dalam. Tidak berani menatap jisoo yang sekarang menangis di depannya dan penyebabnya adalah dirinya.

"loe nggak bisa jawab kan jen! Kalau loe udah bosan sama gua mending kita putus," ucap jisoo skrakatis.

Jeno langsung mendongak cepat.

"tapi ji-"

"DAN, mulai sekarang loe nggak ada berhak ngatur-ngatur gua, dekat-dekat gua dan loe nggk boleh seenaknya menelfon gua atau semacamnya. Jauh-jauh dari hidup gua!" ucap jisoo memotong ucapan jeno cepat.

"jisoo!"

"gua permisi!"

Jisoo jalan cepat dan menghiraukan panggilan-panggilan dari jeno yang menyebutkan namanya sendiri.
Jisoo milih bodoh amat sama orang-orang yang pada lihatin dirinya yang sedang menangis di pinggir jalan taman kota.

Jisoo memasuki mobil sportnya cepat.

"bodohnya gua yang masih mengharapkan jeno untuk tidak melakukan hal seperti itu. Tapi nyatanya gua salah, dan keputusan gua sudah bulat. Gua benci loe jeno, GUA BENCI SAMA LOE!!!" ucap jisoo yang berakhir berteriak keras di dalam mobilnya untuk melampiaskan amarahnya sendiri.

Sedangkan di lain tempat.

"pokoknya loe nggak bisa lepas dari gua jisoo. Loe harus jadi milik gua seutuhnya!" ucap jeno yang di akhiri dengan smirk lebih tepatnya seperti seringai jahat.

Jeno meninggalkan taman kota tadi dan beranjak menjumpai friska kembali yang sempat ia tinggalkan di kursi taman arah selatan.

🌹🌹🌹🌹🌹

Jisoo berjalan gusar memasuki rumahnya sendiri.

"jisoo!" panggil papa jisoo yang berada di ruang tengah duduk sendirian.

Jisoo menoleh ke arah papa nya yang memanggil namanya tadi. Seketika senyuman di bibir jisoo mengembang cantik. Sesosok yang ia rindukan selama ini akhirnya datang lagi. Yaah walaupun baru 5 hari di tinggal karena pekerjaan sebagai seorang pemilik CEO di perusahaan propeti di jakarta.

Jisoo lari ke arah papanya dan memeluknya erat-erat.

"papa!"

Papa jisoo yang bernama Levano itu mengelus pucuk kepala anak semata wayangnya sayang.
Levano tampak muda sekali dan disangka-sangka itu adalah pacar jisoo kalau orang yang tidak kenal dengan mereka.

Love Cousin SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang